36 Tahun Paroki Assumpta; Peziarahan Iman Bersama Bunda Maria

oleh -48 Dilihat

Di bulan penuh rahmat, Agustus 2025 ini, Paroki St. Maria Assumpta Kupang genap berusia 36 tahun. Dalam usia yang semakin matang, komunitas umat di paroki ini semakin menunjukkan wajah Gereja yang hidup, dinamis, dan berpengharapan. Dengan mengusung tema “Jalan Bersama Bunda Maria sebagai Peziarah Pengharapan”, umat diajak meneladani semangat iman dan kesetiaan Bunda Maria dalam perjalanan hidup sehari-hari.

PASTOR Paroki, RD Rudy Tjung Lake berkata, tema ini bukan sekadar slogan, tetapi menjadi ajakan untuk merenungkan kembali bahwa hidup sebagai umat beriman adalah sebuah peziarahan. “Dalam suka dan duka, dalam tantangan maupun syukur, umat dipanggil untuk tetap melangkah bersama Bunda Maria; perempuan yang percaya dan berharap, bahkan dalam ketidakpastian,” katanya.

Romo Rudy melepas Jalan Santai dan Pungut Sampah.

Perayaan ulang tahun paroki ini tidak hanya ditandai dengan misa syukur, tetapi juga diisi dengan rangkaian kegiatan rohani dan sosial. Ada Jalan Santai sambil memungut sampah. Dan aneka perlombaan menarik melibatkan semua wilayah, untuk kategori anak-anak, remaja, OMK hingga orang dewasa. Seru!

Semuanya menjadi wujud nyata semangat peziarahan yang melibatkan seluruh lapisan umat.

Pastor Paroki, Romo Rudy juga menegaskan, ulang tahun paroki bukan hanya perayaan nostalgia masa lalu, tetapi momentum untuk memperbarui komitmen pelayanan dan hidup berkomunitas. Dia menyampaikan harapannya agar umat Paroki Assumpta semakin menghidupi semangat cinta kasih dalam kehidupan sehari-hari.

Siswa siswi SMP Assumpta ikut Jalan Santai.

“Kami berharap umat semakin bersatu, peduli terhadap sesama dan lingkungan, serta saling menyapa sebagai saudara. Kita tidak hanya memperhatikan sesama dengan belas kasih, tetapi dengan cinta,” pesan Romo Rudi dalam homilinya.

Membangun Gereja Hidup

Selama 36 tahun, Paroki St. Maria Assumpta telah menjadi tempat bertumbuhnya iman dan panggilan hidup kristiani. Dari generasi ke generasi, paroki ini telah melahirkan pelayan-pelayan Gereja, kelompok kategorial yang aktif, serta semangat liturgi yang hidup. Namun Romo Rudi juga mengingatkan, tantangan zaman menuntut Gereja untuk terus hadir secara relevan dan penuh harapan di tengah dunia.

Pemotongan kue Ultah ke-36

Maka, semangat “peziarahan pengharapan” menjadi penting. Bersama Bunda Maria, umat diajak untuk terus melangkah, meski realitas hidup seringkali berat dan tidak pasti. Harapan bukanlah sekadar optimisme kosong, tetapi keyakinan akan penyertaan Allah yang setia.

Merayakan 36 tahun perjalanan iman bukan sekadar mengenang sejarah, melainkan memperbaharui panggilan sebagai komunitas Gereja yang berjalan bersama. Dengan teladan Bunda Maria, umat Paroki Assumpta Kupang diajak untuk tetap melangkah sebagai peziarah yang penuh harapan; menghadirkan cinta di tengah dunia yang haus akan kehadiran Allah. (jdz)