Pesan Bupati Thomas, Jadilah Sapu untuk Bersihkan Kotoran Korupsi

by -326 views

Bupati Thomas melantik dan mengambil sumpah kepala sekolah dan kepala Puskesmas.

LEWOLEBA, mediantt.com – Gerbong mutasi mulai digerakan Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday. Senin (1/11), dia melantik dan mengambil sumpah 96 kepala sekolah TK/PAUD, SD, dan SMP, 10 Kepala Puskesmas, dan 15 tenaga fungsional guru. Pesan penting bupati, jadilah sapu yang mampu membersihkan kotoran. Dan yang pertama dibersihkan adalah kotoran korupsi.

“Jabatan menjadi kepala sekolah atau kepala puskesmas adalah amanah. Kalian dipercaya karena dianggap mampu menjadi sapu. Karena itu, jadilah sapu yang mampu membersihkan sekolah dan puskesmas di mana kalian pimpin, dari kotoran yang ada. Kotoran pertama adalah korupsi,” tegas Bupati Thomas Ola saat melantik para kepala sekolah, kepala puskesmas dan tenaga fungsional guru di aula kantor Bupati Lembata, Senin(1/11).

Dia mengingatkan, berita akhir-akhir ini sangat tidak enak, sangat tidak elok, dan mencoreng wajah pendidikan di Lembata. Kepala sekolah dengan seenaknya tanpa melihat regulasi menggunakan dana bos, menggunakan dana komite dengan seenaknya. Juga, ditekan untuk memanfaatkan dana DAK semaunya.

Karena itu, lanjut dia, dibutuhkan seorang manajer sekolah yang punya integritas tinggi. Seorang kepala sekolah yang punya tanggung jawab tinggi. Dibutuhkan kepala sekolah yang jujur dan peduli pada lingkungan di sekitar. Dan pilihan itu jatuh pada para kepala sekolah semua yang dilantik.

“Saya tahu kalian tidak tepuk tangan karena ini berat. Bukan menggembirakan. Kalau menggembirakan kalian sudah tepuk tangan. Ini berat sehingga kalian tidak tepuk tangan. Tapi ini amanah. Mau tidak mau, pemimpin harus berbuat jujur. Tidak boleh mengintimidasi staf,” kata Bupati, mengingatkan.

Dia juga berharap agar para kepala sekolah yang dilantik menjadi lilin kecil yang menyala di setiap sekolah ketika kegelapan, ketika ada tekanan, kebohongan, keinginan mencuri, dan keinginan korupsi datang. “Para kepala sekolah diminta menjadi lilin kecil dan tidak usah menjadi lampu yang terang benderang,” ujarnya.

Thomas Ola juga meminta para kepala sekolah untuk tinggal di masyarakat, karena guru dianggap paling mengetahui segala macam soal, baik hukum, pendidikan, kesehatan. Dsn, selalu jadi tempat bertanya, demikian juga masalah politik selalu ditanyakan kepada guru.

“Dan kalau ada parpol yang mulai bentuk tim sukses dan kalian menjadi tim sukses, tolong lapor saya. Apalagi menjelang pemilihan kepala desa, saya minta kepala sekolah jadi lilin-lilin kecil di sana. Jangan memprovokasi. Bangun spirit taan to’u untuk mempersatukan masyarakat di kampung-kampung. Suhu politik memanas dan bisa membuat sejuk adalah para kepala sekolah,” kata Thomas Ola.

Integritas Tinggi

Dia juga meminta agar para kepala sekolah bekerja dengan integritas tinggi dan meminta kepada Inspektorat untuk terlebih dahulu melakukan audit dana BOS, dana Komite, dan DAK. Agar jangan sampai yang dilantik hari ini suatu waktu berurusan dengan aparat penegak hukum. Ia membutuhkan kepala sekolah dengan integritas tinggi, jujur, bertanggung jawab, dan peduli lingkungan.

“Saya minta kepala sekolah tinggal di kampung, karena hari ini 1.843 balita stunting, gizi buruk, gizi rendah. Memang di sana ada bidan desa, kader PKK, tapi guru menjadi suluh di kampung, jadi contoh. Kepala sekolah jadi contoh. Saya minta para kepala sekolah bekerja sama dengan kepala desa, BPD, tokoh agama, tokoh masyarakat untuk tujuan mulia memerangi stunting. Kita lagi gencar dengan branding healthy from the east, yang sehat datang dari timur dan dari timur itu adalah Lembata,” tegas Thomas Ola.

Dia juga menegaskan bahwa prioritas setelah dilantik jadi bupati adalah melantik kepala sekolah. Sebab pendidikan adalah harta benda yang tidak akan habis, dan harta benda itu ada di tangan kepala sekolah. Pendidikan anak-anak ada di tangan para guru.

“Kami tidak kenal kalian, saya sendiri juga tidak kenal, kalian adalah guru dengan ijazah yang diakui BKN, sertifikasi profesional pendidik, guru dengan sertifikasi kepala sekolah, dan masih banyak guru yang belum punya sertifikasi kepala sekolah,” tegasnya.

Menurut dia, 28 kepala sekolah yang diberhentikan bukan karena benci tapi karena tidak memenuhi syarat. Yang dilantik karena memenuhi syarat. “Dari 96 kepala sekolah yang dilantik, yang memenuhi persyaratan lengkap hanya empat orang. Sedangkan 92 orang lainnya belum punya sertifikasi kepala sekolah,” katanya.

Karena itu, dia meminta kepada dinas untuk memproses dan jika tidak, maka para kepala sekolah harus berupaya meningkatkan kapasitas diri. “Selamat dan provisiat kepada semua yang mendapatkan amanah. Selamat menjalankan amanah ini di tempat masing-masing, selamat jadi lilin yang tidak pernah padam berantas KKN, gizi buruk, dan gizi kurang,” tandas Thomas Ola. (wn01/jdz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *