Melki Sebut Berpartai Harus Gembira, Herman : Jika Ketua Salah Tegur!

oleh -55 Dilihat

Kupang, mediantt.com – Ketua DPD I Golkar NTT terpilih, Melki Laka Lena, punya daya pikat politik yang luar biasa. Sebab, Musda X dihelat tanpa ada ribut gaduh. Tidak ada saling gunting. Tidak ada pula politik uang. Semua mengalir apa adanya, penuh kegembiraan dan sukacita.

Ia minta dikritik habis-habisan tapi diujung itu harus tetap saling cium pipi kiri dan kanan (cipika cipiki). Wakil Sekjen DPP Partai Golkar, Herman Hayong, pun mengingatkan para kader Golkar NTT untuk tidak terperangkap slogan asal bapa senang. Jika ketua salah, silahkan ditegur.

“Bagi saya inilah Musda penuh kegembiraan bukan mencemaskan. Bukan saling jegal dan menelikung. Karena berpartai itu harus dengan gembira dan rileks tanpa meninggalkan nilai-nilai demokrasi,” tutur Melki Laka Lena pada penutupan Musda X Partai Golkar NTT, di Sahit T-More Hotel, Selasa (3/3).

Menurut Melki, setiap kader Golkar jangan pernah ada merasa hebat sendiri lalu dengan berbagai cara menelikung orang lain. “Kita semua harus saling membesarkan agar partai kita menjadi partai moderen; yang selalu bergerak bersama rakyat untuk kepentingan rakyat, darerah (NTT) dan bangsa. Inilah era politik yang kita dambakan,” tegas Wakil Ketua Komisi IX DPR RI ini dan disambut tepuk tangan peserta Musda.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja mensukseskan Musda X Partai Golkar NTT terutama panitia pelaksana dan panitia pengarah. “Terima kasih untuk semua dedikasi dan pengorbanan demi suksesnya Musda ini,” katanya.

Melki menambahkan, kalau semua hal dalam berpartai dibikin riang maka tidak ada yang susah. “Pak Ketum Airlangga selalu bicarakan dan mengajak agar berpartai yang partisipatif seperti NTT. Musda ini sangat luar biasa, yang mengajarkan bahwa berpartai itu harus dengan gembira,” tegasnya.

Tegur Ketua

Wakil Sekjen DPP Herman Hayong dalam sambutan mewakili DPP Golkar sebelum menutup Musda X Itu, memberi apresiasi yang tinggi atas penyelenggaraan Musda Golkar NTT yang benar-benar mengamalkan sila keempat Pancasila, yakni asas musyawarah mufakat. “Musda sebagai momentum konsolidasi ini telah menunjukkan demokrasi yang sesungguhnya. Voting bukan budaya politik kita. Ini Musda yang luar biasa dalam spirit musyawarah mufakat, yang bisa menjadi model bagi daerah lain,” tegas staf ahli dari Melkias Mekeng ini.

Ia juga mengingatkan seluruh kader Golkar di NTT untuk memberikan kritik kepada ketua jika ada hal-hal yang harus dikritisi demi kebaikan bersama. “Kalau ketua salah tegur dia. Gagasan-gagasan yang brilian untuk kemajuan partai, harus disampaikan dengan cara-cara yang juga brilian,” kata Herman, yang memimpin sidang Musda ini.

Herman juga menitip pesan dari Ketua Umum Airlangga yang juga Menko Perekonomian Kabinet Indonesia Maju, tentang UU Omnibus Law Cipta Kerja. “Semua kader partai terutama fraksi Golkar harus dukung dan sosialisasikan ke masyarakat agar dimengerti sehingga bisa mengurangi resistensi saat pembahasan di DPR,” kata putra Flores Timur ini.

Sebastianus Salang juga mengaku happy ataa Musda yang tanpa kegaduhan ini. “Politik itu bukan sesuatu yang menyeramkan. Saya yakin anak muda (kaum milenial) akan banyak tertarik masuk golkar, karena gaya kepemimpinan Pak Melki Laka Lena yang terbuka dan
punya kemampuan bergaul yang begitu luwes, sehingga tidak ada jarak dan bisa saling percaya dalam mengurus politik. Ini menjadi inspirasi bagi daerah lain dan ini yang kita harapkan untuk menghindari keributan di internal Golkar,” kata Salang. (jdz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *