Ratusan Perempuan Sikka Periksa Dini Kanker Mulut Rahim

oleh -42 Dilihat

Maumere, mediantt.com –  Kurang lebih 200 orang perempuan yang sudah berkeluarga di Kabupaten Sikka melakukan pemeriksaan dini kanker mulut rahim, Jumat (29/7). Kegiatan yang terpusat di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka ini diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan Sikka dalam rangka memeriahkan HUT BPJS Kesehatan ke-48.

Sebelum pemeriksaan dini kanker mulut rahim, para peserta juga mengikuti senam sehat, yang dilanjutkan dengan penyuluhan tentang kanker serviks. Acara ini dihadiri antara lain Wakil Bupati Sikka Paolus Nong Susar, Kepala BPJS Sikka Ayatullah M.F. Pomalingo, dan Kepala Dinkes Sikka Maria Bernadina Ninu.

Peserta deteksi dini kanker mulut rahim tidak dikenakan biaya alias gratis. Para peserta adalah pemegang kartu BPJS Kesehatan. Selain ibu-ibu dari dalam Kota Maumere, peserta juga datang dari beberapa kecamatan, karena panitia juga berkoordinasi dengan pihak kecamatan.

Pemeriksaan dini kanker mulut rahim ini dimaksudkan agar mengetahui lebih awal apakah seorang ibu mengalami kanker mulut rahim atau tidak. Jika dalam pemeriksaan dini ini ada yang terinfeksi maka disarankan untuk segera melakukan perawatan ke rumah sakit atau puskemas.

Para peserta diperiksa secara bertahap di salah satu ruangan di kantor Dinkes Sikka. Hingga berita ini tayang, pemeriksaan masih terus berlangsung. Belum diketahui data pasti berapa banyak peserta yang terinfeksi kanker mulut rahim.

Rekor MURI

Sementara itu, dalam press release yang dikeluarkan Unit Managemen Pelayanan Kesehatan Primer BPJS Kesehatan Sikka, diterangkan bahwa dalam upaya mengoptimalisasi fungsi promotif dan preventif, BPJS Kesehatan bekerjasama dengan Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja yang dipimpin Iriana Joko Widodo, Kementerian Kesehatan dan BKKBN, telah melaksanakan kegiatan pencanangan gerakan promotif preventif dengan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dan papsmear yang dilaksanakan di Kupang, Jumat (29/7).

Kegiatan ini juga dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia, tepatnya 1.558 titik pelayanan pemeriksaan IVA dan papsmear. Kegiatan ini tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai penyelenggaraan program pemeriksaan IVA dan papsmear terbanyak di Indonesia.

Menurut Johan Riawan dari Unit Managemen Pelayanan Kesehatan BPJS Sikka, pemeriksaan IVA dan papsmear ini dilaksanakan untuk mengetahui atau pun mendeteksi adanya kanker mulut rahim. Jenis kanker ini sering terjadi pada wanita dan juga penyebab kematian nomor satu dari jenis kenker yang menyerang wanita.

Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengungkapkan, jumlah kasus kanker serviks, terhitung Januari-Juni 2016, di tingkat pelayanan rawat jalan dan tingkat lanjutan mencapai 45.006 kasus dengan total biaya sekitar Rp 33,4 miliar. Sementara di tingkat rawat in terdapat 9.381 kasus dengan total biaya sekitar Rp 51,3 miliar.

“Deteksi dini kanker serviks masuk dalam skema pembiayaan program JKN-KIS, sehingga peserta JKN-KIS yang ingin melakukan deteksi dini kanker serviks tidak perlu lagi mengeluarkan uang. Sebagai informasi, kanker serviks tidka menimbulkan gejala dan sulit terdeteksi pada stadium awal, oleh karena itu sebaiknya lakukan skrining kesehatan melalui layanan kesehatan deteksi dini yang disediakan BPJS Kesehatan,” urai Idris.

Kanker serviks, tambah Idris, umumnya baru terdeteksi ketika sudah stadium lanjut, di mana proses pengobatan yang harus dilakukan menjadi lebih sulit dan biaya pengobatannya pun menjadi lebih mahal. Namun dibandingkan dengan jenis kanker lainnya, kanker servisk sebetulnya paling mudah dicegah dan dideteksi, di mana caranya dengan melakukan deteksi dini dan pemberian vaksin.

Mengantisipasi terjadinya kanker serviks, peserta JKN-KIS dapat memeriksakan diri terhadap risiko penyakit kanker leher rahim di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) atau sarana penunjang lain yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Sampai Juni 2016, deteksi dini yang dilakukan BPJS Kesehatan dengan metode IVA berhasil menjangkau 21.146 peserta, sementara papsmear berhasil menjangkau 37.256 peserta.

“Namun tantangannya, cukup banyak masyarakat yang enggan atau takut untuk melakukan pemeriksaan IVA atau papsmear ini. Di sinilah bagaimana peran FKTP untuk mengajak peserta JKN-KIS agar melakukan pemeriksaan dini. Melalui kegiatan perancangan ini kami harapkan kesadaran peserta JKN-KIS untuk melakukan deteksi dini terhadap kanker leher rahim semakin meningkat,” ujar Idris.

Tidak Takut

Sejumlah ibu peserta pemeriksaan dini kanker mulut rahim yang ditemui di sela-sela pemeriksaan, mengaku senang sekali. Mereka berharap BPJS Kesehatan Sikka terus menggelarnya secara kontinue, minimal satu tahun satu kali.

Arneli Dewan, 59 tahun, yang berdomisili di belakang Pasar Bongkar Kelurahan Kota Uneng, begitu antusias memeriksakan dirinya untuk mengetahui dia terserang kanker mulut rahim atau tidak. Dia mengaku belum pernah melakukan pemeriksaan dini kanker mulut rahim. Inil adalah pemeriksaan dini yang pertama kali, tapi dia mengaku tidak pernah merasa takut atau cemas, apapun hasilnya.

“Justeru kita harus periksa lebih awal, supaya tahu (negatif atau positif). Kalau sudah tahu hasilnya kan kita bisa antisipasi perawatan,” ujar ibu satu anak yang sudah memilki satu orang cucu ini. (vicky da gomez)

Foto: Sebagian ibu-ibu peserta sedang menunggu pemeriksaan dini kanker mulut rahim yang diselenggarakan BPJS Kesehatan Sikka di Kantor Dinas Kesehatan, Jumat (29/7).