Kearifan Lokal Bisa Cegah Bencana Alam

by -205 views

Kupang, mediantt.com – Bencana yang saban tahun selalu menjadi ancaman serius bagi masyarakat NTT, sejatinya bisa dicegah dengan mempertahankan kearifan local yang dimiliki masyarakat di lokasi bencana. Sebab, hal ini adalah aspek budaya yang paling murah, sederhana dan tidak butuh biaya, tapi diyakini bisa membantu mencegah kemungkinan jatuhnya korban jiwa akibat bencana

Demikian benang merah diskusi bersama Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT, Thenny Tadeus, bersama wartawan di aula Bappeda NTT, Selasa (20/1/2015), yang difasilitasi Biro Humas Setda NTT.

Tini menuturkan, budaya masyarakat yang selalu percaya pada tanda-tanda alam, sebagai suatu bentuk kearifan lokal yang perlu dipertahankan dan secara terus-menerus disosialisasi kepada semua lapisan masyarakat. Misalnya, sebut dia, jika berjalan di dalam alur sungai dan merasakan ada tiupan angin menyusuri aliran sungai dan mendadak suhu dingin, itu tandanya akan segera terjadi bencana banjir besar, maka segera mengungsi.

“Mandi di sungai yang berbuaya, mestinya kaki atau badan diikat dengan tali lontar pada batang kayu, untuk mencegah agar jangan diterkan buaya. Jika ke Pulau Komodo, di Manggarai Barat misalnya harus menyediakan kayu bercabang guna mencegah agar jangan diterkam komodo. Berjalan di bawah tebing atau gunung, merasakan adanya butiran-butiran pasir tanah dan batu berjatuhan segera menghindar. Jika melihat ular, tokek atau binatang melata lain yang berlarian keluar secara tiba-tiba mencari selamat, itu tandanya gunung api hendak meletus, sehingga segera menghidar untuk menyelamatkan diri,” papar Tini Tadeus.

Ia menambahkan, “Saya kira kebiasan masyarakat yang sudah menyatuh dengan alam ikut mencegah terjadinya bencana alam. Itu aspek-aspek alamiah yang murah, sederahana tapi juga menjadi sarana untuk mengatasi kemukinan resiko bencana alam”.

Segera Disalurkan

Menjawab pertanyaan soal alokasi bantuan Rp 150 juta dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional kepada masyarakat korban Benenain di Malaka, yang belum sampai ke tangan masyarakat, Tadeus menjelaskan, dana tersebut masih ada di BPBD NTT, dan segera disalurkan kepada warga korban Benenain. “Dana itu masih ada. Kita belum salurkan karena di Malaka belum ada BPBD, sehingga dalam waktu dekat kita segera salurkan kepada warga korban Benenain. Kita akan salurkan semuanya,” tegasnya.

Ia juga menjelaskan, hingga saat ini 17 gunung berapi yang ada di NTT dalam kondisi normal. Kata dia, ketujubelas gunung berapi itu secara fisik semuanya aktif, dan ada diantaranya berkondisi normal dengan status siaga,untuk itu pihaknya selalu siaga dan waspada pada gunung tertentu.

Ia mengatakan, dari 17 gunung berapi tersebut ada satu gunung berapi yang berada di dasar laut yakni Gunung Hobal di Atadei, kabupaten Lembata. “BPBD Provinsi NTT siap melakukan pengawasan dan berkoordinasi dengan semua jaringan di kabupaten/kota,” ujarnya. (jdz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *