Pesan Terakhir Bupati Marselinus Petu Sebelum Ajal Menjemput

by -130 views

KUPANG – Takdir seorang Ir Marselinus YW Petu, berakhir amat menyayat kalbu. Di tengah kuatnya spirit untuk membawa perubahan bagi Kabupaten Ende di periode kedua, maut harus menjemput tanpa kompromi di saat sedang berdinas di Kupang. Ajal menjemput ketika Bupati Marsel sedang berdiskusi tentang bagaimana lebih melambungkan nama Ende sebagai Kota Pancasila. Ada mimpi besar yang bakal diwujudkan dalam kepemimpinan di periode kedua, yang baru memasuki usia dua bulan.

Kepada wartawan di RS Siloam Kupang, Minggu (27/5), politisi PDIP Chen Abubakar bercerita, sesaat sebelum meninggal dunia, Bupati Ende, Ir. Marselinus Y.W. Petu banyak bercerita tentang tekadnya menjadikan Ende lebih luas dikenal sebagai Kota Pancasila.

Tekad dan mimpi besar itu diceritakan almarhum di kediaman Chen Abubakar di Jln. Kosasi Nomor 15, Kelurahan Bonipoi, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang.

Mantan angota DPRD NTT ini juga membeberkan kronologi saat almarhum tiba di kediamannya hingga jatuh akibat serangan jantung. Menurut Chen, Sabtu (25/5) malam sekitar pukul 21.30 WITA, ia menerima telpon dari almarhum yang tengah makan di Pasar Malam Kampung Solor. Dalam percakapan itu, almarhum berniat ke rumahnya yang jaraknya hanya 100 meter dari Pasar Malam Kampung Solor.

“Sekitar jam 11.30 malam, beliau bersama Ketua dan Wakil Ketua I DPRD Ende datang ke rumah dan nimbrung dalam diskusi. Kebetulan teman-teman dari PDIP termasuk Ibu Emi Nomleni sedang berdiskusi di rumah saya,” cerita Chen.

Saat bercerita dengan Emi Nomleni dan kader PDIP, sebut Chen, almarhum menitipkan dua hal tentang pembangunan di Kabupaten Ende, mengingat PDIP akan menempatkan kadernya sebagai Ketua DPRD NTT periode 2019-2024.

Pertama, almarhum minta dukungan soal rencana besar Pemerintah Kabupaten Ende membangun monumen Pancasila di atas Gunung Meja. Sebab menurut almarhum, Ende harus dikenal luas sebagai Kota Pancasila.

“Jadi sepanjang diskusi, beliau lebih banyak omong soal Pancasila. Beliau juga undang kami untuk hadir dalam perayaan Hari Pancasila di Ende. Kata beliau, acara tersebut akan dibuat meriah,” kata Chen.

Kedua, almarhum minta perhatian Pemerintah Provinsi NTT soal perbaikan ruas jalan provinsi di Kabupaten Ende. Sebab, kata almarhum, ada satu ruas jalan provinsi di Ende yang panjangnya sekitar 12 kilometer, tidak pernah diperbaiki.

Marselinus Petu lahir pada 31 Oktober 1963 dan menjadi Bupati Ende kedelapan. Pertama kali memimpin Kabupaten Ende yaitu pada periode 2014-2019. Setelah itu, alm kembali dipercaya masyarakat Ende dan terpilih pada periode 2019-2024.

Karier politiknya di Kabupaten Ende cukup cemerlang yaitu Direktur Konsultan CV. Sap Ria Plan Tahun 1995-1998, Anggota DPRD Ende periode 1999-2004, Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Ende masa bhakti 2004 – 2009 dan 2009 – 2014, Ketua DPRD Kabupaten Ende Tahun 2009-2014, Ketua FORKI Kabupaten Ende Tahun 2010 – sekarang dan Bupati Ende periode 2014-2019 dan periode 2019-2024.

“Selamat jalan. Doa kami mengiringi kepergianmu. Terima kasih untuk seluruh pengabdianmu. (jdz)

Ket Foto : Masyarakat Ende sedang menanti kedatangan jenazah Marsel Petu.