Dipaksa Ganti Meteran Listrik, Pelanggan Ngaku Diperlakukan Brutal

by -358 views

Kalabahi, mediantt.com — Program PT PLN (Persero) Wilayah NTT untuk melaksanakan peremajaan kWh meter pasca bayar menjadi kWh meter prabayar, menimbulkan masalah baru bagi pelanggan. Tidak saja dialami masyarakat Kota Kupang, sebagaimana yang saat ini lagi ramai diberitakan sejumlah media terbitan Kupang.

Di PLN Rayon Kalabahi Kabupaten Alor, sejumlah pelanggan juga dengan tegas menolak jika meteran pasca bayar diganti dengan meteran prabayar. Tentu salah satu alasan, meteran pasca prabayar punya keunggulan tersendiri yang dialami setiap pelanggan.

Salah satu pelanggan PLN Kalabahi, Djubair kepada mediantt.com, Jumad (25/9/2015) mengaku didatangi petugas PLN guna meminta agar meterannya diganti dengan prabayar. Pihaknya tidak bersedia sehingga terjadi percekcokan dengan petugas PLN. “Tadi dua orang petugas PLN datang. Mereka minta supaya meteran diganti dengan prabayar. Saya tidak mau tapi petugas PLN paksa akhirnya terjadi keributan,” katanya.

Pelanggan lain, Hamzah juga mengisahkan, belum lama ini ia didatangi salah satu petugas PLN. Dia diminta untuk segera menggantikan meretan pasca bayar menjadi prabayar. “Tanggal 29 Agustus 2015, petugas PLN Kalabahi datang di rumah. Dia minta supaya segera ganti meteran mekanik menjadi elektronik (prabayar). Saya bilang tidak bisa jadi dia marah. Petugas itu gertak saya bilang kalau saya tidak mau dia bawa polisi,” ceritanya.

Hamzah mengaku, karena tidak bersedia meterannya diganti dengan prabayar, oknum petugas PLN yang tidak mau menyebutkan namanya itu sempat cekcok dengannya. “Dia ancam saya bawa polisi. Jadi masih menunggu, saya gembok kotak meteran,” katanya.

Selanjutnya, sebut mantan guru SMK Negeri I Kalabahi itu, Rabu (16/9/2015), istrinya ke kantor PLN Kalabahi guna membayar rekening listrik. Di kantor PLN, kepada istrinya petugas menyatakan rekening listrik tidak bisa dibayar karena meteran sudah diblokir. “Di kantor PLN baru istri telepon saya bilang meteran sudah diblokir. Saya bilang oke, kalau begitu tunggu saya ada pergi ke PLN sekarang,” katanya.

Di kantor PLN, guru Hamzah lalu mempertanyakan alasan apa sehingga meteran diblokir. Namun jawaban dari petugas PLN bahwa meteran diblokir karena sedang diproses untuk digantikan dengan prabayar. “Kami dua baku ribut di kantor. Dia bilang harus ganti jadi saya tidak mau. Pokoknya saya tidak mau, kamu mau buat bagaimana yang penting saya datang ini mau bayar listrik,” tegasnya.

Manejer PLN Rayon Kalabahi, Yuniarto H Prayitno yang dikonfirmasi menjelaskan, meski sejumlah pelanggan menolak program PT PLN Wilayah NTT, yakni melaksanakan peremajaan kWh meter pasca bayar menjadi kWh meter prabayar, pihak PLN Rayon Kalabahi justru akan tetap melaksanakan program ini.

Sebab, program meter prabayar merupakan produk unggulan PT PLN, yang harus dipergunakan setiap pelanggan. “Saat ini sedang dilakukan peremajaan. Karena meteran yang lama menggunakan gir-gir, yang suatu saat mungkin terjadi haus maka akan berpengaruh pada pengukuran angka meter. Kami juga sampai ke masyarakat, bahwa saat ini sedang dilakukan peremajaan. Awalnya menggunakan mekanik sekarang menggunakan elektronik, jadi meter lama kami gantikan dengan meter elektronik,” jawabnya kepada mediantt.com di ruang kerjanya, Jumad (25/9/2015)

Menurut Prayitno, meteran elektronik atau meteran token adalah prodak terbaru di NTT, yang pemasangannya merupakan yang terbaik. Memang benar, pemasangan ke seluruh pelanggan harus sesuai dengan arahan PLN wilayah. “Program meter prabayar ini merupakan prodak unggulan. Itu yang kami pasang di pelanggan agar tidak ada salah catat, salah ukur dan sebagainya akibat gir-gir sudah haus,” jelasnya.

Ketika ditanya ada oknum petugas PLN yang bertindak brutal terhadap pelanggan, dia membantah. “Sebenarnya tidak ada pertengkaran. Dari tahun sebelumnya kami sudah sosialisasi meter prabayar. Mungkin dia (pelanggan) mendapat informasi yang kurang jelas. Kami sudah menyampaikan kepada petugas kami bahwa dalam pelaksanaan harus menjunjung tinggi etika,” katanya.

Dia mengaku, saat ini sudah ada surat edaran PLN Wilayah NTT bahwa, bulan Oktober 2015, pelanggan harus menggunakan meter elektronik. Tujuannya agar masyarakat bisa menikmati listrik dengan nyaman dan terkontrol. “Kami sudah lakukan sosialisasi ke pelanggan terkait penggunaan meter pulsa. Kami sosialisasi melalui pemerintah, rumah ibadah sampai dengan mengeluarkan spanduk-spanduk. Tahun kemarin itu kami gunakan sistem ‘door to door’ kepada semua pelanggan. Mungkin penyampaian ke masyarakat yang perlu lebih intens lagi tentang bagaimana kenyamanan penggunaan listrik pulsa,” katanya. (joka)

Foto : Manejer PLN Rayon Kalabahi, Yuniarto H Prayitno.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *