Menkominfo Johnny G. Plate ketika memberi penjelasan ke pers.
LABUAN BAJO – Pemerintah pusat dalam tahun 2021 ini akan membangun 421 Base Transceiver Station (BTS) pada desa-desa yang tersebar di 16 kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan tujuan antara lain menyebarluaskan layanan 4G.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate dalam wawancara dengan ANTARA di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Kamis (17/6) menyatakan, selain membangun BTS, pemerintah juga akan mengembangkan akses internet melalui satelit untuk layanan publik khusus, seperti layanan publik ke pusat-pusat kesehatan masyarakat dalam rangka untuk membantu pelayanan kesehatan dan pendidikan.
“Kami akan membangun lebih dari 400 BTS di seluruh desa dan kelurahan di NTT yang selama ini belum tersedia layanan 4G, sekaligus mengembangkan akses internet melalui satelit untuk layanan publik khusus seperti layanan publik ke pusat-pusat kesehatan masyarakat dalam rangka untuk membantu ‘tele health’ dan ‘tele education’ untuk pendidikannya,” kata Johnny G Plate.
Menkominfo mengatakan, program-program ini disiapkan dalam satu paket besar di sisi infrastruktur.
Ia memaparkan, daerah-daerah yang menjadi sasaran pembangunan BTS ini adalah Kabupaten Alor 33 BTS, Ende 59 BTS, Kupang 24 BTS, Lembata 31 BTS, Manggarai 31 BTS, Manggarai Barat 24 dan Manggarai Timur 66 BTS.
Selain itu, Kabupaten Nagekeo dan Sumba Barat Daya masing-masing 1 BTS, Rote Ndao 15 BTS, Sabu Raijua 3 BTS, Sumba Barat 4 BTS, Sumba Tengah 21 BTS, Sumba Timur 89 BTS, Timor Tengah Selatan 15 BTS dan Timor Tengah Utara 4 BTS.
Telkomsel Bangun 1.307 BTS
Sementara itu, Manager Network Operation and Quality Management Telkomsel Bali Nusa Tenggara Didi Djumardi mengatakan Telkomsel sudah membangun 1.307 unit Base Transceiver Station (BTS) berteknologi 4G di Provinsi NTT guna mendukung digitalisasi UMKM setempat.
“Ribuan BTS ini tersebar pada 22 kabupaten/kota yang semuanya ter-cover teknologi 4G yang berkecepatan cukup baik,” katanya kepada ANTARA di Labuan Bajo, Kamis, (17/6).
Ia mengemukakan hal itu berkaitan dengan dukungan Telkomsel terhadap digitalisasi UMKM di NTT melalui pembangunan infrastruktur jaringan telekomunikasi.
Dengan pembangunan 1.307 unit BTS berteknologi 4G, kata dia, maka bisa memudahkan para pelaku UMKM dalam mengakses internet untuk melakukan promosi dan pemasaran produk mereka.
Didi mengakui bahwa belum semua wilayah NTT tercakup jaringan 4G dari Telkomsel karena beberapa tantangan yang dihadapi di lapangan seperti karakteristik populasi masyarakat di NTT tinggal secara terpisah.
Kondisi ini, kata dia, berdampak pada kebutuhan BTS yang lebih banyak untuk bisa melayani masyarakat yang tersebar di sebagian kecil wilayah.
Selain itu, kondisi infrastruktur terutama jaringan listrik yang belum menjangkau semua desa di NTT serta tidak adanya jaringan fiber optik yang tidak mendukung konektivitas dari BTS Telkomsel.
Di sisi lain, lanjutnya, juga ada tantangan medan geografis, salah satunya di Pulau Flores yang berbukit-bukit yang menyulitkan Telkomsel untuk membangun BTS.
Didi Djumardi mengatakan, meski demikian Telkomsel tetap berkomitmen untuk membangun infrastruktur jaringan pada wilayah yang bisa terjangkau namun belum memiliki jaringan guna mendorong upaya transformasi ke arah digital.
Pihaknya juga berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk membangun lokasi-lokasi Telkomsel pada tempat yang belum terjangkau sepanjang infrastruktur seperti jaringan listrik tersedia. (*/jk)