NTT BaGaYa 2025: Ajang Bangkitnya Harapan Baru untuk Potensi Daerah

oleh -118 Dilihat

Gubernur Melki didampingi Wagub Johni dan Ketua DPRD NTT Emi Nomleni membuka Pameran Pembangunan 2025, Senin (11/8)

Setelah lama vakum, Nusa Tenggara Timur kembali menggeliat lewat gelaran yang ditunggu-tunggu: Pameran Pembangunan dan Kirab Budaya “NTT BaGaYa” 2025. Digelar di halaman Hotel Harper, Kota Kupang, mulai 11 hingga 20 Agustus. Ajang ini bukan sekadar pameran, tapi perayaan besar atas semangat membangun dan memperkenalkan wajah baru NTT yang penuh potensi.

SUASANA di area pameran itu terasa berbeda sejak dibuka hari pertama. Ratusan anjungan berjejer, dihiasi kerajinan tangan, makanan khas, inovasi teknologi, hingga ragam program pembangunan dari biro, dinas, badan, lembaga, TNI/Polri, perbankan, hingga komunitas kreatif. Di antara keramaian itu, tak kurang dari ratusan UMKM menampilkan produk-produk terbaik mereka; dari tenun ikat, kopi, hingga kerajinan daur ulang yang memikat.

“Ini bukan cuma pameran, ini adalah wajah harapan,” ujar Gubernur NTT, Melki Laka Lena, di sela-sela pembukaan pameran. Ia menekankan bahwa NTT BaGaYa hadir bukan sekadar untuk dilihat, tetapi untuk menggerakkan: ekonomi, budaya, dan semangat kolaborasi. Bahkan, karena sambutan masyarakat begitu luar biasa, ia membuka kemungkinan memperpanjang pameran hingga akhir Agustus.

Menurut Melki, kegiatan ini adalah wadah untuk menyampaikan capaian pembangunan, mempromosikan potensi daerah, dan menguatkan budaya sebagai identitas NTT. “Ini adalah ruang kita bersama untuk berpikir, berkolaborasi, dan bergerak,” tegas Melki.

Dengan spirit “NTT BaGaYa”; Bangun Generasi, Angkat Kreativitas, Yakin Berkarya”, Gubernur mendorong sinergitas tujuh pilar pembangunan yang mengarah pada NTT Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera, dan Berkelanjutan.

Melki juga menjelaskan, membangun generasi adalah fondasi utama, dengan penekanan pada pendidikan dan kesehatan yang merata. Kreativitas lokal perlu diangkat melalui inovasi berbasis budaya dan ekonomi daerah yang khas.

“Yakin berkarya berarti kita optimis, gotong royong, dan bekerja dengan tata kelola yang bersih serta profesional. Dari Sumba sampai Alor, dari Flores sampai Timor, kekayaan identitas kita harus dijaga dan diwariskan,” ujarnya.

Dia menambahkan, “Kami mendorong masyarakat menjadi wirausahawan yang mampu memberi nilai tambah bagi komoditas unggulan NTT. UMKM adalah pilar kemandirian ekonomi dan keberlanjutan pembangunan”.

NTT BaGaYa adalah Momentum

Lebih dari sekadar meriah, pameran ini juga menjadi cerminan tujuh pilar pembangunan yang diusung Pemerintah Provinsi NTT: mulai dari pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, pemerataan infrastruktur, hingga peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan.

Kirab Budaya yang digelar pada 13 Agustus menjadi titik puncak antusiasme publik. Warna-warni busana adat dari 22 kabupaten/kota memenuhi jalanan, menyuarakan satu pesan: bahwa keberagaman adalah kekuatan, dan budaya adalah jantung pembangunan.

Gubernur Melki berharap, dari ajang ini lahir dorongan baru untuk mempercepat perubahan di NTT; tak hanya dari pemerintah, tapi juga dari masyarakat. Dia mengajak semua pihak, termasuk diaspora dan pelaku usaha, untuk terus berkontribusi dalam membangun daerah tercinta.

“NTT BaGaYa adalah momentum. Tapi semangat membangunnya harus kita jaga jauh setelah tenda-tenda ini dibongkar. Karena NTT tidak hanya kaya budaya dan alam, tapi juga kaya potensi manusia,” tegasnya optimis.

Dan memang, di balik deretan produk lokal, seminar pembangunan, hingga pertunjukan budaya, tersimpan harapan besar: bahwa NTT sedang menuju arah baru; lebih kolaboratif, lebih kreatif, dan lebih membanggakan.

NTT BaGaYa adalah festival besar yang menyatukan budaya, ekonomi kreatif, dan semangat membangun. Di sinilah masyarakat bisa melihat langsung produk lokal terbaik, pertunjukan budaya khas, serta janji pembangunan yang nyata. Gubernur Melki ingin ajang ini bukan henti di tanggal 20 Agustus, tapi menjadi detik awal perjuangan berkelanjutan: ekonomi lokal tumbuh, budaya lestari, dan semua bergerak bersama membangun NTT dari Timur. (jdz)