Lewoleba, mediantt.com – Konflik berdarah yang memperebutkan batas tanah di wilayah Luki dan Wulandoni, tiga tahun silam, tepatnya pada 17 Agustus 2014, akhirnya berakhir damai. Konflik yang telah memisahkan dua wilayah itu, hingga pindahnya Pasar barter Wulandoni ke Desa Lamalera B, akan berdamai yang ditandai dengan ritual adat Lamaholot, pada Sabtu 5 Agustus 2017.
Kepastian ini diungkapkan Camat Wulandoni, Raymundus Beda Assan, seperti yang dikutip dari laman humas.lembatakab.com. Camat Mundus Asan telah mempersiapkan masyarakat di dua wlayah bertikai, termasuk seluruh masyarakat Kecamatan Wulandoni, sehingga perdamaian yang sangat diharapkan itu bisa terlaksana.
Dan, perdamaian itu terjadi sesuai kesepakatan yang difasilitasi oleh Camat Wulandoni bersama tokoh adat dan tokoh masyarakat, pemerintah di ketiga desa yang bertikai, dan didukung sepenuhnya oleh 12 desa lainnya dalam wilayah Wulandoni.
Perdamaian itu sesuai kesepakatan yang difasilitasi oleh Camat Wulandoni, Raymundus Beda Assan bersama Tokoh Adat dan Tokoh Masyarakat, Pemerintah di ketiga desa dan didukung oleh 12 desa lainnya se-Kecamatan Wulandoni.
Camat Wulandoni, Raymundus Beda Assan mengatakan, “Semua pihak menyatakan setuju dan siap berdamai agar hubungan kekeluargaan atau kekerabatan yang terjalin indah sebelum kejadian dapat dirajut dan direndah kembali,” kata Camat Mundus Assan.
Menariknya, Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur dan Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday dipastikan menghadiri ritual adat secara Lamaholot untuk perdamaian di Wulandoni, Sabtu (5/8).
Seperti dilaporkan Ferry da Silva dari Humas dan Protokol Setda Lembata, Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur telah mewajibkan semua Kepala OPD untuk hadir pada ritual adat perdamaian di Wulandoni. Alasannya, sebut dia, ritual perdamaian ini penting demi pelayanan dan kehidupan sosial masyarakat yang lebih baik lagi ke depan di Kecamatan Wulandoni.
Beberapa Kepala OPD yang dihubungi pun memastikan semuanya akan hadir pada kegiatan ritual adat perdamaian dimaksud.
Camat Wulandoni Raimundus Beda Assan membenarkan bahwa ritual adat perdamaian akan dilaksanakan besok 05/08/2017. Dirinya bersama Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Pemerintah tiga desa yang berseteru serta Pemerintah di dua belas desa lainnya telah bersama-sama sepakat memfasilitasi dan mendukung ritual adat perdamaian dimaksud.
Menurutnya semua semua tokoh, Pemerintah Desa bersama seluruh masyarakat Kecamatan Wulandoni telah satu hati untuk mengakhiri konflik dan sepakat menciptakan perdamaian karena menurutnya semua masyarakat menginginkan agar jalinan persaudaraan yang dahulu telah tercipta sangat baik antar masyarakat di seluruh desa sekecamatan Wulandoni dapat terajut kembali.
Banyak warga yang berharap, dengan kesepakatan damai ini pasar barter yang pasca bentrok dialihkan ke Desa Lamalera B, bisa secepatnya dikembalikan ke Wulandoni, sebagai lokasi yang menjadi kesepakatan para leluhur zaman dulu. (*/jdz)
Ket Foto : Suasana di Pasar Barter Wulandoni sebelum terjadi pertikaian 17 Agustus 2014 silam.