Dr Mese Ataupah : Jangan Cari Tahu Virus Corona, Lupakanlah…!

oleh -51 Dilihat

KUPANG – Ini pernyataan menarik untuk disimak. Di tengah meningkatnya kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya penyebaran Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19, Kepala Dinas Sosial Provinsi NTT, dr. Meserasi BV Ataupah, melecutkan statemen agar masyarakat tidak usah bertanya lagi berapa yang positif dan berapa yang negatif terjangkit virus corona. Sebaiknya masyarakat fokus bekerja dan lupakanlah virus corona. Benarkah?

Ikuti penuturannya saat bertandang ke Studio Mini Kantor Gubernur NTT, Radio Swara NTT di Jalan Raya El Tari Kupang, Rabu (20/5/2020). Saat itu, dokter Mese Ataupah ditemani juru bicara gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 NTT yang juga Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius, M.Si.
Simak pandangan dokter Mese Ataupah dengan gaya bertutur seperti dirilis Kasubag Pers dan Pengelolaan Pendapat Umum Biro Humas dan Protokol Setda NTT, Valeri Guru.

Ada pengalaman menarik di ilmu kedokteran bahwa yang pernah mengalahkan virus hanya satu namanya variola atau orang bilang cacar api. Dulu itu saja; yang pernah kami kalahkan sampai sekarang; untuk polio, demam berdarah, HIV/AIDS; kita masih kesulitan. Bahkan HIV/AIDS sampai sekarang kita belum berhasil untuk menemukan vaksin. Kita baru semacam obat penenang; pengurang tapi pada prinsipnya kemampuan manusia untuk mengatasi virus masih jauh dibandingkan dengan kemampuan umat manusia bahwa spesies manusia ini untuk menaklukan virus dibandingkan bakteri.

Kalau bakteri yah, kita sudah praktis bahkan TBC, Lepra yang dulu agak sulit; kita sudah bisa atasi dengan pengobatan. Lalu muncul pertanyaan reflektif; sampai kapan ini virus corona ini akan bersama kita? Pertanyaan yang sangat menggangu kita semua.

Secara ilmu kita masih menanti. Tapi perkiraan secara pribadi; saya sebagai seorang dokter; kita akan lama bersama virus ini. Lamanya sampai waktu yang kita tidak bisa spekulasi secepat ini. Tapi yang pasti tidak mungkin dalam tahun ini. Kecuali ada keajaiban yang lain. Tapi kalau secara keilmuan, nampaknya kita akan sulit untuk tahun ini. Karena kalau uji coba vaksin saja kita perlu waktu; tidak bisa cepat. Tidak boleh terburu-buru. Itu akan berakibat sangat fatal bagi banyak orang.

Jadi musti saya terangin lagi bahwa Covid-19 ini kita tahu persis bahwa ada 2 jenis; orang bilang ada RNA dan DNA. Kalau DNA ini lebih spesifik; targetnya itu sangat spesifik. Kalau pada binatang spesifik tersendiri saja. Sedangkan kalau pada manusia itu saja. Tapi kalau Covid ini jenisya RNA dan karena RNA kemampuan bermutasi atau berubahnya itu memang kalau mau lebih stabil dia harus ke DNA.

Jadi RNA ini memang masih sangat labil; kelabilannya ini yang menyebabkan sangat sulit untuk memperoleh vaksin dan lain-lain. Ini menjadi problem. Nah, apakah gejalanya dan lain-lain; yah namanya juga virus gejala awal seperti kita batuk pilek; biasa saja, cuma namanya ada yang disebut infeksi sekunder.

Setelah virus masuk istilahnya banyak diterjemahkan kemudian ditranskip bentuknya kemudian diubah menjadi replikasi. Sehingga karena replikasi virus ini punya malnya itu gampang dibuat di dalam tubuh. Jadi percepatan virus untuk berkembang di dalam tubuh manusia ini kecepatannya sangat tinggi.

Nah, tinggal sekarang keganasannya. Memang keganasannya itu karena tadi, sangat berubah lebih cepat dan berapa banyak virus yang masuk menyerang dadakannya itu; yang menyebabkan ganasnya. Itu kalau makin banyak masuk makin cepat berkembang biak. Karena daya tahan tubuh rendah maka makin jeleklah kondisi pasien atau orang yang terkena virus ini. Ini yang kita harus tahu betul. Sehingga bagaimana perlunya daya tahan tubuh.

Yah, daya tahan tubuh ini kan berkat Tuhan; memang ada lawan di luar sana yang disebut virus atau bakteri dan lain-lain. Tapi Tuhan juga memberikan kita yang diistilah antibodi. Artinya melawan benda asing seperti yang dari luar menyerang kita. Jadi pertempuran virus dan lain-lain dengan manusia masing-masing mempertahankan kehidupan itu sendiri dengan dia punya masalah. Pertempuran untuk mempertahankan hidup masing-masing spesies ini yang kita hadapi sekarang.

Yang tadi jenis RNA ini kecepatan dari spesies yang satu ke spesies yang lain; dari binatang atau ke manusia. Itu masih diteliti tapi dia bisa berpindah itu sangat mungkin. Kalau ke jenis DNA tadi kemungkinan berpindah itu kecil sekali tapi kalau ke RNA kemungkinan karena perubahannya itu. Sehingga dia bisa kemana-mana. Ini yang paling sulit.

Mungkin tadi ada anggapan memang dari binatang kemudian berubah dapat menyerang manusia itu memang. Karena perubahan virus itu sendiri. Jadi sedikit saja perubahan di dalam virus itu. Karena ini masing-masing yang tadi pertempuran mempertahankan kehidupan masing-masing. Jadi daya tahan masing-masing virusnya kuat; dia hidup; virusnya lemah dia mati. Kalau kitanya lemah kita mati; kitanya kuat; manusianya kuat, kita hidup. Ini pertempuran sudah dari dulu kala.

Untuk saat sekarang kita lebih takut dari manusia ke manusia. Karena mau kembali lagi ke binatang ini masih kita duga saja jadi yang nyata sekarang adalah dari manusia ke manusia. Karena kecepatan untuk penularannya ini yang disebut pandemic sekarang karena disebut wabah itu : pertama, mematikan dan penyebarannya sangat cepat. Kecepatan ini yang menakutkan. Soal daya tahan kita bisa atur masing-masing; cuma kalau makin banyak yang diserang maka kemungkinan untuk mendapatkan penyakit atau daya tahan tubuh atau berubah menjadi kematian kemungkinan makin besar dengan sendirinya.

Itu yang tadi saya bilang; karena memang perubahannya yah, sampai sekarang kita masih kesulitan. Jadi memang kenapa kita pakai masker. Salah satunya memang atau kita terpaksa harus berdamai dengan virus ini. Karena itu tadi, kita tidak ada pilihan lain; kita mencegah untuk menular lebih jauh. Karena kita tahu bahwa penularan lewat pernafasan; lewat percikan air liur kita sehingga asumsinya bahwa kita semua ini mudah terkena.

Contoh kasus misalnya di Amerika. Mereka kan sudah jutaan kenapa mereka disana cepat sekali karena ketersediaan alat ukur atau alat ujinya banyak. Masyarakatnya beda. Kalau kita takut untuk dites; mereka sukarela bahkan antri untuk dites. Kalau dia positif maka langsung isolasi diri atau karantina diri jauh lebih bagus kalau dia tahu penyakitnya ada di kita yah, kita isolasi diri.

Kalau di sini kan lain. Kalau kita dibilang positif bahkan terjadi stigma; sudah semacam hukuman. Jadi ada semacam kemunafikan dalam hal ini. Bahwa saya bersih kamu kotor; kamu terjangkit. Saya bersih jadi kalau kamu terjangkit kamu bukan tempat bagi kami. Padahal kan kemungkinan bagi penyakit ini kan besar sekali. Jadi yah sudahlah tinggal sekarang apakah kita masih tuduh orang bahwa kita bersih, kamu kotor, kamu terkena virus; kami tidak sudah lupakanlah.

Karena itu, sekarang mari kita sama-sama punya pikiran bahwa saya memang gampang terkena bahkan misalnya sekarang anda pergi tes swab sekalipun anda negatif keluar dari tempat pemeriksaan bisa saja anda terkena langsung positif. Kenapa begitu? Tadi sangat mudah terjangkit. Karena itu disebut wabah. Itulah masalahnya. Jadi jangan menuduh orang yah, jangan cari-cari tahu berapa positif? Berapa negatif? Sudahlah ! Lupakan itu. (valeri guru/jdz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *