VATIKAN – Paus Fransiskus dalam khotbah Natal menyampaikan bahwa makna sejati Natal saat ini tenggelam oleh materialisme dan umat Nasrani perlu lebih rendah hati. Paus juga berbicara mengenai penderitaan anak-anak di daerah konflik.
“Saat ini kita hidup di bawah naungan cahaya materialisme perdagangan yang menyilaukan cahayaNya ke dalam kegelapan. Kita lebih memikirkan kado natal dan malah bersikap dingin terhadap mereka yang terpinggirkan,” demikian Paus dalam Misa Natal di Vatikan yang dihadiri 10.000 orang.
Paus memimpin Hari Natal yang diperingati 1,2 miliar umat Katolik Roma untuk keempat kali sejak terpilih pada 2013.
Kepala Gereja Katolik Romawi tersebut juga mengecam penderitaan yang dialami anak-anak di seluruh dunia. Paus mengingatkan jemaatnya bahwa saat ini banyak orang-orang mati kelaparan, anak-anak di seluruh dunia menderita dan tidak dapat tidur dengan tenang dan dicintai orangtuanya, seperti halnya Yesus saat masih kecil, sementara orang-orang kaya menyia-nyiakan hidupnya dengan keborosan.
“Mari kita membantu anak-anak yang tidak sempat lahir, mereka yang menangis kelaparan, dan mereka yang tidak memiliki mainan di tangan mereka tetapi senjata,” kata Paus.
Jemaat yang menghadiri Misa Natal di Basilika Santo Petrus harus melewati metal detector karena meningkatnya ancaman terorisme akhir-akhir ini. Hal serupa juga terjadi di gereja-gereja di Indonesia. St. Peter’s Square tampak dikosongkan enam jam sebelum massa mengisi basilika untuk alasan keamanan.
Sepanjang tahun ini, Paus juga mendorong belas kasih kepada para pengungsi akibat konflik di negara masing-masing. Paus mengingatkan umat Nasrani bahwa dulunya Kristus juga adalah seorang imigran.
Natal Tak Jadi Perayaan Mewah
Menanggapi ucapan Paus Fransiskus yang menyatakan bahwa Natal saat ini tersandera materialism, Rohaniawan Franz Magnis Suseno mengatakan, umat Kristiani boleh saja membeli hadiah saat Natal, namun jangan berlebihan.
“Saya kira yang dimaksud Paus bukan tidak boleh memberi hadiah. Itu kebiasaan yang sudah ratusan tahun,” ujar Magnis di Jakarta, Minggu (25/12/2016) malam. “Yang penting jangan berlebihan, jangan jadi perayaan yang mewah,” kata dia.
Romo Magnis menyatakan, pernyataan Paus di Vatikan itu untuk mengingatkan agar umat Kristiani tak melupakan penderitaan bayi dan anak-anak di beberapa negara yang tengah mengalami konflik.
“Diharapkan mereka tidak tenggelam dalam kemewahan, karena itu bertentangan dengan momen kelahiran Yesus di Betlehem, di mana kelahiran Yesus diwarnai kesederhanaan,” ujar dia. (ucan.com/jdz)
Foto : Paus Fransiskus memimpin misa malam Natal di Vatikan. (AFP)