Lewoleba, mediantt.com — Kalau Keuskupan Agung Kupang punya taman doa Yesus Maria di Oebelo, maka Keuskupan Larantuka juga punya taman doa. Kawasan wisata rohani yang diberi nama Taman Doa Watomiten, Riangdua, Desa Bour itu, bakal menjadi destinasi wisata rohani yang menakjubkan di Lembata. Kawasan wisata rohani Bukit Doa Watomiten ini dibangun atas kerjasama Yayasan Kasih Lembata dengan Pemerintah Kabupaten Lembata. Pengerjaan proyek kawasan wisata rohani yang tengah berjalan ini ditargetkan selesai Februari 2015.
Kawasan Wisata Rohani Bukit Doa Watomiten yang memang diperuntukkan bagi umat Nasrani diperkirakan akan menarik wisatawan bukan hanya domestik melainkan wisatawan mancanegara. “Ini adalah salah satu pengembangan wisata rohani agar Lembata menjadi destinasi menarik di Indonesia,” kata Virginius Natal, Sekretaris Yayasan Kasih Perduli Lembata.
Sebanyak 14 patung yang dibangun menceritakan perjalanan Yesus Kristus seperti saat Yesus mendapatkan hukuman mati, memanggul salibnya, lalu terjatuh untuk pertama kalinya, berjumpa dengan ibunya, ditolong oleh Simon dari Kirene, Veronica mengusah wajah Yesus dan terjatuh untuk kedua kalinya, wanita Jerusalem meratapinya dan terjatuh untuk ketiga kalinya, Yesus dipaku di kayu salib hingga wafat disalib, dan saat dimakamkan.
Selain itu, patung besar Bunda Maria terlihat berdiri di ketinggian saat kita telah berjalan menanjak di bukit menyusuri ke-14 patung tersebut. “Di sini para wisatawan bukan hanya mendapatkan ketenangan jiwa saat berwisata, juga panorama alam yang indah saat matahari tenggelam tiba. Dan kemungkinan Jalan Salib dan Jumat Agung akan ada di sini,” tambahnya.
Tak sampai di situ saja, 1.000 patung yang juga mencerminkan wisata rohani akan dibangun di dasar laut berdekatan dengan Bukit Doa Watumiten.
“Untuk pengerjaan sudah kita mulai, pembuatan patung langsung kita buat didasar laut, mulai dari pengelasan, penyatuan rangka besi dan lainnya. Diperkirakan 1.000 patung ini selesai pada tahun 2019 akhir, di mana bukan hanya diperuntukkan untuk berwisata rohani saja, juga membudidayakan terumbu karang yang akan menempel di setiap patung dan penyelam akan melihat keindahan bawah laut di Lembata ini,” kata Dosta Sigit Promono, seniman patung yang membuatnya.
Diberkati
Pada 31 Oktober lalu, Kawasan Wisata Rohani Bukit Doa Watomiten ini diberkati dan dikukuhkan oleh Uskup Larantuka, Mgr Frans Kopong Kung, Pr, dalam ekaristi kudus di lokasi tersebut. “Saya mengajak umat Dekenat Lembata untuk menjadikan Bunda Maria sebagai Ibu, kita belajar menjadi hamba, menjadi anak Bunda. Taman doa ini menjadi kekayaan iman yang akan mempertemukan kesejukan dan kedamaian,” pesan Mgr Frans dalam kotbanya pada perayaan ekaristi tersebut.
Uskup juga mengajak umat Lembata dan seluruh umat di NTT untuk datang dan berziarah di Taman Santa Cecilia di Bukit Wisata Rohani Bour. Di lokasi itu, para peziarah akan menikmati panorama alam dan laut yang aduhai indahnya.
“Dengarlah Tuhan, hiduplah bersama Tuhan dan berdoalah bersama Bunda Maria segala bangsa di taman doa ini untuk Lembata tersenyum,” pesan Mgr Kopong.
Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur mengajak seluruh umat dan masyarakat Lembata untuk bergandengan tangan membangun Lembata, jangan ribut dengan suara hati, dan jangan dendam terhadap alam Lembata yang kaya akan panorama yang indah dan unik. “Saya harap masyarakat Lembata manfaatkan tempat ini sebagai rumah Tuhan, untuk menjadi atmosfir surgawi,” kata, Eliaser di Bukit Doa Watomiten Bour.
Ia mengatakan, program wisata ini telah terjawab dengan pengembangan Ekowisata di Desa Bour, Kecamatan Nubatukan. Desa Bour, sebuah daerah perbukitan menghadap laut dengan pesona alam sekitarnya yang indah. “Inilah yang menginspirasi Yayasan Kasih Peduli Lembata untuk mengembangkan daerah ini menjadi tempat ziarah katholik dengan membangun Gereja, Salib dan sarana kontemplasi. Karena itu, pada hari ini, 31 Oktober 2014, patung Bunda Maria segala bangsa dan patung-patung prosesi Jalan Salib telah diberkati oleh Yang Mulia Mgr Frans Kopong Kung, Pr, sekaligus mengukuhkan taman ini sebagai tempat kontemplasi,” jelas Bupati Sunur. (jdz)