Komunikasi Keluarga di Ujung Jari: Ketika Handphone Mengubah Cara Kita Berinteraksi

oleh -25 Dilihat

Oleh Teobaldus Nafri Gosali Burjaya
Mahasiswa S1 Filsafat Ledalero

KOMUNIKASI telah menjadi hal yang esensial bagi manusia. Komunikasi dapat mengurangi rasa stress dan kecemasan bagi kehidupan seseorang. Namun, ketidak keterbukaan seseorang atau tidak mau bercerita dengan orang lain membuat seseorang merasa lemah. Jika hal demikian terjadi dalam suatu kelompok besar, maka interaksi dengan orang dari budaya, etnis, golongan, suku, ras, maupun dengan negara lain akan lemah. Dalam situasi seperti ini, komunikasi baik antar individu maupun kelompok; berfungsi sebagai kesadaran untuk tetap menjaga identitas diri dan budaya. Dengan demikian, komunikasi akan menjadi alat yang utama untuk membangun persatuan dan kesatuan demi memperkuat keragaman dalam kehidupan masyarakat yang majemuk. Komunikasi juga akan mengikat serta membantu kita untuk membagi cerita dengan orang, dan mengungkapkan isi pikiran kepada anggota keluarga, maupun orang lain. Keharmonisan dari sebuah keluarga jika anggota keluarga saling terbuka melalu komunikasi, sehingga relasi antar anggota keluarga yang satu dengan lain tetap erat dan kuat (Habiburrahman & Rahmah, 2023).

Sayangnya, kehadiran handphone membawa perubahan yang begitu besar dalam keluarga. Kehadiran handphone ini membuat relasi antara individu yang satu dan yang lain dibatasi, karena masing-masing sibuk dengan urusannya. Kemunculan handphone membuat semuanya terpengaruh, karena setiap orang sibuk dengan handphone, baik itu untuk membalas pesan di media sosial, misalnya di fecebook, whatsapp, dan bermain game, maupun aplikasih online yang lain. Hal ini bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari di mana setiap pribadi hanya fokus pada handphone, sehingga komunikasi dalam keluarga sangat menurun. Kekrisisan komunikasi membawa banyak dampak negatif antar anggota keluarga. Akibatnya, hubungan yang satu dengan lain akan terlihat asing.

Implikasi Handphone: Evolusi komunikasi beranjak ke ujung jari

Pada tingkatan yang lebih jauh, keluarga merupakan dasar munculnya manusia yang mutu dan berkualitas. Keluarga merupakan pusat munculnya atau dasar kehidupan sosial, nilai-nilai, dan pembentukan seseorang mulai berkembang. Masyarakat secara luas masih mengharapkan setiap keluarga untuk menjaga dan membentuk moral dan ahklak seseorang menjadi baik, secara khusus buat generasi-generasi yang akan datang. Degan demikian, keutuhan suatu bangsa dan negara membawa pengaruh bagaimana seseorang dibentuk, dibimbing, dijaga dan diasuh dari dalam keluarga. Sebab itu, keluarga memiliki tanggung jawab besar akan harapan-harapan dari masyarakat, bangsa, dan negara (Abdul Ghafur, 2022).

Pada umumnya, kehadiran handphone membawa tantangan-tantangan yang sangat besar bagi seluruh manusia. Konteks ini tidak terkecuali lagi, ia menyerang semua orang salah satunya keluarga. Keluarga harus selalu siap dan mampu beradaptasi degan perkembangan teknologi yang makin hari makin merubah. Hal ini muncul di era sekarang, di mana masing-masing anggota tidak bisa menjauhkan diri dari hadapan handphone. Hal ini dikarenakan oleh pengaruh candu aplikasi online yang berlebihan. Hal ini bisa dikatakan sebagai suatu penyakit.

Resiko Penggunaan Handphone

Pertama, menurunnya budaya komunikasi dalam keluarga. Sebelum munculnya handphone budaya komunikasi yang terjadi antar anggota keluarga sangat erat. Salah satu tempat yang intens dengan budaya ini adalah ruangan makan, lebih tepatnya di meja makan. Komunikasi di meja makan yang sangat heboh membuat suasana rumah tidak merasa hening dan sepi. Namun, susana itu tidak seharmonis seperti dulu sebelum adanya handphone. Kini, handphone mengambil alih sikap dan budaya dalam lingkungan keluarga. Hal ini ditandai dengan masing-masing anggota keluarga yang sibuk bermain handpone. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Herly Utama, dkk, 2025 di Desa Suku Makmur Kecamatan Pulo Bandring, menujukan intensitas komunikas keluarga menjadi lemah. Hal ini diakibatkan oleh kehadiran handphone yang dianggap sebagai teman virtual.

Kedua, implikasi terhadap kondisi mental anak. Banyak orang tua yang memberikan kebebasan bagi anak-anak untuk bermain handphone. Kebebasan untuk bermain handphone sangat berpengaruh bagi kesehatan mental seorang anak. Banyak anak-anak merasa kecanduan bermain handphone. Sikap ini seolah-olah mengistimewakan waktu bermain handphone ketimbang mengaktualisasikan komunikasi dengan anggota keluarga. Padahal sikap realisasi kebebasan demikian dapat menyebabkan kesehatan mental dan gangguan anggota psikis lainnya.

Lajunya perkembangan teknologi membawa tantangan besar bagi keluarga. Hal ini mau mengajak para orang tua agar menjadi fondasi dalam keluarga supaya nilai baik dari handphone yang menunjang bagi pertumbuhan anak. Sedangan hal buruk dari teknologi itu bisa dihindari atau dikontrol supaya tidak menjadi penghalang dalam menerapkan budaya komunikasi. Upaya ini dilakukan atau diterapkan untuk membantu dalam masa pertumbuhan dan perkembangan seorang anak supaya tidak terganggu, sehingga anak bisa berkembang dan tumbuh dengan baik. jadi kemajuan teknologi tidak menjadi penghalang bagi pertumbuhan seseorang.

Kesimpulan

Oleh karena itu, di tengah kemajuan teknologi, komunikasih harus menjadi perhatian khusus bagi orang tua. Komunikasi akan merubah suasana keluarga menjadi harmonis. Waktu bermain gadget bagi anak juga dibatasi, supaya orang tua dengan mudah melatih atau membangun komunikasi dalam keluarga. Tujuannya adalah suasana kembali baik dan intens sebagaimana hari kemarin. Pada era revolusi yang terjadi sekarang ini memang agak susah. Tetapi, hal ini bisa diatasi jika anggota keluarga bekerjasama misalkan membagi pengalaman antar sesama baik di meja makan, ruang tamu, yang bisa menghindari diri dari gadget. (***)