Mengenal Yulia, Motor Penggerak dan Agen Perubahaan dari Nita

by -5 Views

MASYARAKAT Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Flores Nusa Tenggara Timur, tidak asing lagi dengan sosok wanita yang satu ini. Memiliki nama lengkap Theresia K. Yulia (32), pendamping lokal desa Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) dengan empat desa dampingan yakni Bloro, Tebuk, Nita dan Takaplager, sejak tahun 2016.

Kepada mediantt.com di sela-sela pelantikan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) desa Bloro, Kamis 20 Pebruari 2020 di kantor Desa Bloro, 17 km arah timur Kota Maumere, jebolan FKIP Bahasa Indonesia Undana Kupang ini mengatakan, sebuah desa menjadi kuat bila masyarakatnya semakin berdaya dalam hal pengetahuan dan ketrampilan.

Sebuah tantangan dalam proses pendampingan, kata Yulia, bagaimana mengubah pola pikir masyarakat sehingga membawa mereka kepada suatu perubahaan.  “Apa gunanya dana desa bermiliaran rupiah masuk ke desa selama kita tidak bisa mengubah pola pikir para pemanfaat dana desa, apa yang akan terjadi?,” tanya istri dari Kristoforus Dosi ini.

Tekad yang mendalam dari awal ketika lolos seleksi pendamping adalah menjadi kader yang terus berjuang untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa, mau menjadi pelopor sekaligus motor penggerak pembangunan di desa.

Menurut dia, kehadiran pendamping desa yang diamanatkan undang- undang desa mewujudkan desa yang mandiri, maju dan sejahtra. “Saya dituntut untuk menjadi agen perubahaan di empat desa wilayah dampingan,” tandas ibu dari Arjend ini.

Jalan menuju perubahan, demikian Yulia, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pendampingan harus terus-menerus dilakukan mengingat kapasitas para penyelenggara pemerintahan desa dalam hal ini kepala desa, perangkat desa, BPD serta unsur terkait perlu ditingkatkan pengetahuan terkait regulasi dan penguasaan komputer.

Terkait urusan administrasi dan pelaksanaan di lapangan harus berjalan sesuai regulasi untuk menghindari penyalahgunaan wewenang dan dampak yang paling buruk adalah penyelewengan dana. “Kalau soal komputer, saat ini kita berada di era digital segala urusan pada umumnya berbasis aplikasi termasuk urusan administrasi desa,” ujarnya.

Yulia menyadari dalam rentang empat tahun ia belum bisa menanam sebatang pohon yang rindang tapi baru bisa menabur sebilir biji. Prestasi yang sempat diraih tahun 2018, desa Bloro pernah masuk nominasi sebagai desa terbaik nasional Kategori Desa Transparansi. (ven)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *