Keluarga Cendana Mulai ‘Bergerak’: Jangan Main-Main dengan Kami!

by -169 views

JAKARTA — Keluarga mantan presiden Soeharto kembali “bergerak”. Setelah Tommy Soeharto berkicau di twitter, tentang kisruh partai Golkar. Kini giliran putra Soeharto lainnya, Bambang Trihatmodjo yang berkicau.

Putra ketiga mantan Presiden Soeharto itu ikut gerah dengan ulah segelintir elite Partai berlambang pohon beringin yang merusak soliditas partai yang didirikan ayahnya.

Lewat akun @BambangTri1953,  Bambang juga mengancam pemerintah agar tidak mengobok-obok partai Golkar. “Jika pemerintah mendukung kedamaian saya yakin Menkumham tidak akan seenaknya membuat keputusan, siapa anda? Jangan main-main dengan kami,” ujarnya.

Bambang bahkan, mengancam akan membongkar borok orang-orang yang merusak Golkar dan menghina keluarga Cendana.  “Pesan untuk orang-orang yang pernah bersama kami dan kini menghina keluarga kami : Kami punya ribuan cerita tentang kalian,” kata Bambang.

Kata Bambang, jangan terlalu dalam merendahkan keluarga cendana. “Semua manusia punya harga diri dan harga diri tidak bisa terus dijaga dengan kesabaran,” kata dia.

Bambang menyarankan, agar persoalan Golkar diselesaikan. “Saran saya sebaiknya bagi yang merasa disasar Tommy agar segera selesaikan dan klarifikasi masalah, saya tau persis siapa adik saya. Saya sempat kontak adik saya untuk klarifikasi berita yang beredar apa betul adik saya itu mengecam AL cs. Jawabannya memang betul,” kata dia.

Sekarang, menurutnya, untuk meredakan kemarahan Tommy itu hanya bisa dilakukan dengan mengakhiri konflik internal partai, Tommy orang yang tidak suka main-main,” ujarnya.

Sebelumnya, Putra bungsu mantan Presiden Soeharto, Hutomo Mandalaputra alias Tommy Soeharto, menegaskan bahwa dirinya tidak mendukung salah satu kubu pengurus DPP Golkar yang tengah bertikai.

Tommy memastikan dirinya tidak mendukung DPP Golkar hasil Munas Bali pimpinan Aburizal Bakrie (Ical) maupun Golkar hasil Munas Jakarta yang dikomandani Agung Laksono.

“Dukungan penuh kami untuk keutuhan Partai,” tegas Tommy di akun Twitter-nya, Rabu (8/4/2015). “Jangan dipelintir dukung si A atau si B,” tegasnya.

Pangeran cendana yang kini tengah sibuk menggalang sokongan untuk renovasi Monumen Jogja Kembali (Monjali) ini bahkan menyebut Ical maupun Agung sama-sama pemecah keutuhan Golkar.

“Karena keduanya sama. (Ical dan Agung) sama-sama penyebab kekacauan di tubuh Partai,” kata Tommy lagi.

Riak-riak Asmara

Golkar kubu Agung Laksono mengibaratkan kritik Tommy Soeharto dalam akun twitter-nya terhadap kepengurusan Golkar saat ini seperti riak-riak dalam hubungan asmara.

“Kamu belum menerima ya lambat laun lah. Kaya orang pacaran,” kata Sekjen Golkar versi Munas Ancol, Zainuddin Amali, di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (7/4/2015).

Amali menambahkan, klaim kubu Aburizal Bakrie (Ical) yang merasa didukung keluarga Cendana tidak ada pengaruhnya. Pasalnya, sikap keluarga mantan Presiden Soeharto yang juga pendiri Golkar itu tidak otomatis akan dipatuhi seluruh kader partai beringin. “Di Golkar enggak ada pimpinan yang akan digandoli jadi panutan sampai mati enggak ada,” ujar dia.

Menurut Amali, Golkar merupakan partai yang taat terhadap legalitas hukum. Oleh karenanya, dia optimis pihak-pihak yang kini masih menentang pengesahan SK Menkumham terhadap Golkar versi Munas Ancol akan tunduk pada akhirnya. “Itu bedanya Golkar dengan lain, enggak ada tokoh kharismati, (di Golkar) yang ada adalah legalitas,” tegas dia.

Tommy Geregetan

Sementara itu, Ketua Fraksi Golkar, Ade Komaruddin menilai sikap yang ditunjukkan oleh Tommy Soeharto di jejaring sosial Twitter merupakan luapan kekesalan yang dipendam lama.

Tommy Soeharto mengancam wakil ketua umum Partai Golkar kubu Agung Laksono. Putra bungsu mantan Presiden Soeharto itu geram dengan ulah Yorrys yang mengambil alih paksa ruang fraksi Golkar di lantai 12 Gedung DPR, Senayan Jakarta.

“Mas Tommy geregetan. Itu merepresentasikan pemikiran banyak orang,” ujar Ade Komaruddin di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (8/4/2015).

Namun, Akom -sapaan Ade Komaruddin, mengatakan, tindakan kubu Agung yang seperti preman tidak perlu dibalas dengan aksi yang sama. “Gerakan premanisme jangan dilawan premanisme,” katanya.

Lebih lanjut Akom mengatakan, seluruh pelanggaran hukum yang dilakukan Kubu Agung Laksono sudah diserahkan kepada kepolisian.  “Serahkan ke polisi. Saya sudah minta tolong ke Badroddin Haiti. Supaya diselesaikan,” terangnya. (rimanews.com/jdz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *