Berkah dari TdF, Flores Dapat Alokasi Rp 16 Triliun

by -109 views

Labuan Bajo, mediantt.com – Balap sepeda bertaraf Internasional, Tour de Flores 2016, yang dimulai dari Larantuka, Flores Timur, hingga Labuan Bajo, Manggarai Barat, telah selesai. Tapi ada berkah besar dibalik itu, bahwa NTT akan mendapat alokasi dana sebesar Rp 16 triliun untuk pembenahan kawasan penunjang wisatawan di Flores.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, ketika menutup Tour de Flores 2016 di Labuan Bajo, menjelaskan, kegiatan ini, menurut penyelenggara, dilakukan untuk mengekspolorasi kekayaan wisata Flores. Dengan adanya kegiatan TdF, diharapkan potensi yang ada di Flores dikenal masyarakat luas.

”Kegiatan TdF menjadi pemberitaan di media luar Negeri dan media-media Indonesia. Antusiasme masyarakat cukup tinggi,hal ini membuktikan bahwa kegiatan ini menjadi trending topic,” ujar Menteri Pariwisata, Arief Yahya di Labuan Bajo, Senin (23/2016)

Arief menegaskan, setelah melihat secara keseluruhan alam Flores, Pemerintah Pusat akan mengalokasikan total Rp 16 triliun untuk pembenahan kawasan penunjang wisatawan di daratan Flores.

Dana tersebut akan dialokasikan secara bertahap hingga 2019. Rinciannya, Rp 8 triliun dari public investment dan Rp 8 triliun dari private investement.

“Public investment itu contohnya bandara, jalan, dermaga. Lalu,air bersih dan listrik. Sementara yang private, itu hotel, resort. Itu semua untuk daratan Flores,bukan hanya di Labuan Bajo,” tegasnya.

Menurut Arief, penyelenggaraan lomba balap sepeda pertama di kawasan Flores ini berhasil. Acara ini, kata dia, juga menjadi momen pesta rakyat. ”Para Bupati dan Gubernur sangat mendukung bahwa kegiatan ini menjadi ajang tahunan,” ujarnya.

Yahya mengatakan Pulau Flores sudah ditetapkan menjadi destinasi utama wisata nasional. Ia menambahkan, diharapkan pada triwulan ketiga tahun ini Badan Otorita Labuan Bajo Flores sudah ditetapkan oleh Presiden.

“Dengan adanya otorita ini pengembangan pariwisata di Labuan bajo sangat cepat,” ujarnya.

Ia mengaku sudah melakukan pertemuan dengan Gubernur NTT dan delapan bupati sedaratan Flores untuk menetapkan leading sector di Flores adalah pariwisata.

Lebu Raya menambahkan, TdF yang baru pertama kali digelar di Provinsi NTT sangat berhasil. Hal itu terbukti dengan adanya antusiasme pemerintah daerah dan masyarakat Flores umumnya.

”Kita mememinta TdF menjadi ajang tahunan. Meski baru pertama dilakukan, ajang ini diselenggarakan secara sukses,” ujarnya.

Event ini, kata politisi PDI-P itu, menjadi kegiatan berkelanjutan untuk mempromosikan pesona Flores.”Makanya saya selalu minta kita keluarkan APBD sedikit, yang pasti tiga tahun atau lima tahun ke depan pasti masukan banyak,”ujarnya.

Lebu Raya menuturkan, banyak pihak yang mempertanyakan manfaat bagi daerah dari kegiatan yang juga menghabiskan anggaran daerah tersebut. “Kita tidak bisa mengandalkan APBD untuk mebangun daerah ini,karena itu kita perlu melakukan event yang bisa mendapatkan devisa,”ujarnya.

Agenda Rutin Tahunan

Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Arief Yahya mengatakan, Tour de Flores akan menjadi acara pariwisata tahunan di Flores yang dipadukan dengan kegiatan balap sepeda internasional untuk menarik minat masyarakat Indonesia dan mancanegara mengunjungi berbagai daya tarik wisata di Flores, NTT.

Tour de Flores terdiri atas dua acara pokok, yaitu wisata dan balap sepeda internasional. Acara wisata diisi dengan kegiatan mengunjungi wisata alam seperti Danau Kelimutu dan Pulau Komodo, acara budaya, bazaar dan pesta rakyat. Balap sepeda Internasional dilaksanakan di bawah pengawasan Union Cycliste Internationale (UCI), Badan Penyelenggara Balap Sepeda Internasional dan Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI)

“Tour de Flores 2016 merupakan bentuk konsolidasi antara Pemerintah (Pusat) dan Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten), karena melalui Tour de Flores tercipta kerja sama yang saling melengkapi antara banyak pihak untuk menyukseskan Tour de Flores,” ujar Arief Yahya.

Sementara Chairman TdF Primus Dorimulu menambahkan, TdF akan melengkapi dua tour yang sudah lahir lebih dulu yaitu Tour de Singkarak dan Tour de Banyuwangi Ijen. “TdF akan melangkapi dua event serupa yang telah digelar di Indonesia, yakni Tour de Singkarak dan Tour de Banyuwangi Ijen,” ujar Primus.

Ia melanjutkan, “Kelebihan TdF adalah lintasan yang lebih menantang. Sedikitnya terdapat 12 rute menanjak yang masuk klasifikasi Mountains. Pemenang klasifkasi ini disebut ‘King of Mountains.” (brtc/flc/jdz)

Sejumlah pebalap sepeda melewati jalur trans Flores dalam etape keempat Tour de Flores (TdF) rute Bajawa-Ruteng yang berakhir di Ruteng, 22 Mei 2016. (Suara Pembaruan/Joanito De Saojoao)