Unwira, GMIT dan IAI Tanda Tangan MoU Rekonstruksi Pastori dan Gereja

by -289 views

Rektor Unwira Pater Dr Philipus Tule, SVD bersama Ketua Sinode GMIT Pdt Dr Mery Kolimon dan Ketua IAI NTT, Robert Rayawulan.

KUPANG, mediantt.com – Sebuah terobosan hebat dilakukan Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira), Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), dan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Provinsi NTT. Ketiga lembaga ini menanda-tangani Memorandum of Understanding (MoU), tentang kerjasama Rekonstruksi Pastori dan Gedung Gereja pasca bencana Siklon Seroja awal April lalu.

Dalam rilisnya kepada mediantt.com, Selasa (9/11), Mikhael Rajamuda Bataona, dosen FISIP Unwira Kupang, melaporkan, penandatanganan MOU tersebut dilakukan pada Jumat 5 November 2021, di Ballroom St. Hendrikus Gedung Rektorat, Kampus Unwira.

Undangan yang hadir antara lain; Pater Rektor Unwira P. Dr. Philipus Tule, SVD beserta Warek III, Ketua Majelis Sinode Gereja Majelis Injili Di Timor (MS-GMIT), Pdt. Dr. Mery L.Y. Kolimon beserta jajarannya. Juga, Ketua Ikatan Arsitek Indonesia Provinsi NTT Ir. Robertus M. Rayawulan, MT,IAI dan jajarannya, Dekan Fakultas Teknik Patris Batarius, ST, MT berserta para dosen Fakultas Teknik.

Ruang lingkup kerjasama itu meliputi; bidang konstruksi bangunan, pelatihan tukang bangunan dan pendampingan bagi jemaat-jemaat yang sedang membangun gedung gereja dan gedung pastori.

GMIT menyediakan sumber dana untuk pembangunan empat unit rumah pastori dan dua unit gedung gereja yang mengalami kerusakan pasca bencana badai siklon seroja. Sementara Unwira dan IAI menyediakan tenaga profesional untuk pelatihan tukang, konstruksi dan pengawasan terhadap pembangunan empat unit rumah pastori dan dua unit gedung gereja, sebagai proyek contoh model pembangunan di GMIT.

Rektor Unwira Pater Dr Philipus Tule, SVD, dalam sambutannya mengatakan, kerjasama seperti ini membuat dia bernostalgia tentang hal-hal baik yang telah dilakukan oleh gereja-gereja Katolik dan gereja-gereja Kristen, yang selalu terlibat dalam pembangunan gereja. Kerjasama seperti ini, jelas dia, mengingatkan ketika Flores dilanda Tsunami 1992. Waktu itu Tim dari Unwira, Pak Rani dan Pak Robert dan teman-teman turun ke Flores dan melakukan rekonstruksi Flores, termasuk rekonstruksi Seminari Tinggi Ledalero, dan waktu itu mulai diterapkan teknik arsitek tahan gempa.

“IAI dan bersama ibu Pendeta GMIT, dan teman-teman dari Unwira melakukan kegiatan rekonstruksi gereja dan Pastori yang merupakan tanggapan terhadap bencana Siklon Tropis. Maka saya sangat berterima kasih atas inisiatif kerjasama antar gereja yang berdasarkan pada teologi pastoral. Semoga kedepan kerjasama seperti ini tidak saja melibatkan GMIT, IAI dan Unwira tetapi juga masyarakat luas,” tegas Pater Pilipus.

Ahli Islamologi ini menambahkan, “Semoga dengan kita mengukuhkan kerjasama ini secara legal, kita menyampaikan kepada publik dan gereja, dan lebih luas pemerintah NTT, dan pemerintah Indonesia bahwa kita mempunyai niat, rencana yang besar dengan memanfaatkan kearifan lokal tanpa hanya menunggu solusi penyelesaian bencana, tapi juga menyiapkan mentalitas masyarakat untuk bagaimana sedari awal menghadapi bencana yang bisa saja terjadi terus-menerus”.

Terberkati

Sementara itu, Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Dr. Mery L.Y. Kolimon, merasa sangat terberkati oleh kerjasama ini dan berharap, Tuhan akan memberkati kerjasama ini. “Kita berharap akan ada gedung-gedung yang berdiri di akhir tahun depan, tapi lebih dari itu dampaknya bagi perspektif, transformasi, cara pandang dan juga penerusan ketrampilan, pengetahuan kepada masyarakat kita menjadi masyarakat yang lebih tanggap bencana,” katanya.

Ketua Ikatan Arsitek Indonesia Provinsi NTT Ir. Robertus M. Rayawulan, menegaskan, bagi IAI, pertemuan ini langka dan mahal. Langka karena IAI berada di antara dua lembaga besar, Unwira dan Sinode. “Ini tidak pernah terjadi selama ini. Pertemuan ini juga mahal karena kita dipersatukan oleh sebuah bencana yang menyebabkan begitu banyak kerugian jiwa, material, dan luar biasa mahal karena bencana itu mungkin kita ada berada disini. Saya yakin Tuhan melihat sesuatu terhadap sebuah bencana, termasuk dalam pertemuan kita ini,” katanya.

Acara diakhiri dengan pemaparan/presentasi kegiatan penyuluhan yang sudah berjalan dan rancangan gedung-gedung pastori dan gereja oleh salah satu pelaksana yang merupakan dosen teknik arsitektur dan anggota IAI, bapak Budhi B. Lily, ST., MT. (jdz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *