Kefamenanu, mediantt.com – Kelelahan peserta Tour de Timor (TdT) setelah mengayuh sepeda dari Atambua, Belu, dengan kondisi jalan yang kurang bagus, terbayar dengan penerimaan warga Malaka yang meriah mulai dari perbatasan Malaka-Belu hingga memasuki Kota Betun. Sepanjang jalan para peserta disambut dengan lambaian tangan dan senyum ramah. Ini juga sekaligus membayar kekecewaan seluruh peserta yang kurang mendapat sambutan di Atambua, sejak tiba hingga pelepasan dari Simpang Lima.
Bagi 22 peserta Tour de Timor, penyambutan yang meriah di Malaka menunjukkan adanya perhatian serius dari Pemerintah Malaka akan pentingnya even ini untuk mempromosikan wisata di wilayah itu.
“Sebelumnya kami capek dan kelelahan, namun rasa capek kami terbayar dengan penyambutan warga Malaka yang begitu meriah mulai dari perbatasan Malaka-Belu. Warga menyambut dengan pakaian adat dan serangkaian acara penyambutan yang meriah,” ungkap Susan, salah satu peserta Tour de Timor asal Malang kepada wartawan di Rumah Jabatan Bupati TTU, Rabu (30/11) malam.
Menurut dia, pelajaran berharga dari touring ke Malaka ini adalah keramahan warga, sebab setiap bertemu warga pasti akan menebarkan senyum mereka sambil melambaikan tangan.
“Satu hal yang saya petik yakni keramahan warga yang ditunjukan kepada kami para peserta. Mereka menbar senyum sambil melambaikan tangan kepada kami saat bertemu,” ujarnya.
Soal medan yang dilintasi itu, ia menuturkan, medan yang ditempuh cukup menantang terutama gunung Welaus yang terletak di Kabupaten Malaka.”Tantangan kami cukup berat apalagi saat tiba di gunung Welaus,” katanya, dan mengaku siap melanjutkan perjalanan etape ketiga (TTU-TTS).
Setelah menempuh rute 80 km, para peserta Tour de Timor yang tiba di Kota Kefamenanu, TTU, sekitar pukul 19.30 Wita, dan disambut dengan tarian Bonek, yang dipentaskan Sanggar Paisa Naunu dari Kecamatan Biboki.
Wakil Bupati TTU Aloysius Kobes kepada wartawan Rabu (30/11/2016) menjelaskan, “Sebenarnya panitia di kabupaten telah menyiapkan penyambutan yang meriah seperti pagar betis oleh masyarakat dan panggung hiburan rakyat. Tapi tidak sempat karena rute di lihkan ke Malaka, maka semua itu dibatalkan,” kata Kobes.
Ia mengatakan, dengan melihat antusias peserta Tour de Timor yang meningkat, ia berjanji akan mempersiapkan penyambuatan yang meriah pada tahun 2017. “Khusu untuk objek wisata Tanjung Bastian Wini pada tahun ini akan menjadi prioritas Pemkab TTU,” katanya. (jdz)
Foto : Susan, peserta Tour de Timor asal Malang.