Track Record Baik, Salah Satu Syarat Pimpin Golkar

by -129 views

Jakarta, mediantt.com – Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar untuk memilih sosok ketua umum sebentar lagi akan digelar. Menurut sejumlah info, perhelatan itu akan digelar di awal 2015 mendatang. Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla sebagai kader yang dibesarkan di partai berlambang beringin turut memberikan wejangan. Dia mengatakan, pemimpin partai Golkar harus dipilih berdasarkan beberapa kriteria, salah satunya memiliki track record (rekam jejak) baik.

“Sosok yang bisa memimpin, punya leadership, track record yang baik, punya pemahaman kader golkar yang baik, banyak lah alasannya, yang baik lah yang dipilih,” katanya di kantor Wapres, Jumat (14/11).

JK mengungkapkan, sampai saat ini dirinya sudah sering didatangi banyak kader Golkar yang ingin mencalonkan diri. Mereka rata-rata meminta JK untuk berdialog mengenai pandangan Golkar ke depan. “Karena senior di Golkar tentu semuanya kita kasih pandangan-pandangan yang baik,” ucapnya.

Hanya saja, JK tidak berpihak pada kader-kader partai yang mendatanginya. Pasalnya, dia menganggap semua calon sama baiknya dan menyerahkan pada para pemilih. JK juga tidak melihat faktor umur sebagai salah satu syarat untuk memimpin partai berbendera kuning itu.

“Ndak ada ukuran tua muda, (yang ada) ukuran sanggup atau tidak sanggup, ukuran mampu atau tidak mampu, jujur atau tidak,” terangnya.

Disinggung soal Ketua Umum Golkar yang sekarang, Aburizal Bakrie ingin maju menjadi ketua umum, JK bersikap sangat netral. Dia berpesan bahwa untuk maju menjadi ketua umum partai adalah hak tiap-tiap anggota. Untuk menentukan terpilih atau tidaknya, menurut JK, tergantung dari jumlah suara.

Dia bercerita soal pengalamannya dulu saat mengalami penurunan jumlah pendukung. Ketika dukungan turun dan dirasa tidak bisa mengangkat JK menjadi Ketum lagi, dia bersegera mundur. “Saya langsung gentlemen mengatakan saya turun tidak mau maju lagi,” tutur JK.

Sikap seperti itu, menurut dia, membutuhkan kearifan dan legowo. JK juga menambahkan, ia secara tegas mengatakan tidak menilai Ical secara personal. Dia hanya mencontohkan posisinya saat suara dukungan tidak memihak dirinya. “Saya tidak menilai, cuma itu kan saya bicara fakta-fakta yang ada. Saya menilai diri saya sendiri,” pungkasnya.

Di sisi lain, politisi dari Partai Golkar, Agun Gunanjar, menilai pengelolaan partainya harus didasari nilai demokrasi. Hal itu, menurut dia, akan menghindarkan Golkar dari praktek transaksional di tubuh partai. Menurut Agun, hal itu juga yang menyebabkan beberapa anggota memutuskan untuk hijrah ke partai lain.

“Munas Pekanbaru karena ga demokratis Surya Paloh kecewa bikin Nasdem dia,” kata Agun. Dia juga mencontohkan peserta konvensi Golkar yang pindah seperti Wiranto dan Prabowo.

Agun mengkhawatirkan jika pada Munas nanti tidak dilakukan secara demokratis, maka banyak kader potensial Golkar berpindah tempat. Seharusnya, menurut dia, hal ini dapat dihindari dengan menekan ego beberapa pihak untuk maju yang mengakibatkan proses Munas tidak egaliter dan demokratis. “Golkar ga bisa dikelola dengan demokratis ya kader hijrah,” pungkasnya (jp/jk)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *