Kisah di Balik Kemegahan Katedral Jakarta

by -186 views

JAKARTA — Gereja Katedral Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga Jakarta berdiri kokoh lebih dari 100 tahun, bersebelahan dengan Masjid Istiqlal. Kedua rumah ibadah ini setiap hari begitu ramai dikunjungi oleh umatnya masing-masing atau pun oleh para wisatawan yang ingin menyaksikan kemegahan kedua bangunan tersebut.

Katedral merupakan gereja Katolik pertama di Batavia, dan merupakan sumbangan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendles yang terletak di daerah Sawah Besar, Jakarta Pusat. Gereja itu didirikan tahun 1810 oleh Komisaris Jenderal Leonardus Petrus Josephus Burggraaf Du Bus de Gisignies yang kala itu berjasa untuk mengusahakan tempat yang baru untuk mendirikan gereja di sudut Watetloopin (kini Lapangan Banteng).

Ada banyak peristiwa yang mewarnai gereja ini. Tahun 1924, untuk pertama kalinya seorang Uskup ditahbis dalam Gereja Ketedral yaitu Mgr Antonius van Velsen SJ. Tahun-tahun berikutnya sidang pertama Majelis Agung Waligereja Indonesia (saat kini Konferensi Waligereja Indonesia) dalam Katedral.

Gereja bergaya neo-gotik ini bentuk dasarnya terdiri dari salib sepanjang 60 meter, lebar bagian utama 10 meter ditambah 5 meter di setiap sisinya. Pada pintu masuk utama terdapat patung Santa Maria, dengan tulisan bahasa Latin ‘Beatam Me Dicentes Omnes Generations’ yang berarti ‘Segala keturunan menyebut aku bahagia’.

Gereja Katedral memiliki tiga menara. Pertama, Menara Anggelus Dei, terletak di atap bagian tengah mempunyai ketinggian 45 meter dari dasar bangunan gereja. Kedua, Menara Benteng Daud, terletak di sisi kanan kiri pintu masuk utama mempunyai ketinggian 60 meter. Ketiga, Menara Gading, terletak di sisi kanan pintu masuk utama dengan tinggi 60 meter. Selain itu, di antara menara Benteng Daud dan Benteng Gading terdapat jendela kaca bundar yang dikenal dengan sebutan Rozeta.

Gereja yang menjadi kebanggaan umat Katolik Indonesia biasanya dihadiri 1.000 lebih umat di ruang utama dan balkon pada hari Minggu biasa. Namun pada hari raya seperti Natal dan Paskah bisa menampung 3.000 umat.

Eksterior Katedral

Arsitektur gereja dibuat dengan gaya neo gothik. Denah dengan bangunan berbentuk salib dengan panjang 60 meter dan lebar 20 meter. Pada kedua belah terdapat balkon selebar 5 meter dengan ketinggian 7 meter. Konstruksi bangunan ini dikerjakan oleh seorang tukang batu dari Kwongfu, China. Konstruksi bangunan ini terdiri dari batu bata tebal yang diberi plester dan berpola seperti susunan batu alam. Dinding batu bata ini menunjang kuda-kuda kayu jati yang terbentang selebar bangunan.

Ada 3 menara di Gereja Katedral, yaitu: Menara Benteng Daud, Menara Gading dan Menara Angelus Dei. Menara ini dibuat dari besi. Bagian bawah didatangkan dari Nederland dan bagian atas dibuat di bengkel Willhelmina, Batavia.

Di menara gading terdapat jam yang pada mesinnya tertulis Van Arcken & Co.

Lonceng: Pada menara Benteng Daud terdapat lonceng yang dihadiahkan oleh Clemens George Marie van Arcken. Pada menara Gading terdapat lonceng yang lebih kecil dan disumbankan oleh Tuan Chasse. Lonceng yang terbesar bernama Wilhelmus yang merupakan hadiah dari Tuan J.H. de Wit.

Patung Kristus Raja: berada di halaman depan gereja.

Goa Maria: Bentuk fisiknya mirip dengan Goa Maria di Lourdes Perancis. Goa ini terdapat di halaman samping gereja.

Pintu Masuk Utama: terdapat patung Maria dan ada tulisan Beatam Me Dicentes Omnes’ yang berarti “Semua keturunan menyebut aku bahagia”.

Rozeta: merupakan jendela bercorak Rosa Mystica sebagai lambang dari Bunda Maria. Benda ini terletak di atas gerbang utama.

Interior Katedral

Pada pintu utama terdapat sebuah batu pualam yang isinya hendak memberitahu bahwa gereja ini didirikan oleh Arsitek Marius Hulswit 1899-1901. Pada tembok sebelah selatan terdapat pualam putih yang menjelaskan bahwa gedung ini digambarkan oleh Antonius Dijkmans. Pada sisi kiri terdapat monumen “Du Bus” yang dibuat di Belgia dan dipersembahkan kepada umat katolik.

Ruang Umat:

– Pieta: replika dari karya Michaelangelo yang menggambarkan Maria yang memangku jasad Yesus setelah diturunkan dari salib.
– Lukisan Jalan Salib: dilukis di atas ubin yang dibuat oleh Theo Malkenboet.
– Mimbar pengetahuan: hadiah dari Imamat Mgr Luypen yang didirikan oleh Pastor Wenneker”.
– Pipe Orgel: dibuat di Belgia tahun 1988.
– Lukisan foto Uskup: Wajah para uskup dan lambang serta motto yang bisa dinikmati melalui lukisan yang tergantung di dinding dekat pintu samping kiri-kanan gereja.

Panti Imam:
– Patung Santo Ignatius de Loyola: terdapat pada pilar sebelah kiri di depan Altar Utama.
– Patung Santo Franciscus Xaverius: terdapat di sebelah kanan. Seorang misionaris terkenal.
– Katedra: Tempat duduk uskup sewaktu memimpin misa.
– Bejana Pemandian: Terbuat dari marmer

Museum

Museum katedral diresmikan pada 28 April 1991 oleh Julius Kardinal Darmaatmadja SJ. Pembuatan museum Katedral diprakarsai oleh pastor kepala Katedral pada waktu itu, Romo Rudolf Kurris SJ.

Menurutnya, benda-benda bersejarah itu dapat membangkitkan rasa kagum manusia terhadap masa lampau dan keinginannya menyalurkan pengetahuan dari generasi ke generasi. Museum Katedral ini berada di ruang balkon Katedral.

Isi Museum Katedral terdiri dari teks doa berbingkai, dua versi Buku Misa berbahasa Latin yang dipakai pada masa pra-Konsili Vatikan II, mitra dan tongat gembala Paus Paulus VI, Piala dan Kasula Paus Yohanes Paulus II, Replika Pastoran, Perangko, Lukisan dari batang pohon pisang karya Kusni Kasdut, Replika perahu Pastor P. Bonnike SJ, orgel pipa asli katedral. (merdeka.com/wikipedia.org)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *