Gubernur VBL Apresiasi GMIT dan Keuskupan Agung Kupang

by -202 views

KUPANG, mediantt.com – Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL), mengapresiasi sikap dan langkah bijak yang dikeluarkan Ketua Sinode GMIT, Pdt. Dr. Mery Kolimon dan Keuskupan Agung Kupang (KAK) yang membatasi dan meniadakan misa selama dua minggu ke depan. Ini sebagai akibat merebaknya penyebaran risiko penularan infeksi Corona Virus Disease atau Covid-19 di Provinsi NTT.

“Bapak Gubernur memberi apresiasi kepada Ibu Ketua Sinode GMIT yang sudah mengeluarkan kebijakan untuk membatasi kehadiran jemaat di gereja-gereja,” tandas Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius, M.Si kepada pers di Kupang, Sabtu (21/3/2020).

Apresiasi yang sama, sebut Marius, juga diberikan kepada Keuskupan Agung Kupang. “Kita juga memberikan apresiasi kepada Keuskupan Agung Kupang yang juga meniadakan misa selama dua minggu ke depan. Kita harapkan keuskupan lain di seluruh NTT untuk membuat kebijakan demi keselamatan umat. Hal ini perlu kami sampaikan kepada masyarkaat NTT untuk tidak anggap remeh dengan virus ini,” ucap Marius.

Menurut dia, dari hari ke hari Orang Dalam Pemantauan (ODP) semakin meningkat. Ini menandakan bahwa penyebaran virus di Indonesia termasuk di NTT sangat eskalatif. “Walaupun status mereka ODP tetapi bukan tidak mungkin suatu saat bisa positif. Karena itu, perlu kita antisipasi dengan cermat untuk melindungi kesehatan masyarakat kita. Selalu kita update setiap saat, ODP adalah warga NTT yang pulang dari provinsi terpapar. Sehingga kita perlu memutus mata rantai dan akan kita kaji secepatnya,” ujar mantan Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT.

Pemprov NTT, kata Marius, sangat mengharapkan agar masyarakat NTT yang tidak memiliki kepentingan yang mendesak untuk tidak bepergian ke luar NTT. “Warga NTT dimohon untuk tidak bepergian. Begitu juga dengan para ASN untuk tidak melakukan perjalanan dinas. Kita harapkan pejabat pemerintah menjadi contoh dan teladan bagi masyarakat. Kita dapat mengisolasi diri, dan menjauhkan diri dari daerah yang terpapar virus,” pinta Marius.

Bagi yang telah melakukan perjalanan ke daerah yang terpapar virus, sebut dia, segera memeriksakan kesehatan agar tidak menular ke orang lain. “Tidak ada jalan lain bagi warga NTT selain mengisolasi diri, seperti yang dikatakan bapak gubernur. Proteksi diri sangat penting karena itu kita telah mengeluarkan beberapa kebijakan diantaranya instruksi kepada masyarakat NTT untuk melakukan social distance,” ucap dia.

Ia menambahkan, “Kita harus menggunakan medsos (media sosial) dengan baik dan jangan berspekulasi. Anggaplah virus itu sudah ada di sekitar kita; agar kita jangan menganggap remeh virus ini.”

Dia juga mengajak warga NTT untuk belajar dari pengalaman masyarakat Italia. “Bisa kita lihat dari negara lain yang terpapar virus seperti Italia. Pada awalnya virus ini disepelekan sehingga pada akhirnya menyebabkan bencana yang luar biasa. Masyarakat NTT diminta untuk selalu bersiaga. Liburan anak sekolah juga dharapkan bukan berarti boleh pergi ke tempat yang ramai, seperti mall dan lain-lain,” katanya.

Kekurangan APD

Kadis Kesehatan NTT, dokter Dominikus Minggu Mere mengaku, berdasarkan laporan dari lapangan ada kekurangan Alat Pelindung Diri (APD). “Sesuai hasil rapat koordinasi (Rakor) yang diikuti seluruh Sekda kabupaten/kota, beberapa poin penting sudah disepakati berdasarkan keluhan di lapangan adalah kekurangan APD. Pemerintah segera menyusun rencana kebutuhan APD. Kita sudah menghitungnya dan tentunya APD tidak hanya di rumah sakit provinsi tetapi juga untuk rumah sakit kabupaten. Karena hal ini sudah masuk dalam kriteria bencana, artinya bahwa kita sudah harus mengambil langkah-langkah seperti menyiapkan anggaran tak terduga,” jelas mantan Dirut RS Prof. Dr. W.Z. Johanes Kupang.

Dikatakan, sekembalinya dari Kupang, para Sekda harus segera memfasiliasi pembentukan Gugus Tugas agar komando dalam mengatasi problem besar ini bisa diambil alih oleh suatu kordinasi yang kuat, dalam hal ini Sekretaris Daerah.

Putus Mata Rantai

Ketua Perhimpunan dokter umum Indonesia Cabang Provinsi NTT, dr Teda Litik mengharapkan, sikap tegas Gubernur NTT untuk memutus mata rantai penyebaran wabah virus Covid-19 di NTT. “Saya minta Pak Gubernur harus cepat putus mata rantai penyebaran virus Covid-19 agar tidak ada yang positif di NTT,” pinta dokter Teda Litik, dari balik gagang telpon.

Dia berharap, kebijakan untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 ini segera diambil. “Cepat diputuskan jalur penerbangan dan jalur pelayaran dari dan ke NTT. Selain itu, dari pusat juga sudah ada imbauan untuk social distancing. Ini akan memutuskan rantai penyebaran dengan cepat dalam dua minggu. Jika saya carier dan saya tetap beraktivitas; ini bisa menyebar ke orang lain. Tetapi jika saya di rumah dan tidak bertemu orang lain dan daya tahan tubuh saya baik maka saya bisa sembuh,” ucap dokter Teda yang pernah bertugas di Timor Leste tahun 1999. (valeri guru/jdz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *