Menko PMK Minta Maaf Karena Sering Jadikan NTT Contoh Masalah Stunting

by -289 views

KOTA KUPANG – Dua Menteri Kabinet Indonesia Maju, turun langsung memantau penanganan stunting di Kota Kupang, Senin (3/5). Dua menteri itu adalah Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) RI, Prof. Muhadjir Effendy dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati. Menariknya, Menko PKM minta maaf karena sering menjadiikan NTT sebagai salah satu daerah yang memiliki masalah stunting.

Usai memantau lokasi dan warga terdampak badai seroja di Kabupaten Kupang, kedua menteri yang didampingi Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi dan Ketua DPRD NTT, Emilia Julia Nomleni, berkesempatan mengunjungi Kantor Lurah Lasiana yang menjadi salah satu dari dua kelurahan contoh penanganan stunting di Kota Kupang.

Di Kantor Lurah Lasiana, rombongan menteri disambut oleh Ketua TP PKK Provinsi NTT, Ny. Julie Sutrisno Laiskodat, Ketua TP PKK Kota Kupang, Wakil Ketua TP PKK NTT, Ny. Maria Fransiska Djogo Ny. Hilda Riwu Kore Manafe, Sekretaris Daerah Kota Kupang, Fahrensy Priestley Funay, S.E, M.Si, pimpinan perangkat daerah terkait, Lurah Lasiana dan Lurah Manutapen beserta Ketua TP PKK kelurahan masing-masing dan para kader posyandu.

Menko PMK, Prof. Muhadjir Effendy memberikan apresiasi terhadap upaya penanganan stunting di NTT. Menurut dia, angka penurunan stunting di NTT sudah cukup bagus, dari yang sebelumnya 35 persen turun hingga 24,2 persen. Dia yakin pemerintah dan masyarakat NTT bisa menangani masalah stunting ini.

“Mudah-mudahan tahun 2024 mendatang angkanya semakin turun sesuai target Presiden mencapai 14 persen,” tambahnya.

Menko PMK juga meminta maaf karena sering menjadikan NTT sebagai contoh salah satu daerah yang memiliki masalah stunting. Menurutnya, tingginya angka stunting di NTT lebih karena faktor perilaku dan rendahnya pemahaman tentang asupan gizi pada warga. Karena sesungguhnya NTT memiliki kekayaan alam yang cukup seperti hasil perikanan dan produksi tanaman kelor dan makanan bergizi lainnya.

Hal senada juga disampaikan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, yang juga memberikan apresiasi terhadap upaya penanganan stunting di NTT termasuk Kota Kupang, salah satunya lewat pemberian makanan tambahan (PMT) bagi anak-anak. Menurutnya dengan sumber daya alam yang ada di NTT seperti ikan, kelor dan sorgum sebagai makanan pengganti nasi, harusnya tidak ada kasus stunting di daerah ini.

Apresiasi juga disampaikan Menteri PPPA kepada PKK dan para kader posyandu yang tidak pernah lelah dan terus belajar meningkatkan kapasitas diri untuk menangani stunting di NTT lebih baik lagi. Diakuinya salah satu hak dasar anak adalah hak tumbuh kembang yang pemenuhannya menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat, pemda dan masyarakat.

Ketua TP PKK Provinsi NTT, Ny. Julie Sutrisno Laiskodat mengakui sejak dilantik sebagai Ketua TP PKK NTT pada tahun 2019 lalu, fokus mereka adalah menangani stunting dan gizi buruk yang angkanya menempati peringkat pertama secara nasional. Salah satunya adalah dengan memberdayakan potensi lokal yang ada seperti kelor.

Selain itu, menurutnya untuk penanganan stunting di NTT perlu juga peningkatan kapasitas SDM yang handal. Sejak dua tahun lalu TP PKK Provinsi NTT sudah menentukan dua desa/kelurahan contoh dari masing-masing kabupaten/kota. Di desa/kelurahan contoh ini PKK Provinsi NTT melakukan intervensi berupa PMT selama 20 hari setiap bulan bagi ibu hamil,ibu menyusui, bayi, balita, anak PAUD dan SD. Untuk penyediaan PMT ini mereka memberdayakan ibu-ibu yang ada di lingkungan tersebut dengan tujuan untuk sedikit membantu perekonomian rumah tangga mereka.

Ketua TP PKK Kelurahan Lasiana, Ny. Yeni Bentura Funay menyampaikan terima kasih kepada kedua menteri yang meski di tengah kesibukan berkesempatan mengunjungi mereka di Lasiana. Terima kasih juga disampaikannya kepada PKK Provinsi NTT dan PKK Kota Kupang yang telah memberikan bantuan kepada mereka selama ini lewat PMT.

Sementara itu, Ketua TP PKK Kelurahan Manutapen, Ny. Marlin Ekaningsih Seme mengakui untuk penanganan stunting mereka membutuhkan dukungan baik dari pemerintah pusat, provinsi NTT dan Pemkot Kupang. Salah satunya untuk mengatasi kendala fasilitas yang terbatas, sperti gedung untuk posyandu dan alat timbang yang sudah rusak.

Dalam kunjungan tersebut kedua menteri juga berkesempatan menyerahkan bantuan dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi NTT dan sejumlah donator seperti Baznas dan Danone bagi anak-anak yang sedang menjalani perawatan akibat stunting. (ans/st)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *