Maumere, mediantt.com – Aparat keamanan dari Polres Sikka dan Kodim 1603 Sikka, Jumat (26/5) pagi, terpaksa mengevakuasi Jonru Ginting dari Desa Pemana, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka. Begitu tiba di Dermaga 3 Pelabuhan Laurensius Say Maumere, pria yang dituding sebagai penebar kebencian ini nyaris digebuk warga.
Jonru Giting bersama rekannya Anang Herdiana, didampingi Hermansyah, menumpang KM Citra dari Pemana menuju Maumere. Ketiganya dikawal ketat aparat keamanan dari Polres Sikka dan Kodim 1603 Sikka. Kapal motor ini padat penumpang, kurang lebih 70-an orang, tiba di Pelabuhan Laurensius Say sekitar jam 10.15 Wita.
Di dermaga waktu itu tampak terlihat sejumlah aparat keamanan berjaga-jaga. Beberapa warga juga kelihatan ada di sekitar dermaga, berbaur dengan tukang ojek, keluarga penumpang kapal, dan calon penumpang kapal tujuan Pemana.
Laki-laki berkacamata ini turun dari atas kapal motor dengan mengenakan kaus krak berwarna putih. Baru saja menginjakkan kakinya di dermaga, tiba-tiba seorang pemuda bernama Amandus Ratason langsung menyerangnya. Dia hendak melempar Jonru Ginting dengan helm, untung saja masih bisa ditepis seorang polisi.
“Keluar kau Jonru dari Maumere. Jangan bikin rusak daerah ini. Kami di sini hidup sangat bertoleransi. Kami tidak perlu kau datang untuk menebar kebencian di sini. Jangan ganggu kehidupan harmonisasi kami,” teriak pria itu.
Suasana panik. Polisi pun mengamankan warga yang hendak mengamok. Polisi lainnya dengan sigap menggelandang Jonru Ginting pada kendaraan roda empat yang menjemputnya. Jonru Ginting dan dua rekannya langsung dilarikan ke Bandara Frans Seda Maumere.
Beberapa warga ikut menyusul ke Bandara dengan kendaraan roda dua. Mereka berupaya masuk ke ruangan chek-in untuk bertemu langsung Jonru Ginting. Namun upaya mereka gagal karena dihadang petugas keamanan Bandara dan sejumlah polisi.
Tidak puas karena gagal bertemu Jonru Ginting, beberapa warga pun berteriak-teriak mengingatkan Jonru Ginting untuk segera meninggalkan Kota Maumere. Sementara itu aparat keamanan terus mengawal ketat Jonru Ginting hingga berangkat dengan NAM Air pada pukul 14.15. Wita.
Aksi warga yang ribut-ribut di lobi Bandara Frans Seda membuat kaget sejumlah calon penumpang dan pengunjung bandara. Puluhan orang berkerumun di depan pintu masuk ke ruangan check-in untuk melihat pria yang disebut-sebut bernama Jonru Ginting. Namun suasana segera berlangsung kondusif.
Jonru Ginting bersama Anang Herdiana tiba di Maumere melalui Bandara Frans Seda pada Rabu (24/5). Dia dijemput Hermansyah, dan langsung berangkat menuju Desa Pemana melalui Dermaga Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Alok. Pemana adalah salah satu desa yang terletak di wilayah kepulauan. Sebagian besar penghuninya adalah umat Muslim.
Dalam postingannya di akun jonruginting, pria ini menyebut tujuan ke Pemana dalam tim Akrom Foundation yakni melakukan survey dalam rangka rencana penggalangan dana pembangunan gedung LPQ Alfatina.
“Jadi ini misi sosial saudara-saudara sekalian. Kok bisa-bisanya ada provokator yang menuduh saya ke NTT untuk memprovokasi. Janganlah jadi maling teriak maling,” tulis laki-laki dari Karo-Karo Sumatera Utara itu.
Meski sudah menguraikan misi sosial, namun warga di Maumere masih mencurigai kehadiran Jonru Ginting ini dengan misi terselubung. Dalam dua hari, media sosial ramai memperbincangkan sosok ini. Banyak juga yang mengupload ulang postingan Jonru Ginting yang diduga sarat dengan pernyataan-pernyataan kontroversial.
Kapolres Sikka I Made Kusuma Jaya yang ditemui di Bandara Frans Seda Maumere, Jumat (26/5), mengatakan pihaknya sudah memantau aktifitas Jonru Ginting di Pemana. Dia juga terus memonitor reaksi dan tanggapan dari masyarakat di media sosial. Karena itu, katanya, bersama Dadim 1603 Sikka Abdullah Jamali, aparat keamanan selalu antisipatif.
Sejumlah wartawan tidak sempat mewawancarai Jonru Ginting, karena ketatnya pengawalan terhadap pria ini. Para kuli tinta sudah sempat meminta izin Kepala Bandara Frans Seda Yohans Keraf untuk dapat mewawancarai Jonru Ginting yang sudah diamankan di ruang tunggu, namun tidak diizinkan demi pertimbangan keamanan dan ketertiban.
Jonru Ginting akhirnya kembali ke Jakarta dengan menggunakan NAM Air. Sementara bagaimana perkembangan kegiatannya di Pemana belum diketahui hingga kini.
Pelaksana Tugas Kepala Desa Pemana Aloysius Parera menjelaskan, pria memberikan bantuan uang sebanyak Rp 30 juta kepada Hermansyah untuk pembangunan LPQ. Beberapa hari sebelumnya sudah dimobilisasi sejumlah bantuan seperti tasbih dan alquran.
Informasi yang dihimpun, Hermansyah adalah pria turunan Bima, Nusa Tenggara Barat, yang merupakan guru honor pada salah satu SD di Pemana. Belum diketahui jelas bagaimana hubungan Hermansyah dengan Jonru Ginting ataupun lembaga Akrom Foundation yang mendanai kegiatan tersebut. (vicky da gomez)
Ket Foto: Pria yang bernama Jonru Ginting dievakuasi aparat keamanan, Jumat (26/5), karena masyarakat mencurigai kehadirannya membawa misi terselubung di Desa Pemana Kabupaten Sikka.