Kupang, mediantt.com – Jembatan Termanu makan korban. Sabtu (28/3/15), mobil truk beronase besar yang mengangkut satu ton beras miskin (raskin) untuk warga Desa Bioba Baru, Kecamatan Amfoang Barat Daya, terjungkal di Jembatan Termanu yang terletak diantara desa Tuakau di Kecamatan Amfoang Barat dan Desa Manubelon, Kecamatan Amfoang Barat Daya Kabupaten Kupang.
Akibatnya, jembatan yang ambruk sejak diterpa banjir bandang pada 19 Januari 2015 silam itu makin tidak bisa dimanfaatkan oleh warga yang mendiami empat kecamatan di wilayah itu.
Camat Amfoang Barat Daya Okto Bire yang dihubungi mediantt.com, Sabtu (29/3/2015) mengatakan, sejak ambruk dihantam banjir bandang, warga terpaksa memanfaatkan reruntuhan gelagar bekas jembatan itu untuk bisa dilalui kendaraan dan warga meski dalam kondisi berbahaya.
“Tadi sore sekitar pukul 15.00 Wita, sebuah truk yang mengangkut beras raskin sebanyak 1 ton lebih untuk masyarakat Desa Bioba Baru terperosok di jembatan Termanu karena gelagar darurat yang masyarakat buat patah,” jelas Okto Bire.
Ia mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan itu namun truk yang terjungkal itu harus dievakuasi dengan menggunakan alat berat. Dikatakn, hingga kini truk yang terjungkal itu belum dievakuasi karena operator alat berat tidak berada di lokasi. “Operator alat berat lagi pulang Kupang karena belum ada kejelasan anggaran untuk penanganan jembatan Termanu,” ujar Okto Bire.
Ketua Komisi V DPRD NTT Winston Rondo yang dihubungi mengatakan, pihaknya sudah melaporkan kejadian itu kepada Ketua DPRD NTT H. Anwar Pua Geno dan Wakil Ketua DPRD NTT Nelson Matara yang sehari sebelumnya meninjau jembatan Termanu yang ambruk.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua DPRD NTT H. Anwar Pua Geno usai meninjau Jembatan Termanu, Jumad (27/3/2015) menjelaskan, jembatan Termanu merupakan akses masuk yang dapat membuka isolasi wilayah di empat kecamatan, yaitu Kecamatan Amfoang Barat Daya, Kecamatan Amfoang Barat Laut, Kecamatan Amfoang Utara, dan Kecamatan Amfoang Timur di wilayah Kabupaten Kupang. “Kami minta segera ditangani oleh Dinas PU dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi NTT,” tegasnya, mengingatkan. Menurut Anwar, dalam tahun anggaran 2015, Pemerintah Provinsi dan DPRD NTT telah menganggarkan dana sebesar Rp 1 miliar untuk memperbaiki Jembatan Termanu, namun setelah diterjang banjir bandang itu, maka pihaknya menganjurkan agar menggunakan dana dari pos tak terduga dengan besaran sesuai kebutuhan yang akan dihitung oleh Dinas PU. Wakil Ketua DPRD NTT Nelson Obed Matara menambahkan, karena kondisi ini merupakan kondisi darurat sehingga harus segera ditangani. “Kita minta pemerintah provinsi cepat tangani karena sangat vital untuk wilayah di empat kecamatan,” ujar Sekretaris DPD PDI Perjuangan NTT itu. Ketua Badan Kehormatan DPRD NTT Pdt. Semuel V. Nitty, S.Th juga menuturkan, untuk menjangkau empat kecamatan di wilayah itu, warga harus melewati delapan sungai yang pada umumnya kondisi jembatannya sangat tidak nyaman untuk diseberangi. Sedangkan, Ketua Komisi V DPRD NTT Winston Rondo mengatakan, Jembatan Termanu yang merupakan akses utama menuju empat kecamatan itu panjangnya mencapai 150 meter, dan harus segera dibangun dalam waktu dekat. (laurens leba tukan)