Sambut Jokowi, Medah Gencar Sosialisasi Kemiri Sunan dan Bioetanol dari Lontar

by -148 views

Ba’a, mediantt.com – Senator/anggota DPD RI asal NTT, Drs Ibrahim Agustinus Medah, sangat serius mengembangkan Kemisi Sunan di Rote Ndao. Buktinya, setelah meminta dukungan Gubernur NTT untuk menghadirkan Presiden Jokowi ke Kabupaten Rote Ndao, Iban Medah mulai gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat Rote Ndao untuk menanam Kemiri Sunan dan memperkenalkan pengolahan bioetanol berbasis Lontar.

Selasa (31/3/2015) di Hotel Videssi, Ba’a, Ibrahim Medah bertatap muka dengan pimpinan SKPD Setda Rote Ndao, Pimpinan TNI/Polri serta para Camat dan seluruh Kepala Desa se-Kabupaten Rote Ndao untuk menyampaikan gagasannya terkait Kemiri Sunan yang akan dijadikan biodiesel dan pengolahan bioetanol berbasis pohon Lontar.

Ibrahim Medah megatakan, Kabupaten Rote Nado memiliki potensi ekonomi yang sangat besar yang selama ini belum dimanfaatkan. Salah satunya adalah para penyadap nira pohon Lontar, namun belum memberikan nilai ekonomis yang besar bagi masyarakat. “Saya ingin mengolahnya menjadi bioetanol atau bahan bakar pengganti bensin. Dan kita undang Bapak Presiden Jokowi untuk datang ke Rote pada pembukaan Sidang Raya Sinode GMIT ke-33 pada September nanti untuk melakukan pencanangan Rote Ndao sebagai penghasil bioetanol pertama di Indonesia,” ujar Ibrahim Medah.

Selain itu, mantan Bupati Kupang dua periode itu menjelaskan, Rote Ndao dengan potensi lahan tidur yang sangat luas ini bisa dimanfaatkan untuk penanaman besar-besaran pohon Kemiri Sunan yang bakal dijadikan sebagai bahan baku biodiesel sebagai bahan bakar pengganti solar. “Kita juga meminta Bapa Presiden Jokowi pada saat yang sama nanti melakukan penanaman perdana Kemiri Sunan di Rote Ndao,” katanya.

Menurut dia, tanaman Kemiri Sunan sangat cocok untuk daerah dataran rendah dan dataran tinggi sehingga sangat cocok ditanam di seluruh wilayah Rote Ndao. “Kita inginkan agar setiap jengkal tanah di Pulau Rote ini harus bernilai uang,” ujar Medah, optimis.

Mantan Ketua DPRD NTT itu menambahkan, usia tanam Kemiri Sunan hanya empat tahun sudah berbuah dan memberikan nilai ekonomis hingga pada usia tanaman itu mencapai 75 tahun. “Pada usia empat tahun untuk lahan seluas 1 hektare akan menghasilkan 1 ton minyak, dan pada tahun ke delapan akan ada delapan ton minyak dari sekitar 150 pohon Kemiri Sunan pada setiap hektarenya. Ini sangat bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.

Plt. Sekda Rote Ndao Onnysimus Ndun yang menjadi moderator dalam pertemuan itu berkomitmen untuk berjuang memfasilitasi anggaran dalam APBD Perubahan untuk pengadaan bibit Kemiri Sunan agar disemaikan di Rote Ndao agar bisa ditanami pada musim tanam tahun ini. “Kami menyambut gembira gagasan besar ini dan akan difasilitasi sepenuhnya oleh Pemda Rote Ndao agar ditanami dalam skala besar,” katanya.

Usai acara tatap muka dan sosialisasi itu, Ibrahim Medah berkesempatan bertatap muka dengan sejumlah penyadap Lontar di sejumlah titik diantaranya Oemaulain dan Dusun Nee, Desa Sanggaoen. Direncanakan, pada bulan Juni 2015, Ibrahim Medah akan mendatangkan mesin pengolah bioetanol berbasis Lontar di Rote Ndao untuk dilakukan uji coba. “Ke depannya setelah dicanangkan oleh Bapa Presiden, kita akan tempatkan tiap desa satu unit mesin pengolah bioetanol berbasis Lontar di Rote Ndao. Jadi habis iris Lontar, bawa tuak dalam sepaik (tempayan dari anyaman lontar untuk menyimpan nira), datang taruh di mesin, pulang bawa uang isi dalam sepaik, bukan lagi pikul tuak lalu masak lagi,” katanya. (laurens leba tukan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *