WASHINGTON – Mulai Selasa (22/9) hingga lima hari mendatang Paus Fransiskus akan melawat ke Amerika Serikat. Menurut jadwal Paus akan tiba di Pangkalan Militer Joint Base Andrews sekitar pukul 16.00 waktu setempat dan disambut langsung Presiden Barack Obama. Esoknya pemimpin umat Katolik sedunia tersebut akan melakukan pembicaraan empat mata dengan Obama.
Perubahan cuaca, Kuba, dan kemiskinan akan menjadi isu yang digulirkan oleh Gedung Putih. Namun diluar masalah yang sedang mengemuka tersebut, menurut seorang pejabat senior Gedung Putih, Obama dan Paus Fransiskus akan membicarakan hal lainnya yang tak kalah penting.
“Presiden akan mendengarkan apa pun yang akan disampaikan Paus yang menurut mereka berdua sangat penting,” begitu pernyataan Gedung Putih.
Sebelumnya pada Maret 2014 kedua pemimpin negara tersebut sudah bertemu di Vatikan dan membahas soal konflik dan kemiskinan.
Dalam kesempatan tersebut Obama menjelaskan pembicaraan dengan Paus Fransiskus mencakup banyak bidang. Tak cuma soal politik tapi juga kehidupan sehari-hari. “Salah satunya adalah krisis empati dan kemampuan kita untuk hidup bersama orang lain yang berbeda, itu yang sangat penting,” tegas Obama. Ia menambakan kebebalan hati manusia yang menyebabkan kita semua mudah jatuh dalam konflik dan perang hingga tidak peduli dengan kehidupan orang miskin.
Obama juga menyebut Paus Fransiskus menaruh perhatian serius terhadap konflik Israel Palestina, Suriah dan Lebanon, dan eksekusi mati terhadap umat Nasrani.
Poin penting lainnya yang akan dibicarakan adalah soal imigran. Paus Fransiskus meminta dan menekankan umat Katolik di Eropa untuk menampung pengungsi asal Suriah. Vatikan lebih dulu memulainya dan meminta seluruh gereja Katolik melakukan hal yang sama. Pemerintah AS pun sudah menyatakan komitmennya untuk menampung 10.000 warga
Sementara Vatikan menyatakan akan memfokuskan pada hal-hal sederhana yang menyangkut kehidupan orang banyak. Vatikan juga menyebut tidak akan mengkonfrontasi apapun yang sudah dilakukan AS.
Dalam kunjungannya sebelumnya di Kuba, Paus Fransiskus tidak mengecam atau mengkritik pemerintahan diktator Fidel Castro yang membatasi kehidupan umat beragama. Kepada media, Castro mengungkapkan Paus hanya mengajaknya kembali ke Gereja.
Mobilisasi Keamanan Terbesar
Dari Washington juga dilaporkan, Direktur Secret Service, Joseph P. Clancy, menyatakan kunjungan Paus Fransiskus selama lima hari di AS akan menjadi mobilisasi keamanan terbesar sepanjang sejarah AS. Hal itu ia sampaikan untuk menanggapi bagaimana Secret Service mengawal Paus Fransiskus yang gerah dengan pengamanan super ketat atau over protective.
“Yang jelas kami tidak bisa menyebut berapa jumlah personelnya, namun itu akan menjadi yang terbesar sepanjang sejarah kami,” jelas Clancy, Selasa (22/9).
Jauh-jauh hari sebelum Vatikan menyatakan resmi Paus Fransiskus akan datang ke AS, Secret Service sudah mempelajari secara detil bagaimana Swiss Guard atau pengawal pribadi kepausan mengamankan dan mengawal Paus Fransiskus.
Sejak terpilih menjadi pemimpin umat Katolik sedunia, seperti biasa dan kewajibannya, Vatikan memberikan pengawalan khusus untuk Paus. Namun dalam beberapa bulan menjadi penguasa Vatikan, Paus Fransiskus memecat kepala keamanannya karena dianggap terlalu berlebihan mengamankannya. Hal inilah yang menjadi pertimbangan Secret Service. Bagaimana mengawal tokoh penting dunia tersebut berdekatan dengan publik dalam ruang terbuka tanpa mengganggunya.
Secret service menyebut pengawalan Paus berada dalam level yang sangat sulit. Dalam kunjungannya ke tiga kota besar; Washington, New York, dan Philadelphia dipastikan Paus akan berhenti sekehendaknya untuk menemui kerumunan orang yang menantinya. Ia juga disebutkan tidak mau menggunakan kendaraan kepausan seperti yang digunakan pendahulunya, Paus Paulus II dan Benediktus XVI.
“Itu akan sangat sulit, bagaimana kerumunan akan memberikan benda-benda seperti bendera, boneka, bahkan bayi untuk diberkati. Di sisi lain kami jelas melarang hal tersebut dilakukan,” sambung Clancy.
Sebagai antisipasi, Secret Service akan memasang pagar sepanjang jalan yang akan dilalui Paus. Selain itu warga yang berderet sepanjang jalan harus melalui detektor logam. Warga juga dilarang menggunakan tongkat selfie. Di New York, pihak keamanan melarang penggunaan drone selama Paus menggelar misa bagi korban 9/11. Bahkan Pemkot New York meliburkan pegawainya dan menghentikan operasi kantor pos, serta sejumlah rekayasa lalin akan dilakukan.
Clancy menjelaskan pasukan yang dipimpinnya sudah melakukan latihan khusus selama berminggu-minggu di Maryland. Salah satu materi yang diberikan adalah membaca gesture atau perilaku seseorang.
Vatikan sendiri akan membawa 500 personel Swiss Guard yang dipimpin oleh Domenico Giani. Mereka sudah bersumpah akan memberikan nyawanya untuk keamanan Paus.
Dalam beberapa kesempatan Paus Fransiskus menyampaikan ia ingin menjadi orang yang biasa dan bertemu dengan siapapun. Di kunjungan ke sejumlah negara, Paus berkontak langsung dengan penduduk setempat. Bahkan di Argentina ia meminum secangkir teh yang ditawarkan seorang warga. Di Brasil, ia meminta sopir mobilnya mengubah rute yang sudah ditentukan dan menemui kerumunan publik.
Paus menyatakan ia tidak khawatir dengan keselamatan dirinya. “Saya ingin berkomunikasi dengan banyak orang dengan cara yang manusiawi, dan hidup saya berada di tanganNya” katanya. (cnn/new york times/jdz)