Mahasiswa Unit KKN-PPM UGM Halo Belu.
KUPANG – Desa Silawan, Tulakadi, dan Sadi yang membentang di garis perbatasan Indonesia – Timor Leste, menyimpan keunikan alam dan budaya yang menunggu untuk dihidupkan.
Sebanyak 30 mahasiswa Universitas Gadjah Mada akan segera mengawali langkah pemberdayaan masyarakat dengan menggali kekayaan lokal untuk mewujudkan kesejahteraan sosial. Melalui tema besar “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pariwisata, Kesehatan, dan Pemberdayaan Budidaya Lahan”, mahasiswa UGM akan bersinergi bersama masyarakat Desa Silawan, Tulakadi, dan Sadi pada 20 Juni sampai dengan 8 Agustus 2025.
“Kami sangat bersemangat untuk berkolaborasi dengan masyarakat. Pada dasarnya, kami hadir bukan hanya memberi, tetapi juga belajar dari warga demi keberlanjutan desa perbatasan,” ungkap Koordinator Mahasiswa Unit KKN-PPM UGM Halo Belu, Lintang Gantari.
Tim KKN-PPM UGM Halo Belu beranggotakan 30 mahasiswa yang berasal dari berbagai disiplin ilmu, baik dari kelompok Sains dan teknologi, Agro, Sosial dan Humaniora, serta Medika. Di bawah bimbingan Muhammad Sulaiman, S.T., M.T., D.Eng. sebagai Dosen Pembimbing Lapangan, tim KKN-PPM UGM Halo Belu siap mengeksplor kekayaan alam dan budaya di Desa Silawan, Tulakadi, dan Sadi.
Untuk mempersiapkan langkah nyata, mereka telah melaksanakan beberapa pelatihan dan diskusi bersama dengan tokoh dan profesional di bidang tertentu, seperti Caritra, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Bappeda Belu, hingga Kepala Desa Silawan, Tulakadi, dan Sadi.
Didukung oleh Universitas Gadjah Mada dan Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) Nusa Tenggara Timur, Tim KKN-PPM UGM Halo Belu semakin siap untuk bekerja sinergis, menggali potensi desa, dan memastikan setiap program lahir dari aspirasi masyarakat setempat.
Program yang akan dilaksanakan oleh Tim KKN-PPM UGM Halo Belu dikemas dalam program-program kerja unggulan berupa Festival Budaya, penyusunan profil dan masterplan desa, pemetaan lahan potensial, edukasi pemenuhan gizi dan pencegahan penyakit, penguatan kapasitas SDM melalui penerapan teknologi dan kesadaran potensi lokal, serta pengembangan wisata lokal berbasis berkelanjutan. Seluruh program unggulan akan diterapkan dalam program-program kecil yang akan dilaksanakan di setiap desa.
“Harapannya dengan diterapkannya setiap program di setiap desa tempat Tim Halo Belu melaksanakan KKN, potensi lokal dari setiap desa dapat dimanfaatkan oleh warga secara maksimal,” ujar salah satu anggota Tim KKN-PPM Halo Belu.
Tentunya untuk mewujudkan inisiatif ini diperlukan kolaborasi yang kuat antara Tim KKN PPM UGM Halo Belu dan warga Desa Silawan, Tulakadi, serta Sadi, sehingga setiap langkah pemberdayaan benar‑benar lahir dari kebutuhan dan potensi lokal.
Mari bergandeng tangan, berkolaborasi, berbagi cerita ataupun masukan untuk mewujudkan desa perbatasan yang mandiri, sejahtera, dan lestari melalui kanal media sosial mereka di @halo.belu (Instagram) dan @halobelu (Tiktok). Halo Belu, bersinergi di batas negeri! (lintang/jdz)