Polisi Dituding Biarkan Pencurian Sapi di Sumba Barat

by -167 views

Jakarta, mediantt.com — Aksi pencurian ternak sapi di Sumba Barat dilaporkan masih terus terjadi, walau kasus ini sudah dilaporkan ke Polres Sumba Barat. Karena itu, Lembaga Kajian dan Aksi Kebangsaan (LKAK) menuding polisi membiarkan kasus pencurian terus terjadi.

Dalam siaran pers yang diterima mediantt.com, Senin (232/2015), Sekretaris Jenderal LKAK, Frans Namang, menjelaskan, kurang lebih 90 ekor ternak warga Desa Lingo Lango, Kecamatan Tenariu, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, digasak maling. Ternak warga terdiri dari kerbau, sapi, kuda, kambing, dan babi. Frans menuturkan, seorang warga Lingo Lango korban aksi pencurian, Yulius Umbu Pati, mengaku, kurang lebih 20 kepala keluarga kehilangan ternak sejak Oktober tahun 2014. “Aksi pencurian terjadi hampir setiap bulan. Kejadian terakhir pada 18 Oktober 2014. Para pelaku melancarkan aksinya secara terang-terangan baik malam maupun siang hari dan dilihat langsung warga masyarakat desa. Kasus pencurian ini sudah dilaporkan kepada aparat Kepolisian Resort Sumba Barat. Namun, aksi pencurian masih terus berlangsung,” ujar Frans Namang dalam keterangan pers kepada wartawan di Taman Ismail Marzuki, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (22/2) siang, yang rilisnya diterima mediantt.com, Senin (23/2/2015).

Ia menjelaskan, dalam Laporan Polisi bernomor : LP/PID/270/X/2014/Res. Sumba Barat tanggal 19 Oktober 2014, warga masyarakat meminta aparat Kepolisian Resort Sumba Barat segera mencari dan menangkap para pelaku. Sebab, aksi pencurian ini sudah sangat meresahkan dan para pelaku masih melancarkan aksinya. “Sejak warga melaporkan kasus pencurian pada 19 Oktober lalu, terjadi 5 kali lagi kasus pencurian ternak, termasuk kerbau milik Kepala Desa Lingo Lango. Bahkan warga masyarakat desa juga sudah dimintai keterangan oleh polisi. Pada 15 Januari 2015 lalu, aparat kepolisian mendatangi warga guna mengambil keterangan kehilangan ternak,” kata Frans.

Menurutnya, ketika korban mendesak aparat agar segera mencari dan menangkap pelaku, diperoleh jawaban yang kurang memuaskan dari aparat kepolisian. Polisi beralasan, pihaknya kesulitan karena tidak ada bukti foto. “Bagaimana warga bisa mengambil gambar saat pencuri melancarkan aksi jahatnya malam hari? Tentu tidak mungkin. Mereka tetap berharap agar aparat kepolisian segera mengungkap para pelaku karena aksinya terbilang nekad. Warga menduga, para pelaku sudah dikantongi aparat kepolisian tetapi ada proses pembiaran,” jelas Frans.

Ditanya soal kenapa kasus ini dirilis di Jakarta, Frans menuturkan, sengaja dilakukan diJakarta bersama warga Sumba Barat di Jakarta dan pengacara yang mendamping para korban, karena kasus ini sudah cukup lama terjadi sejak Oktober 2014 dan sampai saat ini kasusnya jalan di tempat dan pencurian terus berlangsung. “Sehingga dari Jakarta mencoba mendorong agar kasus ini harus segera dituntaskan,” kata Frans. (jdz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *