Catatan BI, Hingga Februari Jumlah Merchant QRIS di NTT 228 Ribu, Usernya 286 Ribu

by -174 views

Kepala KPw BI NTT, Agus Sistyo Widjayati saat menyampaikan kondisi terkini ekonomi NTT.

KUPANG, mediantt.com – Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi NTT,
Agus Sistyo Widjayati, mengatakan, hingga Februari 2024, BI mencatat bahwa jumlah mechant QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard) mencapai 228 ribu. Sementara jumlah penggunq (user) 286 ribu.

“Hingga Februari 2024, jumlah merchant QRIS di Provinsi NTT meningkat hingga mencapai 228 ribu dan terjadi penambahan 4.644 merchant. Sementara jumlah user meningkat mencapai 286 ribu dan terjadi penambahan 4.765 user,“ jelas Kepala BI Perwakilan NTT, Agus Widjajati, saat berbuka Puasa bersama Media di di Aula Nemberala Kantor BI NTT, Selasa (2/4/2024).

Asal tahu, QRIS adalah sistem pembayaran non-tunai yang diluncurkan pada 2019. Ini adalah sistem pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal. Bank Indonesia terus berkomitmen untuk meningkatkan penggunaan QRIS melalui sisi supply (merchant QRIS) dan demand (pengguna QRIS).

Agus menjelaskan, tercatat sepanjang 2022, sebanyak 137.459 penduduk NTT telah menggunakan QRIS sekitar 1 (satu) kali untuk melakukan transaksi. Jumlah penduduk yang telah menggunakan QRIS tersebut meningkat pesat karena pada tahun sebelumnya hanya tercatat sekitar 15 ribu penduduk.

Selain untuk kegiatan perdagangan, ada pula berbagai merchant QRIS yang menggunakan QRIS dalam skema lainnya, yaitu untuk melakukan transaksi pemerintah daerah, parkir, sumbangan sosial di rumah ibadah. Pemerintah daerah di NTT telah menyediakan fasilitas pembayaran pajak PBB-P2, pajak kendaraan bermotor di Samsat, retribusi pasar.

“Bank Indonesia Perwakilan NTT pun terus menyosialisasikan QRIS,” kata Agus Widjajati, yang berhasil menempatkan Bali sebagai 3 (tiga) besar provinsi yang memanfaatkan pembayaran QRIS.

Agus Widjajati bertugas selama 4 tahun di Bank Indonesia Provinsi Bali sejak Covid-19, sebagai Kepala Divisi (Kadiv) Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah (SPPUR) Manajemen Intern Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali, lalu mendapatkan promosi dan mengembang amanah sebagai Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT.

Secara detail Agus Widjajati pun menguraikan nominal transaksi QRIS mencapai Rp 207,37 miliar atau tumbuh sebesar 611,20 persen. Sementara volume transaksi QRIS mencapai 2,35 juta transaksi atau tumbuh sebesar 1.174, 10 persen.

Program Utama Atasi Inflasi

Agus juga memaparkan bahwa Bank Indonesia Perwakilan Provinsi NTT memiliki sejumlah program utama mengatasi inflasi.

Menurut dia, upaya Konkrit pengendalian inflasi pangan yang dilakukan BI NTT adalah dengan melakukan operasi pasar murah, khususnya di kabupaten/kota pengukuran Indeks Harga Konsumen (IHK). Juga, dengan melakukan sidak pasar dan distributor, bersama unsur Forkopimda.

Langkah lain yang dilakukan oleh BI Perwakilan NTT sebagai upaya konkrit pengendalian inflasi pangan adalah penguatan komoditas antar daerah (KAD) untuk pemenuhan komoditas antar daerah. Selain itu, aktif menggelorakan gerakan menanam tanaman komoditas penyumbang inflasi, khususnya pada kelompok hortikultura.

“Selain itu BI NTT juga menerapkan penguatan program dengan 4K yakni meliputi Keterjangkauan Harga, yang dimaksudkan yaitu intensifikasi pelaksanaan pasar murah menjelang HKBN Idul Fitri dengan menyasar pada komoditas utama penyumbang inflasi pada penjualan pasar murah. Ketersediaan Pasokan, adalah mendorong diversifikasi dan peningkatan produksi barang kebutuhan pokok secara lokal untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah,” tegas Agus.

Selain itu ada unsur Kelancaran Distribusi, yaitu senantiasa berkoordinasi dengan operator pelabuhan untuk mengutamakan kelancaran pasokan bahan pangan strategis, serta Komunikasi Efektif, yakni dengan menyebarkan informasi terkait jadwal kegiatan Gerakan Pasar Murah (GPM) secara masif.

Dari program utama ini, jelas Agus,
Outcame yang diharapkan dari semua langkah-langkah ini yaitu inflasi tahunan yang berada pada rentang target inflasi nasional, inflasi tahunan kelompok Volatile Foods yang berada di bawah 5%, ketersediaan pasokan yang aman sepanjang tahun serta peningkatan kesejahteraan dan daya beli masyarakat. (st/jdz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *