JAKARTA — Industri perbankan tahun 2015 ini memproyeksikan dapat membukukan pertumbuhan laba sebesar Rp 129 triliun, tumbuh 19,7% (yoy) dibandingkan tahun lalu. Tahun lalu, perbankan hanya membukukan laba sebesar Rp 107,7 triliun atau turun dibandingkan perolehan laba pada 2013 sebesar Rp 110 triliun.
Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan OJK Irwan Lubis menuturkan, perbankan memandang kondisi bisnis pada tahun ini lebih optimistis dibandingkan tahun lalu. Kenaikan laba tersebut, menurut dia, didorong oleh margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang diproyeksikan meningkat menjadi 5,76% pada tahun ini dari tahun lalu sebesar 4,24%.
“Laba bank itu ada dua sumbernya, pendapatan bunga dan fee based income. Fee based income juga trennya mengalami peningkatan. Selain itu, bank mungkin akan meningkatkan efisiensinya,” ujar Irwan di Jakarta, Rabu (17/2)
Adapun return on equity (ROE) pada tahun ini diproyeksi mencapai 12,61%, sedangkan return on asset (ROA) diproyeksikan mencapai 2,04% pada tahun ini. Sedangkan, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasiona ditargetkan sebesar 75,38%.
Dari rencana bisnis bank (RBB) yang telah dibahas dan disetujui, pertumbuhan kredit perbankan tahun ini diproyeksikan tumbuh 16,43% (yoy) menjadi Rp 4.352 triliun. Sedangkan, dana pihak ketiga (DPK) perbankan diproyeksi tumbuh 14,4% (yoy) menjadi Rp 4.715 triliun.
“Aset diproyeksi tumbuh 15,29% sehingga total aset perbankan tahun 2015 sebesar Rp6.416 triliun,” terang dia. (investor daily)