Juni Covid-19 Harus Putus, VBL : Berapapun Pasien Corona Diobati

by -185 views

KUPANG – Berbagai upaya dan strategi telah dilakukan pemerintah dan berbagai elemen masyarakat lainnya untuk mencegah penyebaran Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 di Indonesia termasuk di Provinsi NTT. Karena itu, dalam beberapa bulan ke depan, bulan Juni, pandemi ini akan berakhir.

“Tadi (kemarin, red) dalam arahannya, Bapak Presiden Jokowi telah menginstruksikan supaya dengan cara apapun pada bulan Juni ini harus sudah diputus mata rantai penyebaran Covid-19,” tandas juru bicara gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 di Provinsi NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius, M.Si kepada pers di Kupang, Rabu (6/5/2020) malam.

Marius yang juga Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT itu menjelaskan, jika tidak putus penyebaran virus corona paling tidak kurva angka-angkanya harus turun. “Harus diturunkan dari kurva yang naik itu harus diturunkan dengan cara apa pun. Ini perintah Bapak Presiden tentu juga berlaku untuk kita di NTT,” ucap Marius.

Tujuannya, sebut dia, untuk bisa mengontrol secara ketat arus mudik dan sudah ada perintah untuk tidak melakukan mudik dari kota ke desa dan juga tentu di dalam wilayah masing-masing.

“Semua ini hanya untuk bisa memastikan mata rantai penyebaran virus corona ini bisa terputus. Logikanya sangat sederhana; virus ini menyebar dari orang ke orang. Begitu si A bertemu si B menular ke B; B bertemu si C menular ke CDEF dan seterusnya. Kita bisa lihat bagaimana pergerakan orang berbarengan dengan virus begitu cepat penularannya. Ketika ada lalu lintas manusia; ada lalu lintas individu yang saling bertemu atau saling melakukan kontak,” ungkap Marius.

Dia menambahkan, karena itu organisasi kesehatan dunia, WHO mengatakan, putuskanlah mata rantai penyebaran virus ini dengan pertama, menghindari kerumunan atau tidak menciptakan kerumunan.

“Dalam Bahasa Inggris kita sering dengar social distancing. Kemudian setelah social distancing itu dideklare secara internasional; WHO menilai bahwa tidak cukup dengan menghindari kerumunan atau tidak menciptakan kerumunan tetapi juga lebih mikro yaitu physical distancing atau jaga jarak antara orang. Logikanya juga sangat sederhana karena ketika saya batuk atau bersin, droplet yang keluar dari mulut saya atau hidung saya akan jatuh atau melekat di tangan teman kita atau masuk di hidungnya atau masuk di mulutnya maka jadi tertular,” ujar Marius.

Mantan Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT itu juga mengatakan, sesuai jadwal hari ini, Kamis (7/6/2020), Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wagub Josef A. Nae Soi akan meninjau laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) di RSUD Prof. Dr. W.Z. Johanes Kupang. “Besok (hari ini, red) laboratotium PCR kita akan memulai beroperasi. Jadi semua spasemen swab yang ada di Kupang dan juga ada di berbagai daerah akan diperiksa di laboratorium kita. Bapak Gub dan Bapak Wagub esok akan meninjau laboratorium swab yang ada di RSUD Prof. Dr. WZ Johannes Kupang,” jelas Marius sembari menambahkan, “Sesuai rencana pada Jumat (08/05/2020) kita akan menjemput spesimen swab di berbagai kabupaten/ kota di seluruh NTT.”

Kita akan Obati

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) yang juga Ketua Umum gugus tugas percepatan penanganan Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 NTT menegaskan, berapa pun jumlah pasien; baik yang berstatus Orang Tanpa Gelaja (OTG), Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP) maupun yang terkonfirmasi positif virus corona di Provinsi NTT akan diobat.

“Berapa saja kita obati, namanya orang sakit,” tandas Gubernur VBL menjawab pertanyaan pers di Kupang, Rabu (6/5/2020).

Gubernur VBL menjelaskan, pasien yang telah diumumkan terkonfirmasi positif, mereka semua telah melewati masa inkubasi. “Ini yang menarik. Situasi dan kondisi seperti ini harus kita jaga,” tandas Gubernur VBL sembari berharap, “situasi dan kondisi di NTT ini menjadi kekuatan bagi masyarakat di NTT.”

Gubernur juga mengapresiasi sikap taat dan patuh dari masyarakat yang senantiasa mengikuti protokol-protokol kesehatan baik WHO maupun otoritas pemerintah. “Kita selalu jaga jarak. Semua sesuai protokol Covid-19,” kata Gubernur.

Karena di Provinsi NTT, sebut Gubernur VBL, telah ada laboratorium PCR atau Polymerase Chain Reaction di RSUD Prof. Dr. W.Z. Johanes Kupang maka semakin cepat diketahui sampel swab dari para pasien tersebut.

“Kita sudah punya laboratorium PCR. Mulai esok (Kamis, 7 Mei 2020) kita operasionalkan. Pagi dites sore sudah bisa diketahui hasilnya,” ucap Gubernur VBL yang saat itu didampingi Wagub NTT yang juga Wakil Ketua Umum gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 NTT, Drs. Josef Nae Soi. (valeri guru/jdz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *