DILI — Presiden Timor Leste Taur Matan Ruak menerima pengunduran diri Xanana Gusmao dari jabatan perdana menteri, Senin (9/2). Sikap Xanana Gusmao ini juga memberikan jalan bagi perombakan pemerintahan dan babak baru dalam sejarah negara tersebut. Bekas Menteri Kesehatan Rui Araujo disebut-sebut sebagai calon kuat pengganti Xanana Gusmao.
Menurut pernyataan pemerintah, Presiden Taur Matan Ruak mengumumkan bahwa dia menerima pengunduran diri Perdana Menteri Xanana Gusmao dalam rapat kabinet.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Presiden akan memulai proses pembentukan pemerintahan yang baru dan diharapkan konstitusi terkait pemerintahan yang baru selesai, pekan ini.
Pengganti Xanana Gusmao, 68, belum diumumkan tapi bekas Menteri Kesehatan Rui Araujo disebut sebagai calon kuat.
Xanana Gusmao, yang pernah menjabat sebagai Presiden dan Wakil Presiden Timor Leste setelah negara tersebut merdeka tahun 2002, mengajukan pengunduran dirinya pekan lalu.
Para pengamat menyatakan memang sudah saatnya Xanana Gusmao mundur untuk memberi jalan bagi transisi kepada pada para pemimpin generasi baru.
Gusmao telah mengisyaratkan akan mundur dari jabatannya tahun lalu, tapi menundanya berulang kali untuk memastikan pergantian kekuasaan bisa berjalan mulus.
Para analis berpendapat, perombakan kabinet disinyalir ditujukan untuk mengganti beberapa menteri dari koalisi Xanana Gusmao yang dituduh korupsi. Selain itu, diperkirakan partai oposisi Fretilin akan dibawa masuk ke pemerintahan untuk mengurangi ketegangan politik.
Minggu lalu, Xanana Gusmao meminta masyarakat agar tidak panik selama pergantian kekuasaan ke pemerintah baru dan meminta semua orang untuk berperan dalam menjaga stabilitas negara.
Xanana Gusmao dikenal sebagai pemimpin sayap militer Front Revolusioner yang memperjuangkan kemerdekaan Timor Leste dan sempat dipenjara di Jakarta.
Setelah referendum kemerdekaan pada 1999, Xanana Gusmao kembali ke Tanah Airnya dan terpilih sebagai Presiden pertama Timor Leste pada 2002. Pada 2007, dia sempat menjadi perdana menteri.
Dia dihormati setelah berhasil menyelesaikan beberapa permasalahan pelik di awal-awal kemerdekaan.
Pada 2006, Xanana Gusmao berhasil menurunkan ketegangan setelah para personel tentara yang dipecat dari kesatuan melakukan pemberontakan yang memicu kekerasan. Kejadian ini menewaskan belasan orang dan membuat 150.000 warga mengungsi.
Saat pemerintahannya, Xanana Gusmao sangat populer di Timor Leste di tengah-tengah perjuangannya meningkatkan derajat hidup rakyat dan melakukan diversifikasi ekonomi negara agar tidak terlalu bergantung kepada sumber daya minyak dan gas. (ant/jdz)