Mendesain Kemasan Pangan Lokal Menuju MEA

by -179 views

Kupang, mediantt.com – Menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada Desember 2015, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT, menggelar pelatihan desain kemasan produk/hasil kerajinan bagi usaha/industri kecil dan menengah. “Pelatihan ini bernilai strategis, karena akan memberikan manfaat besar bagi kesejahteraan rakyat NTT. Dan, sub-sektor ekonomi kreatif pariwisata khususnya industri kuliner menjadi salah satu sektor unggulan,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, Dr Marius Ardu Jelamu, dalam sambutannya yang dibacakan Sekretaris Dinas, Welly Rohi Mone, pada Pelatihan Desain Kemasan Produk di Hotel Papa John’s, pekan lalu.

Ia menjelaskan, potensi produk pangan lokal yang menjadi bahan baku industry kuliner ada dan menyebar di semua wilayah NTT, dengahan segala produk yang bervariatif seperti, kripik singkong, anggur pisang, emping jagung, kopi flores, madu timor, kacang gula, kue cucur, kue rambut, gula lempeng, daging asap/sei, jagung titi dan masih banyak lagi. “Semua ini memiliki pangsa pasar yang cukup luas hingga ke luar negeri,” ujarnya.

Di sisi lain, sebut dia, produk kuliner dengan bahan baku pangan lokal amat sensitif karena mudah mengalami kerusakan dan kontaminasi yang berdampak terhadap mutu dan keamanan produk yang dihasilkan. “Untuk itu upaya proteksi mutu dan keamanan produk atau hasil kerajinan, perlu dilakukan melalui kemasan yang baik, dan menarik karena memasuki era MEA, kita harus mampu meningkatkan daya saing produk yang kita hasilkan,” tegasnya, mengingatkan,

Yang harus juga diperhatikan, lanjut dia, adalah tampilan kemasan dan keamanan produk selama proses distribusi dan penyimpanan. “Inilah pentingnya kegiatan pelatihan desain kemasan produk/hasil kerajinan ini dilakukan, agar memberikan wawasan dan pengetahuan tentang manfaat penggunaan kemasan, juga keterampilan teknis desain kemasan produk pengolahan pangan. Selain itu, meningkatkan daya saing mutu kemasan dalam pemasaran, dan memotivasi dan memfasilitasi pengusaha/pengrajin dalam pengembangan variasi kemasan yang baik bagi produk dan hasil kerajinan.

“Saya meyakini bahwa sector ekonomi keratif yang berkaitan dengan industry kuliner pangan lokal, dan produk-produk lanjutannya, merupakan salah satu sector yang menjanjikan bagi masyarakat, dan meningkatkan pendapatan ekonomi pengusaha dan pengrajin produk lokal,” katanya.

Ketus Panitia Filogoneus Neonbasu dalam laporannya menjelaskan, pelatihan ini diikuti oleh sedikitnya 60 orang peserta, dengan komposisi 38 orang non pegawai negeri sipil dan 22 orang PNS. Rinciannya, sebut dia, Kota Kupang 10 orang, Kabupaten Kupang 10 orang, Belu 10 orang, Malaka 10 orang, Alor 4 orang, Sumba Timur 4 orang, Rote Ndao 4 orang, dan Sabu Raijua 4 orang.

Sedangkan yang menjadi narasumber dalam kegiatan itu, antara lain, narasumber pusat; Andry Basri MSN, staf pengajar Itenas Bandung, membawakan materi tentang “Penganar Konsep Kemasan dan Labeling”, dan Tulus Martua Sihombing, tenaga ahli Industri Kabupaten Karawang, Jawa Barat, yang membedah tema “Fotografi dan Kemasan”. Sementara narasumber daerah; Dr Jelamu Ardu Marius, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NT menyorot soal “Pembangunan Pariwisata NTT”, dan Nurhayati Alwi, Wiraswasta di Labuan Bajo, Manggarai Barat, yang mengulas soal “Penerapan pada Kemasan”.

“Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan kualitas produk bernilai jual tinggi dan berdaya saing di pasaran, juga memperkaya wawasan tentang makna dan fungsi produk yang dimiliki,” kata Neonbasu yang juga Kasie Desain dan Arsitektur Dinas Pariwisata NTT. (jdz)

Foto : Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, Dr Jelamu Marius.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *