Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma, sedang memberikan sambutan.
KOTA KUPANG – Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo hadir pada Rapat Koordinasi Pembangunan Daerah bersama Kepala Daerah se-pulau Timor yang di pimpin oleh Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Lakalena, S.Si, Apt, di Gedung VIP Pemda, Bandara El Tari Kupang, Senin (15/4).
Turut hadir Wakil Gubernur NTT, Irjen Pol (Purn) Johanis Asadoma, para Kepala Daerah se-Pulau Timor beserta jajarannya, Sekretaris Daerah Provinsi NTT serta para stakeholder.
Dalam pertemuan strategis yang dihadiri pimpinan OPD dan para bupati/walikota ini, Gubernur NTT mengatakan, semangat membangun NTT harus dilakukan secara kolaboratif. “Hari ini kita bersyukur bisa bertemu untuk pertama kalinya dalam konteks membangun NTT yang bangkit dari bawah, dengan pendekatan kawasan, khususnya Pulau Timor. Kita harus saling menopang dan berbagi peran sesuai potensi masing-masing daerah,” ujarnya.
Gubernur juga menyoroti pentingnya pembagian komoditas unggulan antarwilayah. Dia mencontohkan Manggarai Timur yang kini menjadi pusat pengembangan proyek tempuran, serta potensi peternakan dan jagung di Sumba Timur. “Setiap daerah punya keunikan dan keunggulan. Kita harus duduk bersama, bagi tugas, dan saling topang,” ujarnya.
Salah satu isu strategis yang dibahas adalah penguatan penyiapan pekerja migran terlatih secara resmi. Gubernur memperkenalkan Pak Said, pelaku usaha pengiriman tenaga kerja yang telah siap menyalurkan ribuan perawat dan tenaga kesehatan ke luar negeri.
“Kita buka peluang ini seperti Filipina, yang ekonominya kuat karena pekerja migran. Kita siapkan dengan bahasa, keterampilan, dan legalitas yang jelas,” tambahnya.
Menurut Gubernur, isu ketenagakerjaan dan kesehatan juga menjadi perhatian khusus. Dia menyinggung perlunya evaluasi sistem tenaga medis dan spesialis agar tidak terjadi ketimpangan antarwilayah. “Jangan sampai urusan teknis seperti di Sikka terulang. Kita harus punya regulasi dan pola teknis yang adil dan berkelanjutan,” katanya.
Gubernur Melki juga meminta seluruh kepala daerah mempresentasikan potensi dan program strategis mereka dalam waktu 10 menit per wilayah. Hasil dari Rakor ini, bersama dengan masukan dari Rakor Sumba dan Flores yang akan datang, akan dirumuskan dalam satu dokumen pembangunan kawasan Timor NTT, dan segera diajukan kepada Presiden Prabowo Subianto sebagai dokumen legal rencana pembangunan lima tahun ke depan.
Dalam forum tersebut, Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo menyampaikan kesiapannya untuk berinvestasi di sektor pertanian sebagai bagian dari langkah nyata Pemkot Kupang mendukung kedaulatan pangan. “Kami punya lahan sawah sekitar 419 hektare, dan lahan non-sawah seluas 6.700 ha. Kami siapkan modal agar lahan ini dapat ditanami, tinggal kami butuh mitra dari pengusaha maupun pengelola MDG,” jelasnya.
Lebih lanjut, dia menyoroti pentingnya upaya percepatan atau quick win dalam waktu dekat, seperti program 100 hari hingga 1 tahun ke depan. Salah satu program prioritas adalah pengelolaan sampah berbasis komunitas. Pemerintah Kota Kupang berencana mendistribusikan 1.300 kontainer sampah di seluruh RT dan membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di enam kecamatan.
“Targetnya, hanya 15 persen residu sampah yang sampai ke TPA Alak. Sisanya akan diolah di tingkat kecamatan, bahkan bisa dijadikan bata atau bahan baku lainnya yang memiliki nilai ekonomis,” katanya.
Dalam sektor industri, Wali Kota Kupang menyinggung tentang pabrik garam iodisasi di Penkase Oeleta yang saat ini kekurangan pasokan bahan baku. “Kami produksi 1,5 ton garam iodium per hari. Kami butuh kerjasama dengan kabupaten atau pihak ketiga untuk pasokan garam mentah,” ujar dr. Christian.
Kupang juga dinyatakan siap mendukung pengiriman tenaga kesehatan, khususnya perawat, ke luar negeri seperti Jepang dan Australia. “Stok perawat kami cukup, dan kami siap kolaborasi untuk penempatan tenaga kerja ke luar negeri,” tambahnya.
Tak hanya itu, sebagai kota jasa dan perdagangan, Pemkot Kupang juga menyiapkan revitalisasi taman-taman kota agar menjadi pusat aktivitas ekonomi kreatif. Salah satunya adalah Taman Nostalgia yang akan dihidupkan kembali melalui program Sunday Market. “Taman harus bernyawa, bukan hanya tempat duduk dan tanaman. Kami ingin ada aktivitas ekonomi, khususnya UMKM,” tegasnya.
dr. Christian juga menyampaikan pentingnya percepatan birokrasi melalui kehadiran head desk di tingkat provinsi agar koordinasi dengan pemerintah pusat berjalan lebih cepat dan efisien. Ia juga menyinggung tawaran kerjasama dari Kota Darwin, Australia, yang saat ini tengah dikaji oleh pihaknya. (chris/st)