KUPANG, mediantt.com – Satu warga NTT, El Asamanu, telah diisolasi di RSUD WZ Johanes Kupang karena positif corona. Pemkot Kupang melalui Gugus Tugas Penanganan Covid-19, akan menelusuri jejak sosial pasien bersama orang-orang yang berinteraksi dengan dirinya sejak kedatangan di Kupang pada 22 Maret hingga dinyatakan positif corona pada 9 April 2020.
“Di Kota Kupang sudah tercatat tiga kasus Covid-19; dua orang PDP (Pasien Dalam Pengawasan) dan satu orang positif. Tiga orang ini bukan warga Kota Kupang. Ini perlu saya tegaskan agar tidak meresahkan warga Kota Kupang,” tegas Wakil Walikota Kupang dr. Hermanus Man dalam jumpa wartawan di Biro Humas dan Protokol Setda NTT, Jumat (10/4/2020) malam.
Meski demikian, meurut Herman, dampak yang terjadi saat ini adalah yang postif ini sudah berinteraksi secara sosial dengan warga Kota Kupang. Karena itu, tugas Pemkot adalah melakukan penelusuran. “Kami mengikuti jejak dia selama ada di Kota Kupang,” sebutnya.
Dia menjelaskan, dalam perkiraan Pemerintah Kota Kupang, sesuai informasi yang diunggah dalam video yang beredar, pasien positif Covid-19 itu diperkirakan telah berintaraksi dengan 50-60 orang di Kota Kupang.
“Data saya sementara saat ini sekitar 50-60 orang yang sudah kontak langsung dan berinteraksi dengan dia. Ada 15 orang yang sudah ada nama dan alamatnya. Kita sudah punya data, bahkan ada satu yang sudah ke daerah lain di NTT, dan saya sudah kontak dengan bupatinya agar orang itu segera ditelusuri dan diambil tindakan medis,” kata Herman.
Dikatakan, saat ini sedang dilakukan pemeriksaan terhadap lima orang yang sudah melakukan kontak langsung dengan pasien positif. “Saya baru dapat laporan bahwa malam ini ada lima orang yang diperiksa, tiga diantaranya atas kerelaan sendiri datang dan lapor bahwa sudah berinteraksi dengan pasien positif dan dua lainnya kita kontak untuk datang periksa,” tegasnya.
Wakil Walikota Kupang dua periode ini juga menegaskan, Dinas Kesehatan Kota Kupang sudah menyiapkan tim survelens dari Dinas hingga ke Puskesmas yang terdiri dari para medis dan dokter yang berpengalaman untuk menelusuri jejak sosial dari pasien positif Covid-19. “Sejak datang di Kupang siapa yang jemput dia dari bandara, dia makan di mana, di rumah dia ketemu dengan siapa saja dan ini semacam kerja intelejen yang menyelidiki epidemologi, dari situ kita tahu bahwa dia sudah bertemu dengan siapa saja di mana dan kapan. Kita juga siapkan satu mobil untuk mengangkut tim survelens dan tim rapid tes. Jadi semua kontak yang sudah berhubungan dengan yang positif, akan kita rapid tes,” jelas Herman Man.
Menurut dia, persoalan yang dihadapi Kota Kupang saat ini adalah sejak 22 Maret sampai 9 April, pihaknya sedang melacak interaksi sosial dari pasien positif corona itu dengan siapa saja, dimana dan kapan.
“Pada tanggal 22 Maret tiba di Kupang, sopir taksi mana yang dia pakai atau ada keluarga yang jemput, kita lacak, lalu dibawa kemana kalau ke rumah keluarga dan siapa saja yang dia jumpai, ada temannya, dimana rumahnya dan nomor HP, sampai tanggal 27 Maret dia tes di RS Johanes, siapa petugas kesehatan yang memeriksa, siapa saja yang dia temui di RS, kita catat supaya kita tes. Lalu tanggal 28 Maret-5 April dia dimana dan kontak sosial dengan siapa dan buat apa saja, kita akan kejar,” jelasnya.
Bahkan dikatakan Herman Man, menurut data yang ada padanya, pasien positif Covid-19 ini pada tanggal 30 atau 31 Maret merayakan hari ulang tahunnya. “Dengan siapa saja dia rayakan HUT, kita lacak, jejak digitalnya akan dengan muda ditelusuri. Sampai pada 1 hingga 8 April dia dimana, dan proses pelacakannya sama hingga pada tanggal 9 April ada anggota TNI dan temannya dia belanja di toko, dia ke pantai Namosain dan makan di warung Pak Bos Oeba, semua kita kejar. Prinsipnya semua yang kontak sosial dengan dia kita telusuri,” sebutnya.
Ia juga menjelaskan, dalam upaya memutus mata rantai penyebaran pandemi Cocid-19 pihaknya mendapat dukungan penuh dari Kepolisian dan TNI. “Hingga saat ini Kota Kupang masih mengalami kendala rapid tes yang sangat terbatas sehingga perlu penambahan dari Pemerintah Provinsi NTT. Kita hanya punya 40 dan kami butuh tambahan 100 lagi,” katanya.
Ia mengimbau warga Kota Kupang yang merasa pernah berinteraksi dengan pasien positif Covid-19 ini agar dengan sukarela datang melaporkan diri di Dinas Kesehatan Kota Kupang untuk dilakukan pemeriksaan.
Wali Kota Kupang yang didampingi Karo Humas Setda NTT dan dr Teda Letik selaku Ketua Ikatan Dokter Umum Provinsi NTT juga meminta agar warga Kota Kupang yang merasa telah kontak langsung dengan pasien positif corona, dengan sukarela mendatangi rumah sakit untuk dilakukan tes.
Hingga Jumat (10/4) pukul 23:00 Wita, jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) di NTT telah mencapai 1.061 orang dengan selesai masa pemantauan 298 orang, sedangkan pasien dengan status PDP 10 orang dan kini tengah menjalani perawatan di sejumlah Rumah Sakit. (*/jdz)