Wabup Nasir sedang memberikan sambutan pada Rakor Kesiap-siagaan Bencana.
LEWOLEBA, mediantt.com – Menghadapi potensi ancaman erupsi Gunung Api Ile Lewotolok, Pemerintah Kabupaten Lembata menggelar Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan Bencana, yang berlangsung di Aula Anton Enga Tifaona, Selasa (5/8/2025).
Kegiatan ini dipimpin oleh Wakil Bupati Lembata, H. Muhamad Nasir, dan dihadiri berbagai pemangku kepentingan, termasuk Asisten III Sekda Bidang Administrasi Umum, Kepala BPBD, Camat, Kepala Desa dari wilayah rawan bencana, serta perwakilan lembaga teknis terkait.
Rapat koordinasi ini sebagai langkah proaktif pemerintah daerah dalam memperkuat sinergi lintas sektor dan memastikan seluruh elemen siap dalam menghadapi kemungkinan erupsi gunung yang berada di Kecamatan Ile Ape tersebut.
Gunung Api Ile Lewotolok, yang beberapa tahun terakhir hingga saat ini menunjukkan aktivitas vulkanik yang fluktuatif, dengan status Siaga III saat ini, menjadi perhatian serius pemerintah daerah mengingat potensi ancamannya terhadap keselamatan masyarakat.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Nasir menegaskan, penanggulangan bencana bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi tugas bersama seluruh unsur masyarakat.
“Kepekaan, kecepatan, dan ketepatan dalam bertindak adalah kunci utama dalam menyelamatkan nyawa dan aset masyarakat. Oleh karena itu, seluruh perangkat harus bergerak dalam satu koordinasi yang solid,” ujar Wabup Nasir.
Sebagai bentuk kesiapsiagaan yang terstruktur, Pemkab Lembata telah menyusun Dokumen Rencana Kontijensi Erupsi Gunung Ile Lewotolok, yang dirancang untuk menjadi pedoman operasional mitigasi bencana di semua tingkatan, mulai dari desa hingga kabupaten.
Dokumen ini mencakup skenario evakuasi, identifikasi wilayah terdampak, dan sistem dukungan logistik yang menyeluruh.
Salah satu fokus dalam rapat koordinasi ini adalah membahas skema penanganan darurat berbasis desa, yakni mekanisme antara Desa Lewo Arin sebagai wilayah terdampak langsung dan Desa Lewo Kakan sebagai lokasi pengungsian.
Model ini diharapkan mampu menjamin kecepatan respon evakuasi serta memastikan kenyamanan dan keselamatan warga selama masa pengungsian.
Selain itu, penguatan komando penanggulangan darurat, sistem komunikasi darurat berbasis radio dan aplikasi, serta pemetaan personel siaga juga menjadi pokok bahasan strategis.
Pemerintah daerah menekankan pentingnya pelatihan berkala bagi relawan dan petugas lapangan, agar rantai komando penanganan bencana dapat berjalan efektif dalam situasi darurat.
Pemerintah Kabupaten Lembata juga menggarisbawahi pentingnya dukungan anggaran dalam kesiapsiagaan ini.
Sebagaimana tercatat dalam APBD Tahun Anggaran 2025, alokasi dana untuk penanggulangan bencana ditetapkan sebagai prioritas guna mendukung kelengkapan logistik, peralatan evakuasi, dan operasional lapangan.
Dengan semangat kebersamaan, Wakil Bupati secara resmi membuka rapat koordinasi tersebut dan mengajak seluruh elemen yang hadir untuk terus meningkatkan kesiapan dan ketangguhan daerah dalam menghadapi ancaman alam.
“Sinergi adalah kunci. Kami berharap seluruh komponen terus meningkatkan koordinasi agar setiap potensi bencana dapat dihadapi dengan langkah yang cepat, tepat, dan terukur,” katanya. (prokompim lembata)