Jenazah Uskup Emeritus Mgr Petrus Turang Disambut Ribuan Umat Katolik saat tiba di Kupang
KUPANG – Uskup Emeritus Keuskupan Agung Kupang Mgr. Petrus Turang tutup usia di RS Pondok Indah, Jakarta Selatan, Jumat (4/4) kemarin. Jenazah diterbangkan dari Jakarta dan tiba Kupang, Sabtu (5/4) siang.
Sejumlah Imam dan Suster serta umat Katolik menyambut kedatangan jenazahnya dengan isak tangis di ruang VIP Pemprov NTT Bandara El Tari Kupang. Gubernur NTT dan Walikota Kupang juga terlihat ikut menyambut jenazah Mgr Petrus Turang.
Pantauan media, di sepanjang jalan dari Bandara El Tari, Bundaran Burung Undana, Bundaran PU, Jln Frans Lebu Raya, Oebufu dan Menuju Istana Keuskupan Agung Kupang dipenuhi ribuan umat menunggu kedatangan jenazah.
Di Istana Keuskupan Agung Kupang juga sejak pagi sudah dipenuhi ribuan umat Katolik. Mereka menunggu dan berdoa untuk jenazah Mgr Petrus Turang yang disemayamkan sementara sebelum dibawa ke Gereja Katedral Kristus Raja Kupang.
Romo Amandus Ninu Pr mengenang kepempimpinan Mgr Petrus Turang saat menjabat sebagai Uskup Agung Kupang. Menurutnya, mendiang merupakan sosok yang tegas dan seperti bapak dan anak.
“Hubungan kami para imam dengan bapak Uskup itu seperti bapak dan anak. Bapak uskup Petrus Turang kami kenal sebagai bapak yang sangat tegas,” ungkap Romo Amandus Ninu Pr.
Menurutnya, mendiang Mgr Petrus Turang sangat tegas mengajarkan dan memberikan semangat hidup kepada mereka para imam. Mendiang keras dalam prinsip namun penuh belas kasih.
“Dari sikapnya kami diajarkan tetap tekun dalam berjuang keras dalam hidup ini tapi penuh kasih sayang. Kami sangat bersedih tapi kami bersyukur karena kami pernah dipertemukan dengan beliau sebagai seorang uskup,” ceritanya.
Presiden Prabowo Subianto sempat melayat jenazah di Jakarta. Prabowo mengenang sosok Mgr. Petrus Turang, Uskup Emeritus Keuskupan Agung Kupang, sebagai teladan yang selalu mencurahkan hidupnya bekerja untuk rakyat kecil.Presiden mengungkap kesannya terhadap Mgr. Turang, yang wafat pada Sabtu pagi karena sakit.“Beliau orang baik. Selalu berpikir positif, dan beliau selalu kerja untuk rakyat kecil. Itu yang saya tahu,” kata Presiden Prabowo menjawab pertanyaan wartawan saat ditemui di Katedral Jakarta, Jumat.
Mgr Petrus Turang ditahbiskan menjadi imam diosesan Keuskupan Manado pada 18 Desember 1974. Ia sempat memegang jabatan sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Konferensi Waligereja Indonesia.
Selama memegang jabatan tersebut, ia ditunjuk sebagai Uskup Agung Koajutor Keuskupan Agung Kupang pada 21 April 1997. Ia ditahbiskan pada 27 Juli 1997 di Arena Promosi Hasil Kerajinan Tangan Rakyat NTT, Kelurahan Fatululi, Kecamatan Kelapa Lima, Kupang.
Uskup Agung Jakarta, Kardinal Julius Darmaatmadja S.J. bertindak sebagai Penahbis Utama, dengan didampingi oleh Pro-Nuncio Apostolik untuk Indonesia yang bergelar Uskup Agung Tituler Bellicastrum, Pietro Sambi dan Uskup Agung Kupang saat itu, Gregorius Manteiro, SVD.
Seiring dengan wafatnya Uskup Agung Manteiro, Mgr. Petrus Turang secara otomatis meneruskan jabatan sebagai Uskup Agung Kupang sejak 10 Oktober 1997. Ia menjadi Penahbis Pendamping bagi Mgr. Alberto Ricardo da Silva sebagai Uskup Dili pada 2 Mei 2004 dan bagi Mgr. Dominikus Saku sebagai Uskup Atambua pada 21 September 2007.
Mgr. Petrus Turang sempat dikecam terkait aksinya saat menegur seorang imam, yakni R.D. Yohanes Subani, yang merupakan pendidik dan pengajar di Seminari Tinggi Santo Michael, Penfui, Kupang, yang tidak mencium cincin uskup.Kejadian ini berlangsung pada 10 Januari 2013 setelah perayaan natal bersama di Gereja Katedral Kupang. Hal ini juga berujung pada adanya surat terbuka yang ditujukan kepada Ketua KWI dan Nuncio Apostolik. (mc/st)