Potensi Wisata Maritim NTT Patut Dikembangkan

by -142 views

Kupang, mediantt.com — Potensi wisata maritim di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dinilai dapat dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. NTT memiliki panjang garis pantai ± 5.700 kilometer (km) dan luas laut 15.141.773,10 hektare (ha), dengan berbagai potensi kekayaan laut yang siap dieksploitasi setiap saat.

“Potensi ekonomi tersebut sangat menjanjikan prospek kinerja perekonomian daerah apabila dikelola secara baik, sehingga dapat meningkatkan penghasilan perekonomian keluarga dan masyarakat dapat keluar dari kemiskinan,” kata Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Bidang Perbankan dan Finansial, Rosan P Roeslani, pada rapat koordinasi Kadin Pusat dengan Kadin NTT di Hotel Aston Kupang, Sabtu, (27/6/2015).

Roeslani menjelaskan, saat ini Provinsi NTT didukung oleh tiga kegiatan ekonomi utama, yakni pariwisata, perikanan, dan peternakan. Tiga kegiatan ekonomi itu memberi kontribusi yang cukup signifikan terhadap penghasilan daerah, yaitu sebesar 56 persen. Sektor perikanan, pertanian dan kehutanan juga sangat menjanjikan, karena memberi pertumbuhan ekonomi NTT 2014 tak kurang dari 20 persen.

NTT juga dinilai memiliki daya tarik cukup besar bagi para investor, sebagaimana tercermin pada pertumbuhan investasi di NTT pada 2014. Kadin percaya bahwa ke depan, perekonomian NTT akan terus berkembang, karena saat ini pemerintah sedang giat melakukan pembangunan infrastruktur untuk mendukung pontensi percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia, termasuk NTT.

Rencana pemerintah untuk mendorong pembangunan ekonomi maritim, terutama di kawasan timur Indonesia diperkirakan dapat membuat Kupang sebagai kota pesisir di wilayah tenggara Indonesia. Harapan tersebut didasarkan atas informasi-informasi antara lain, perdagangan dunia diperkirakan akan meningkat 2,5 kali pada 2025, dengan nilai mencapai US$ 30 triliun.

Perkembangan tersebut dengan sendirinya akan memberikan peluang kepada NTT untuk membangun armada kapal dan sistem pelabuhannya yang baik.

“Semakin besarnya kapal-kapal (generasi IV, V, dan VI), kapal-kapal tersebut semakin sulit melintasi Selat Malaka, sehingga harus mencari rute alternatif, yaitu melalui Samudra Hindia (sebelah Barat Sumatera) dan wilayah ALKI III, yang meliputi Selat Timor dan ke utara melalui Laut Banda dan Laut Maluku. Ini merupakan peluang bagi NTT untuk membangun pelabuhan-pelabuhan besar yang bertaraf internasional,” ujarnya.

Sementara itu, pengamat ekonomi, Didiek J Rachbini, mengatakan, sejak triwulan-1 2014, perekonomian NTT terus mengalami perlambatan. Pertumbuhan ekonomi NTT di triwulan-1 2015 berada di bawah provinsi lainnya di wilayah Bali-Nusa Tenggara dan di bawah pertumbuhan nasional.

Hal itu disebabkan karena keterlambatan penyiapkan sumber daya manusia (SDM).

Menurutnya, perlu mendorong pertumbuhan ekonomi di bidang pariwisata, dengan dukungan pemerintah dan masyarakat untuk menerima investor, baik dalam negeri maupun luar negeri.

“Investasi swasta akan membawa dampak lebih besar pada penyediaan lapangan kerja, menumbuhkembangkan perekonomian masyarakat, mengurangi angka pengangguran dalam jumlah banyak. Hal itu dengan sendiri akan memberi kesejahteraan ekonomi masyarakat sekitar serta masyarakat NTT untuk keluar dari kemiskinan,” katanya. (sp/jk)

Foto : Ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *