Kupang — Pesawat Lion Air tujuan Surabaya-Kupang pada Sabtu (10/1) malam, sekitar pukul 22.50 Wita, gagal mendarat di Bandara El Tari Kupang akibat hujan lebat dan awan gelap yang mengganggu pandangan pilot.
Untuk menghindari awan tebal kumulonimbus yang berada pada rute penerbangannya, pilot yang saat itu mengendalikan pesawat tersebut, langsung mengalihkan penerbangan ke bandara yang lebih aman. Hal ini diutarakan Gabriel Lusi Keraf, petugas di Badara El Tari Kupang yang dihubungi, Sabtu (11/1) malam.
Ia mengatakan sesaat sebelum pesawat itu hendak mendarat telah diberi aba-aba dari Air Traffic Control (ATC) bahwa landasan aman, namun mungkin saja jarak pandangan pilot sulit menembus awan gelap, sehingga pilot langsung mengalihkan pendaratan pesawat.
“Memang hingga pesawat LionAir akan mendarat sedang terjadi hujan lebat dengan intensitas sedang atau mencapai 150 mm dan terjadinya awan kumulonimbus terbentuk karena adanya penguapan air laut yang hangat dengan cepat,” katanya.
Awan ini, katanya, memang tebal, bisa mencapai ribuan kilometer sehingga pilot harus menghindari kondisi seperti itu untuk menghindari kecelakaan.
“Jika dipaksakan untuk mendarat kemungkinan pesawat mengalami turbulensi hebat sehingga pilot memutuskan menghindar dari awan kumulonimbus yang menjulang tinggi saat itu.
Sebelumnya pihak BMKG Kupang mengingatkan operator penerbangan maupun pelayaran di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk selalu hati-hati atau waspada memperhatikan faktor cuaca dalam pelayaran maupun penerbangan demi keselamatan para penumpang. (antara)