Pesona Unik Danau Nefokou Yang Belum Terjamah

by -460 views

Potensi wisata di Kabupaten Kupang seakan tak pernah habis. Selain pemandian air panas Oh’em di Desa Oh’aem 1, Amfoang Selatan dan Danau Tuadale di Kecamatan Kupang Barat, ada juga objek wisata sangat alami, Danau Nefokou. Yuk, mari kita jelajahi.

JARAK antara danau tersebut dengan Kota Kupang , ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur, sekitar 43 kilo meter. Danau ini terletak dalam kawasan Taman Hutan Raya Herman Johanes, yang dikelola oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif  Provinsi NTT.

Danau Nefokou ini banyak dikunjungi para wisatawan pada hari libur. Pengunjung pun bisa memancing ikan air tawar di danau ini. Jenis ikan air tawar yang  ada antara lain lele dumbo, ikan mujair, ikan gabus, belut, dan kerang.

Dalam bahasa daerah setempat Danau Nefokou mempunyai arti “Danau Besar”. Ini terlihat dari luasnya danau yang mencapai satu hektare dengan kedalaman delapan meter dan dikelilingi oleh pepohonan besar dan rimbun.

Mediantt.com yang berkesempatan ke lokasi itu, Rabu, 26 April 2017, mendapat cerita dari warga dan juga Camat Amarasi Alexander O. Matte, tentang keunikan objek wisata Danau Nefokou tersebut. Keunikan suatu tempat wisata bisa saja timbul karena ceritanya tersendiri yang bersifat mistis atau kisah-kisah menarik yang telah diwariskan secara turun temurun. Namun Danau Nefokou, menurut Camat, indah bukan hanya karena kisahnya. Keindahan Nefoko’uk justru karena keberadaannya yang sangat unik dan berbeda dengan objek wisata lainnya.

Ia menjelaskan, keunikan Danau Nefokou karena danau tersebut merupakan objek wisata alam. Ukurannya sangat besar dan merupakan satu-satunya danau di wilayah Kabupaten Kupang. Danau ini sama sekali tidak memiliki satu mata air pun, namun airnya tidak pernah kering walaupun kemarau panjang. Selain itu, suhu di pinggiran danau sangat dingin dan sejuk serta terasa sangat berbeda dengan objek wisata lainnya.

“Uniknya danau itu karena alamiah dan ukurannya sangat besar, selain itu cuacanya sangat sejuk dan dingin berbeda dengan cuaca di luar kawasan danau yang sangat panas,” kata Camat Alex.

Pemerintah punya upaya untuk mengembangkan danau tersebut dan diharapkan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya, sehingga mereka bisa menjual hasil perkebunan yang beragam dan sangat potensial.

“Untuk itu, penataan Danau Nefoko’uk menjadi sebuah destinasi wisata andalan mutlak perlu,” kata Camat.

Camat juga berharap, keindahan alam Danau Nefokou harus dapat memberikan manfaat dan berkat bagi masyarakat setempat. Masyarakat harus didorong untuk memasarkan hasil pertaniannya di objek wisata tersebut kepada para pengunjung yang datang berlibur atau berwisata. Selain itu, masyarakat setempat diminta untuk tetap menjaga kebersihan di sekitar lokasi serta menjaga keamanannya sehingga memberikan kenyamanan bagi para pengunjung.

Dia mengakui, Danau Nefokou saat ini belum tertata secara baik. Meski begitu, jumlah pengunjung makin meningkat, bahkan pada hari libur pengunjung membludak sampai 300 orang.

Camat Alex juga menjelaskan, wisatawan yang berkunjung ke Nefokou, sangat beragam, mulai dari keluarga yang berakhir pekan, pasangan muda-mudi, komunitas, juga wisatawan dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Kota Kupang. Bahkan acapkali lokasi wisata yang satu ini menjadi tempat penyelenggaraan kegiatan mahasiswa seperti penutupan masa bimbingan (Mabim).

“Sudah banyak mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang menyelenggarakan kegiatan di sekitar objek wisata ini  dan memilih bemalam di seputaran Danau Nefokou,” tuturnya

Kendati jumlah pengunjung ke Nefokou terus meningkat namun tidak memberikan dampak bagi peningkatan pendapatan desa. Pasalnya, wisatawan ke danau tersebut tanpa dipungut karcis masuk alias gratis. Para pengunjung selama ini secara leluasa dan bebas menikmati keindahan alamnya bahkan memancing ikan-ikan yang ada di dalam Danau.

Karena itu, pemerintah desa Apren tahun 2003, pernah mengeluarkan kebijakan, melarang para pengunjung memancing di danau untuk sementara waktu. Memang, telah ada Peraturan Desa (Perdes) yang mengatur soal pengelolaan Danau Nefokou, termasuk mengatur soal karcis masuk. Sayangnya, sampai saat ini Perdes tersebut belum diberlakukan, karena minimnya pemahaman masyarakat terkait kepariwisataan dan juga belum disosialisasi, baik  kepada masyarakat desa maupun pengunjung Danau Nefokou. Tapi, perlu ada penataan obyek wisata itu sehingga lebih menarik lagi.

Camat bahkan berterimakasih jika Pemerintah Pusat dan Provinsi NTT ingin menata Danau Nefokou menjadi salah satu destinasi wisata.

Eklopas Nama, warga setempat menggambarkan Danau Nefokou, sebagai berkah bagi warga Desa Apren. Sebab isi perut danau itu ada aneka jenis ikan dengan jumlah yang sangat banyak. Bahkan sebelum ada larangan dari pemerintah desa, warga yang memancing di danau tersebut bisa membawa pulang ikan dalam jumlah sangat banyak.

Malah, saat ini ada beberapa kelompok masyarakat (Pokmas) yang membangun usaha bersama budidaya ikan dengan menyimpan di Danau Nefokou. Hasil budidaya ikan tersebut sebagian besar dijual atau dipasarkan ke Oesao, Kecamatan Kupang itu.

Itulah sekilas gambaran tentang Danau Nefokou, danau besar yang ada di Kabupaten Kupang. Keberadaannya tengah menunggu sentuhan kebijakan pemerintah agar bisa menjadi salah satu destinasi wisata di Kawasan Timor Barat.

“Kami berharap ada intervensi dari pemerintah pusat dan provinsi agar bisa dikembangkan menjadi obyek wisata alam yang baik, dan bisa berdampak pada peningkatan PAD, mengatasi pengangguran dan peningkatan ekonomi masyarakat,” kata Camat Alexander Matte. (jdz)