BANGUI — Paus Fransiskus mengatakan kepada para jemaah masjid di ibu kota Republik Afrika Tengah (CAR) bahwa umat “Kristen dan Islam adalah saudara laki dan perempuan”.
Dia berbicara kepada warga Muslim yang berlindung di Bangui setelah terjadi kekerasan selama tiga tahun antara Kristen dan Muslim.
Kunjungan ke masjid ini kemungkinan dipandang bagian yang paling sulit dari lawatannya ke Afrika, lapor wartawan BBC. Paus Fransiskus mengakhiri kunjungannya ke Afrika dengan sebuah misa terakhir di Bangui.
Sebagian besar warga Muslim meninggalkan ibu kota karena perang, tetapi 15.000 orang tinggal di daerah bernama PK5, dikepung milisi bersenjata Kristen.
Pada hari Minggu (29 November) Paus mendesak kelompok yang berperang di CAR untuk meletakkan senjata. Saat mengadakan misi di Bangui, dia mengatakan mereka seharusnya mempersenjatai diri mereka “dengan keadilan, cinta, maaf dan perdamaian yang sebenarnya”.
Sebelumnya, dia menyampaikan harapan pemilihan umum bulan depan di CAR akan membuka “bab baru” bagi negara itu.
Paus Fransiskus juga meminta faksi yang berseteru di Republik Afrika Tengah meletakkan senjata dan mempersenjatai diri “dengan keadilan, cinta, pengampunan, dan perdamaian”.
Ia berbicara pada Misa di ibu kota Afrika Tengah, Bangui, yang merupakan tujuan terakhir dalam rangkaian kunjungannya ke Afrika. Afrika Tengah dilanda konflik antara kelompok pemberontak Muslim dan militan Kristen.
Presiden sementara Catherine Samba-Panza meminta “pengampunan” kepada Paus karena kekerasan atas nama agama yang terjadi di negerinya.
Dalam pidato di istana presiden, Paus menyerukan persatuan dan mengajak hadirin menghindari “godaan rasa takut kepada (kelompok) lain, (kelompok) asing, yang bukan bagian dari kelompok etnik kita, pandangan politik kita, dan agama kita”.
Kunjungi Permukiman Muslim
Paus juga mengatakan, sebelum memulai kunjungannya di Afrika, ia bertekad membawa pesan perdamaian dan harapan. Selain Afrika Tengah, Paus juga mengunjungi Uganda dan Kenya. Pada Senin (30/11), Paus berencana mengunjungi permukiman Muslim di Bangui, yang dinamakan PK5.
Perang telah berkecamuk di Afrika Tengah selama puluhan tahun, tapi baru dua tahun lalu melibatkan agama.
Presiden Francois Bozize digulingkan dalam kudeta pada Maret 2013 dan kelompok pemberontak Seleka, yang sebagian besar Muslim, menduduki Bangui dan menguasai negara untuk sementara.
Mereka menyasar gereja dan komunitas Kristen, yang memicu pembentukan militan anti-Balaka -berarti anti-kekerasan- dan berujung pada tindakan saling melakukan kekerasan dan terus berlanjut.
Kota dan desa terpecah, dengan ratusan dan ribuan orang terpaksa pindah ke penampungan berdasarkan agama.
Dialog Antar Agama ‘Keharusan’
Dalam kunjungan ke Afrika itu, Paus Fransiskus bertemu dengan pemimpin Muslim dan Kristen di Kenya dalam awal kunjungannya ke Afrika.
Ia tiba di Kenya hari Rabu (25/11) dan akan berkeliling di tiga negara di benua Afrika selama lima hari. Dua negara lain adalah Uganda dan Republik Afrika Tengah.
Dalam pertemuan itu, Paus menyatakan bahwa dialog antar agama merupakan hal yang sulit tetapi harus dilakukan. Ia juga mengatakan bahwa konflik dan terorisme bisa hidup karena “ketakutan, keputusasaan karena kemiskinan dan rasa frustrasi”.
Ia juga mengacu kepada serangan oleh kelompok militan Islam di Pusat Perbelanjaan Westgate tahun 2013, serta di Kenya belum lama ini, dan mengatakan nama Tuhan tidak boleh digunakan untuk membenarkan kebencian dan kekerasan.
Sesudah pertemuan itu, Paus mengadakan misa di Universitas Nairobi yang dihadiri oleh puluhan ribu orang yang sudah berkumpul sejak dini hari.
Dalam kesempatan itu, Paus memberi pesan “sehatnya masyarakat tergantung pada kesehatan keluarga yang ada di dalamnya.”
Banyak kekhawatiran mengenai keamanan Paus dalam kunjungannya ke Kenya mengingat banyak terjadi kekerasan dengan dalih agama di sana. Namun Paus sendiri mengabaikan kekhawatiran itu dan mengatakan bahwa ia “lebih khawatir pada banyaknya nyamuk.”
Pemerintah Kenya mengerahkan sekitar 10.000 personel polisi untuk menjaga keamanan selama kunjungan Paus di negeri itu. (bbcindonesia/jk)
Ket Foto : Paus Fransiskus menghadiri misa di Barthelemy Boganda Stadium, Bangui, Republik Afrika Tengah