Jika anda perempuan tangguh maka jangan pernah menyerah dalam segala situasi untuk menyelamatkan generasi kita.
KUPANG, mediantt.com – Wanita Katolik khususnya yang tergabung dalam Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Provinsi NTT, menggelar Webinar bertajuk “Perempuan di Pusaran Pandemi Covid-19 Era New Normal”, Sabtu (20/6).
Webinar untuk memperingati HUT ke-96 WKRI ini menampilkan tiga narasumber yakni Romo Gerardus Duka Pr, Ibu Justina Rostiawati dan Dr. Yuli Marasin Salosso, dengan moderator Ibu Lusia Seran Tiwe. Webinar ini dibuka secara resmi oleh Ketua Presidium WKRI DPD NTT Ibu Ursula Dando Lio, S.IP.
Romo Dus yang juga Vikjen Keuskupan Agung Kupang bicara soal “Peran dan Tanggung Jawab WKRI dalam Peradaban Baru Covid-19 menurut Iman Katolik”.
Menurut dia, telah terjadi transformasi dari peradaban lama menjadi peradaban baru, misalnya dengan tinggal di rumah, maka ibu-ibu sudah menggunakan waktu untuk kegiatan yang positif dalam perutusan secara ke dalam yakni gereja maupun dalam konteks sosial kemasyarakatan/publik seperti memasak, menanam, berkebun dan melakukan kegiatan sosial seperti bagi sembako, bagi-bagi masker kepada yang membutuhkan dan sebagainya.
Justina Rostiawati yang adalah Ketua Presidium DPP WKRI DPP, tampil sebagai pemateri kedua berjudul “Dalam suka dan duka, menjaga dan merawat NKRI.”
Rostiawati yang akrab disapa bu Justin ini mengajak segenap anggota WKRI untuk meneladani Ibu Sulastri selaku Pendiri Organisasi WKRI. Dia adalah sosok keturunan bangsawan Yogyakarta yang sangat peduli kepada masyarakat dalam suka dan duka.
Ia mengatakan, WKRI yang lahir sebelum Kemerdekaan RI yakni pada 26 Juni 1924 telah memberikan andil bagi bangsa dengan kegiatan sosialnya. Untuk itu, jelas dia, pada masa Covid-19 ini WKRI harus tampil membuat gerakan seperti bagi masker, nasi bungkus serta pembagian sembako bagi yang berkekurangan.
“Dengan memasuki era new normal maka WKRI juga diharapkan menjadi pelopor gerakan disiplin dan konsisten melaksanakan protokol Covid-19,” imbuh dia.
Dr. Yuli Marasin Saloso, S.Pi, MP, yang juga Ketua WKRI Ranting YMY sebagai pemateri terakhir mengupas tentang “Pangan Keluarga menghadapi Xovid-19 Era New Normal”, mengajak semua peserta untuk mengenal tiga hal dalam new normal ini yakni virus, sistem imun dan aquaponik, yang semuanya saling berkaitan.
Doktor yang juga adalah dosen Universitas Nusa Cendana Kupang ini juga menggariskan bahwa manusia memiliki lima antibodi yang perlu terus dipertahankan sehingga mampu menyerang penyakit yang masuk. Untuk itu, saran dia, perlu didukung pula kebiasaan untuk cuci tangan, pakai masker, jaga jarak dan menjaga daya tahan tubuh melalui asupan pangan bergizi.
“Dalam asupan pangan yang bergizi itu bagaimana agar setiap anggota WKRI memaksimalkan pemanfaatan pekarangan yang sempit berbasis aquaponik,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Presidium WKRI DPD NTT, Ibu Ursula Dando Lio selaku penyelenggara Webinar ini mengungkapkan rasa gembira atas terselenggaranya kegiatan ini karena diikuti sekitar 73 peserta dari WKRI DPD se- Indonesia dan WKRI Cabang se-Nusa Tenggara Timur.
“Weibinar ini berlangsung dalam suasana penuh semangat serta apresiasi yang dibuktikan dari antusias dan keaktifan peserta dalam memberikan pertanyaan pada babak diskusi walaupun secara virtual,” kata Ursula.
Ibu Ursula juga mengungkapkan, pengambilan tema “Perempuan di Pusaran Pandemi Covid 19 Era New Normal” berawal dari rasa prihatin mendalam tentang peran perempuan di masa Pandemi Covid 19. “Peran perempuan benar-benar diuji. Dan ini kita temui dalam setiap lini kehidupan,” ujar salah satu Kepala Bidang di Kesbangpol NTT ini.
Untuk itu, lanjut dia, WKRI tidak perlu bicara lagi tentang kesetaraan tapi tentang siginifikansi peran dan tanggung jawab yang diemban perempuan.
Selanjutnya, tegas dia, di sektor domestik perempuan dituntut untuk menjaga keselamatan seluruh anggota keluarga dan memastikan setiap anggota keluarga tetap sehat dan terjaga asupan gizinya.
Ia juga menegaskan, di masa Pandemi Covid 19 Era New Normal ini tak ada pilihan lain bagi perempuan selain tetap berdiri tangguh dengan seluruh peran yang diemban. Ia juga berharap, melalui Seminar Virtual ini bisa melahirkan ide-ide cerdas dan menarik untuk dibahas.
Juga tentang peran sentralitas perempuan yang lahir dari dapur rumah kita, meja makan kita, ruang tamu kita, ruang doa kita atau situasi dalam keluarga.
“Jika anda perempuan tangguh maka jangan pernah menyerah dalam segala situasi untuk menyelamatkan generasi kita,” tandas ibu Ursula. (jdz)