Honing Sanny Sebut Pemprov NTT Aneh dan Sangat Paradoks!

by -1,056 views

Honing Sanny

KUPANG, mediantt.com – Berita heboh dan viral soal peraih medali emas pertama NTT dari cabang olahraga Muathay, Susanti Ndapataka, yang dijemput dengan mobil pick up, memantik reaksi publik yang beragam. Ada yang marah dan mengutuk Pemprov NTT yang dinilai tidak respek terhadap atlit peraih medali di PON XX Papua. Salah satunya adalah warga NTT diaspora di Jakarta, Honing Sanny. Dia menilai Pemorov NTT aneh dan sangat paradoksal.

“Akhir-akhir ini berita tentang NTT selalu kontroversial hampir dalam semua aspek. Setelah sebelumnya para elite NTT gegap gempita di Semau tatkala covid-19 lagi meninggi, yang membuat dunia maya disuguhi beragam informasi. Saat ini, publik NTT kembali gempar karena di jagat maya beredar foto dan video seorang atlit Muathay Susanti Ndapataka, peraih medali emas pertama bagi NTT di PON XX Papua tanpa sambutan dari Pemprov NTT di Bandara El Tari, Rabu 6 Oktober 2021 pagi. Susanti hanya didampingi pelatihnya meninggalkan Bandara Eltari dengan menumpang pick up setelah sebelumnya KONI NTT memberikan pengalungan sebagai bentuk penerimaan kepada atlit yang pulang bertanding,” kritik Honing Sani.

Mantan anggota DPR RI ini menilai,
NTT memang aneh. Sangat paradoks. Bagaimana tidak! Beberapa hari yang lalu pada saat diumumkan sebagai pemenang dan meraih medali emas perdana bagi NTT dalam laga final yang juga dihadiri Wagub NTT, Ketua DPRD NTT, dan para pejabat elite NTT, semua melompat gembira. Semua haru biru berpelukan karena bangga. “Namun setelah itu dicampakan begitu saja. Tidak ada wajah mereka atau yang mewakili mereka saat penjemputan,” katanya

Paradoks yang lain, sebut Honing, karena publik tahu bahwa Gubernur NTT VBL menyukai olahraga, bahkan pernah tanding ekspedisi melawan Chirst John. Begitu juga dengan Wagub NTT yang bahkan dalam kampanye selalu bercerita mengikuti PON di Surabaya sebagai pemain sepak bola mewakili NTT. “Namun dari pemerintahan yang mereka pimpin kita tidak temukan atensi terhadap olaragawan berprestasi. Padahal dalam video yang beredar, banyak sekali pejabat NTT yang hadir saat Susanti bertanding. Paradoks yang membunuh semangat para atlit karena sering pemimpin NTT selalu kemana-mana pake privat jet. Sementara atlit yang mengharumkan nama Flobamora kalah meriah dibandingkan para artis ibukota yg diundang untuk pentas di NTT saat perayaan ulang tahun. Padahal kepada mereka NTT harus mengeluarkan uang yang besar. Memalukan!” tandas Honing yang saat ini menggeluti profesi Advokad.

Carut Marut Urus Olahraga

Menurut dia, foto dan video yang tersebar hari ini akan berpengaruh terhadap semangat para atlit yang sedang bertanding di Papua. Mereka kehilangan rasa bangga untuk memenangi pertandingan karena perlakuan pemprop terhadap teman mereka Susanti.

“Apa yang dialami Susanti hanyalah potret kecil dari carut marutnya urusan olahraga di NTT saat ini. Bahkan cuma di NTT, kontingan yang berangkat ke PON XX Papua menggunakan SK Gubernur tanpa ada nama Ketua KONI Daerah NTT. Padahal PON adalah gawean KONI,” tegasnya.

Dia menambahkan, meskipun Pemprop NTT lalai namun masyarakat punya cara menghormati pejuang yang menang perang. Susanti tidak sendiri. Di atas oto bak terbuka, didampingi pelatihnya meninggalkan Bandara dengan iring-iringan spontanitas warga yang melakukan konvoi dengan puluhan sepeda motor.

“Kami bangga padamu adik Susanti.
Kamu perempuan Sumba yang hebat. Dengan tenaga sekuat kuda Sumba kau kalahlah lawanmu. Kau buat kami bisa angkat dada sambil berkata: Aku NTT. Jangan kecewa adik. Tetap semangat. Semangati juga kawan-kawanmu atlit-atlit NTT yang sedang bertanding. Motivasi mereka supaya berprestasi dan peroleh medali. Sekali lagi selamat ya nona,” imbuh Honing Sani. (jdz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *