‘Tour de Flores’ Dilaunching, Diprediksi Sedot Rp 20,4 Triliun dari Wisatawan

by -119 views

JAKARTA Tour de Flores (TdF) 2016 ditargetkan menjaring 500 ribu wisatawan mancanegara (wisman) dengan total pengeluaran US$ 1 miliar setara Rp 14 triliun di Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga tiga tahun mendatang. Lomba balap sepeda internasional yang dikombinasikan dengan wisata itu juga diharapkan menyedot 1,6 juta wisatawan nusantara (wisnus) dengan pengeluaran Rp 6,4 triliun. Nah, secara keseluruhan, TdF hingga 2019 ditargetkan menjaring 2,1 juta wisatawan dengan total pengeluaran Rp 20,4 triliun.

“TdF bukan event biasa, bukan sekadar penyelenggaraan lomba balap sepeda internasional, tapi juga bertujuan mengangkat pariwisata Flores dan NTT pada umumnya,” kata Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya pada peluncuran TdF 2016 di Kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta, Kamis (28/1).

TdF 2016 bakal digelar pada 16-26 Mei 2016 dengan jarak tempuh 661,5 km. Lomba berhadiah total Rp 7-8 miliar itu akan diikuti sekitar 230 pembalap dari 20 negara, di antaranya dari Iran, Jepang, Italia, Belanda, Australia, dan Amerika Serikat (AS). Selain balap sepeda, acara ini bakal dimeriahkan kegiatan penunjang, seperti touring atau fun bike, pesta rakyat dan bazar, atraksi budaya, pentas musik, dan kunjungan ke destinasi wisata.

TdF 2016 terbagi atas lima etape, yakni Larantuka-Maumere, Maumere-Ende, Ende-Bajawa, Bajawa-Ruteng, dan Ruteng-Labuan Bajo. TdF adalah lanjutan Tour de Ijen (TdI) Banyuwangi, Jawa Timur yang akan digelar pada 11-14 Mei 2016. Para peserta TdF 2016 menuju Flores pada 16 Mei 2016 via Denpasar setelah berlibur sehari di Banyuwangi. TdF 2016 meliputi kegiatan pra-event (16-17 Mei), event utama (19-23 Mei), dan kegiatan pasca-event (24-26 Mei).

Menurut Menpar Arief Yahya, untuk menyukseskan TdF serta memenuhi target 500 ribu wisman dan 1,6 juta wisnus, diperlukan keterlibatan semua pihak, termasuk pemerintah pusat dan daerah. “Saya mengimbau para bupati di Flores dan sekitarnya turut menyukseskan TdF karena acara ini dapat memberikan nilai tambah ekonomi yang sangat besar bagi rakyat Flores, rakyat NTT, dan rakyat Indonesia secara keseluruhan,” ujar dia.

Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli mengungkapkan, TdF 2016 digelar untuk memperkenalkan Flores ke kancah internasional. Apalagi Flores, terutama Labuan Bajo, telah ditetapkan sebagai satu dari 10 kawasan wisata yang akan dikembangkan pemerintah dalam lima tahun ke depan. “Kami telah membahas berbagai hal dengan wakil gubernur NTT, bupati, dan tokoh masyarakat mengenai persiapan TdF,” tutur dia.

Pemerintah, kata Rizal Ramli, telah menyiapkan berbagai sektor pendukung, seperti infrastruktur dan sarana transportasi. Pemerintah  pun sudah membangun bandara. “Pesawat berbadan lebar bisa mendarat di sana, pemerintah juga membangun jaringan air bersih. Kami sedang menyusun rencana pengembangan infrastruktur apa saja yang dibutuhkan. Sebab, selain Labuan Bajo, ada Kawasan Taman Nasional Komodo dan lainnya,” papar dia.

Chairman TdF 2016 Primus Dorimulu menjelaskan, TdF memiliki keistimewaan dibanding event balap sepeda lainnya, seperti Tour de Singkarak dan Tour de Ijen. “Dalam TdF, jalur balapnya membentang dari timur ke barat Pulau Flores, melewati pantai hingga pegunungan bersuhu minus 20-32 derajat Celcius,” tutur dia.

Primus menambahkan, jika pada Tour de Singkarak hanya ada dua kelok, yakni kelok 9 dan kelok 44, pada TdF jumlahnya lebih banyak lagi. “Tantangan di TdF lebih banyak, ada lebih dari 10 king of mountain yang harus dilalui dan ini disambut antusias para peserta karena mereka bisa mendulang poin dari sana,” tandas dia.

Wakil Gubernur NTT Benny Alexander Litelnoni menyatakan apresiasinya kepada pemerintah pusat yang sangat antusias mengangkat potensi pariwisata NTT dan berkomitmen menyukseskan TdF 2016. “Dalam kesempatan ini, kami juga mengungkapkan komitmen politik dari pemda untuk mendorong pertumbuhan pariwisata di NTT,” ujar dia.

Beny mengatakan, besarnya ikatan kekeluargaan dan persaudaraan masyarakat NTT menjadi nilai lebih yang dapat ditonjolkan untuk mengembangkan pariwisata di NTT. “Memang perlu terobosan-terobosan untuk memunculkan potensi tersebut, salah satunya melalui TdF. Kami sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang berinisiatif menggelar TdF ini,” ucap dia.

Otoritas Pariwisata

Menpar Arief Yahya mengemukakan, pemerintah akan membentuk Badan Otoritas Pariwisata Komodo Labuan Bajo untuk mengelola pariwisata di sekitar Komodo, Labuan Bajo, dan Flores. “Tujuan dibentuknya badan ini adalah agar satu destinasi dikelola hanya satu manajemen, sehingga pembangunan dan pengembangannya bisa terkoordinasi dan lebih efektif,” kata dia.

Menpar menjelaskan, badan otoritas tersebut akan bertanggung jawab untuk membangun infrastruktur dari Manggarai Barat hingga Larantuka. Badan itu juga bertugas menarik investasi di kawasan tersebut. “Bagi bupati-bupati di Flores yang memiliki landbank, kami mengimbau agar menyerahkannya kepada badan otoritas yang nantinya digunakan untuk mengembangkan kawasan wisata. Landbank ini akan diganti dengan penyertaan modal di kawasan yang bakal dibangun,” ujar dia.

Arief Yahya optimistis TdF masuk dalam lima besar penyelenggaraan balap sepeda dunia yang dikombinasikan dengan wisata. Panjangnya rute sekaligus beratnya tantangan menjadi poin lebih yang dapat mengangkat TdF  ke level dunia.

Tour de Singkarak yang digelar beberapa waktu lalu masuk lima besar dunia. Jadi, tidak akan terlalu banyak menemui kesulitan berarti bagi Tour de Flores untuk menyodok urutan lima besar dunia,” tandas dia.

Menurut Menpar, Kementerian Pariwisata siap mempromosikan TdF di dalam dan luar negeri. “Kami akan promosikan TdF ke seluruh Indonesia dan dunia. Saya punya lebih dari 30 ribu slot TV internasional,” tegas dia.

Dalam kesempatan tersebut, Menpar juga mengumumkan lomba menulis yang berkaitan dengan TdF 2016. Lomba berhadiah total Rp 500 juta itu akan dibagi dalam tiga kategori, yakni video, foto, dan tulisan. “Nantinya dipilih satu yang terbaik dan akan menerima hadiah Rp 100 juta. Ini lebih besar dari hadiah Adi Negoro sebesar Rp 50 juta,” tutur Menpar yang berharap TdF turut mendorong tercapainya target 12 juta wisman dan 260 juta wisnus secara nasional tahun ini.

Menko Maritim Rizal Ramli menegaskan, para kepala daerah di NTT harus mendukung TdF dan pengembangan industri pariwisata di provinsi tersebut. Dengan adanya ajang tersebut, masyarakat NTT akan menikmati nilai tambahnya. “Sektor pariwisata adalah andalan kita dalam mendulang devisa dan bisa menjadi motor pertumbuhan ekonomi. Sektor pariwisata sangat efektif mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran,” tandas dia.

Namun, Rizal Ramli mengingatkan, besar atau kecilnya manfaat yang akan diperoleh rakyat NTT dari sektor pariwisata sangat tergantung kebijakan dan kepedulian para kepala daerah. “Jangan ada cerita TdF tidak memberikan manfaat kepada rakyat Flores, itu tergantung kepala daerah. Yang jelas, nanti yang jual suvernir harus masyarakat lokal,” ujar dia.

Rizal mengakui, agar memberikan nilai tambah tinggi kepada rakyat setempat, turis yang datang ke Flores harus tinggal lama, minimal tiga hari. “Semakin lama tinggal, semakin besar pula pengeluaran para turis. Mereka akan berbelanja suvenir, makan, dan berkegiatan lain. Inilah yang akan mendatangkan nilai tambah bagi masyarakat lokal. Jika tidak tinggal lama dan tidak berbelanja, pengeluaran turis habis hanya untuk biaya akomodasi,” tutur dia.

Itu sebabnya, menurut Rizal Ramli, para bupati di Flores atau NTT secara umum harus ikut menggalakkan promosi pariwisata, termasuk untuk penyelenggaraan TdF 2016. “Para bupati mesti meningkatkan dana promosi wisata agar objek-objek wisata di Flores, khususnya, dan NTT pada umumnya, bisa diketahui dunia. NTT punya banyak sekali objek wisata sangat indah, namun tidak diketahui dunia. Promosi berperan sangat penting dalam industri pariwisata,” kata dia.

Jalan Diperbaiki

Sementara itu, Staf Ahli Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Lana Winayati mengatakan, Kementerian PUPR akan memastikan jalan nasional di ruas Labuan Bajo-Larantuka sepanjang 681 km selesai diperbaiki sebelum ajang TdF 2016 digelar.

“Kementerian PUPR juga bakal menyiapkan infrastruktur dasar lain menjelang acara tersebut, terutama infrastruktur pendukung, seperti kondisi jalan yang akan dilalui peserta TdF, kualitas pelabuhan, bandara, infrastruktur air minum, sanitasi, dan lainnya. Tadi juga dicek ketersediaan penginapan dan industri di sekitar yang bisa mendukung event TdF,” papar dia.

Lana menjelaskan, jalan nasional lintas Flores melewati daerah Larantuka-Maumere-Ende-Bajawa-Ruteng-Labuan Bajo. Jalan sepanjang 681 km dan lebar 4 meter ini akan dilintasi para pembalap peserta TdF 2016. Saat ini, jalan sepanjang 290 km dalam kondisi rusak, masing-masing 140 km kondisi sedang dan 150 km rusak ringan.

“Kategori sedang itu hanya perlu pemeliharaan, rusak ringan itu ada lubang, dan rusak berat itu yang perlu perbaikan besar. Kami harapkan jalan nasional sudah siap 100% sebelum TdF digelar,” tegas dia.

Menurut Lana, perbaikan jalan nasional tersebut akan masuk program Kementerian PUPR dalam mendukung kawasan pariwisata Indonesia. Anggaran perbaikan jalan itu juga bakal masuk program nasional Kementerian PUPR. “Anggaran ini kan sudah masuk prioritas karena termasuk salah satu kawasan pariwisata. Atas arahan Pak Menteri PUPR, kami akan dukung destinasi pariwisata dan Kawasan Strategi Nasional,” tutur dia.

Menpar Arief Yahya mengatakan, TdF 2016 akan sangat efektif mempromosikan pariwisata NTT yang bertekad menjadi provinsi pariwisata sesuai motonya, New Tourism Territory (NTT). “Sport tourism sangat efektif sebagai sarana mempromosikan daerah tujuan wisata agar lebih dikenal ke mancanegara. Banyak ajang sport tourism internasional, seperti Olimpiade, World Cup, maupun MotoGP diperebutkan banyak negara karena memberikan nilai tambah ekonomi yang besar,” ujar dia.

Arief Yahya mengungkapkan, Indonesia memiliki sejumlah ajang sport tourism internasional, antara lain Tour de Singkarak, Tour de Ijen, Bintan Triatlon, serta Jakarta Marathon yang kesemuanya mampu meningkatkan kunjungan wisatawan.

Dia mengakui, pengalaman menggarap sport tourism tersebut menjadi salah satu pertimbangan mengapa Indonesia dipilih menjadi tuan rumah ajang sport tourism internasional balap sepeda motor, MotoGP 2017, yang akan berlangsung di Sirkuit Sentul, Bogor dan Asian Games 2018 di Palembang.

Menurut dia, NTT memiliki potensi besar di sektor pariwisata karena memiliki daya tarik budaya dan alam berkelas dunia, antara lain Danau Kalimutu dan Komodo di Kawasan Taman Nasional Komodo. Ajang TdF juga sangat efektif mempromosikan Labuhan Bajo sebagai satu di antara 10 destinasi wisata prioritas yang tengah dikembangkan pemerintah. Khusus tahun ini saja, lewat ajang TdF, kunjungan wisman ke Flores ditargetkan mencapai 100 ribu.

“TdF 2016 merupakan kegiatan promosi dengan pendekatan BAS (branding, advertising, dan selling), khususnya branding dalam Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia,” tandas dia. (*/invd/sp/jdz)