Paslon Walikota dan Wakil Walikota Kupang di debat kedua, Sabtu (3/11) malam.
KUPANG, mediantt.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Kupang kembali menggelar debat kedua pasangan calon walikota-wakil walikota, pada Sabtu (2/11) malam, di Hotel Kristal dan dihadiri lima pasangan calon. Debat kedua ini mengusung tema; “Kupang Smart City dan Kupang Green”.
Debat ini dibuka Ketua KPU Ismail Manoe dihadiri para komisoner KPU, Ketua Bawaslu Kota Kupang Adi Nange, Forkopimda Kota Kupang dan para pendukung lima pasangan calon.
Debat yang dibagi dalam enam sesi itu diawali dengan pemaparan visi dan misi lima paslon terutama yang berkaitan erat dengan tema. Ketika sampai di sesi ketiga yakni tanya jawab antar pasangan calon, para calon saling memberikan pertanyaan dan saling menjawab.
Salah satu topik yang menarik perhatian warga Kota Kupang selama ini adalah keberadaan mobil penyapu jalan yang dibeli Pemkot Kupang tahun 2019. Mobil itu sempat beroperasi beberapa saat namun setelahnya hilang dan tidak beroperasi lagi. Keberadaannya pun sempat menjadi polemik di DPRD Kota Kupang. Bahkan anggota DPRD Theodora Ewalde Taek pernah menelusuri keberadaan mobil itu pada dini hari. Karena, Pemkot beralasan jika mobil itu beroperasi di saat warga kota sedang tidur. Namun, hasil penelururan anggota Fraksi PKB itu tidak menemukan jejak mobil itu.
Terakhir, beredar di media sosial jika mobil itu berada di sebuah lahan kosong di Kelurahan Nun Baun Sabu dan dalam keadaan rusak. Karena itulah, pasangan nomor urut 2 Jonas-Alo mengajukan pertanyaan kepada paslon nomor urut 4 Jefri Riwu Kore-Lusia Adinda. Jonas Salean mempertanyakan urgensi pembelian mobil penyapu jalan dan dimana keberadaan mobil seharga miliaran rupiah itu.
“Untuk kebersihan kota, anda membeli mobil penyapu jalan yang besarnya seperti bemo, padahal mobil penyapu jalan itu sebenarnya seperti dump truk, itu anggaran miliaran. Apa manfaatnya?” demikian pertanyaan Jonas Salean.
Menjawab pertanyaan tersebut, Jefri mengatakan bahwa sebagai kota maju, Kota Kupang harus memiliki mobil penyapu jalan, sehingga pembersihan jalan tidak lagi memakai tangan untuk sapu-sapu. “Dimana-mana di dunia ini pakai mobil penyapu jalan,” katanya.
Terkait anggaran untuk membeli mobil tersebut, Jefri mengaku tidak menggunakan dana dari APBD Kota Kupang tapi mobil itu merupakan bantuan dari Pemprov saat Gubernur NTT dijabat Viktor Bungtilu Laiskodat.
“Dan mobil itu bukan anggaran dari Kota Kupang tapi itu bantuan dari provinsi, makanya ada fotonya VBL. Beliau membantu kami. Itu sebabnya di mobil itu ada foto Pak Viktor, bukan anggaran dari kita, itu anggaran yang diberikan oleh teman-teman di provinsi untuk menunjang bahwa kota ini kota maju,” katanya.
Jonas Salean sendiri menyangsikan jawaban Jeriko terhadap keberadaan mobil tesebut, karena mobil seharga miliaran itu tidak beroperasi secara maksimal. “Mobilnya tidak beroperasi,” kata Jonas disambut tepuk tangan para penonton.
Terkait anggaran yang diklaim Jefri bahwa mobil itu bantuan Pemprov NTT, Jonas meragukan pernyataan itu. Karena setahu dia, Pemprov NTT hanya memberikan bantuan satu unit, sementara Pemkot Kupang saat ini memiliki dua unit mobil penyapu jalan.
“Ini ada anggota DPRD Kota Kupang, bapak harus jelaskan dengan baik sehingga masyarakat tahu duduk persoalannya. Kita jangan main tipu-tipu masyarakat lagi. Silahkan rakyat yang menilai ya,” saran Jonas.
Di akhir perdebatan, Jefri kembali menegaskan bahwa dirinya tidak lagi menjabat sebagai walikota sejak dua tahun lalu. Sehingga kalau saat ini mobil itu tidak lagi beroperasi alias macet bukan lagi tanggungjawabnya
“Saya sudah selesai dua tahun, kalau hari ini mobil itu macet, bukan tanyakan ke saya, tanyakan ke siapa yang berkuasa sekarang. Kita hanya memastikan mobil itu mobil yang digunakan sebagaimana untuk kebersihan Kota Kupang. Kalau nanti mobil itu tidak jalan mungkin ada hal-hal yang tidak dianggarkan, tidak bisa diperbaiki dan saya pikir dealernya ada. Kalau ada niat untuk menggunakan mobil itu, hubungi saja dealernya, perbaiki, siapkan anggaran,” kata Jefri lagi.
Jawaban Jefri Keliru
Anggota DPRD Kota Kupang empat periode Tellenmark Daud menilai, jawaban calon walikota Kupang Jefri Riwu Kore terkait anggaran pembelian mobil penyapu jalan sangat keliru. Sebab anggaran untuk membeli mobil itu disiapkan dalam APBD Kota Kupang TA 2019 senilai kurang lebih Rp4 miliar.
“Itu jawaban Jefri soal anggaran untuk membeli mobil penyapu jalan sangat keliru. Keliru sekali itu. Saya tau persis anggarannya dari APBD Kota Kupang, kalau tidak salah kita siapkan Rp 4 miliar di APBD Kota Kupang,” jelas Tellen usai menghadiri debat kedua pasangan calon walikota-wakil walikota Kupang di Hotel Kristal, Sabtu (2/11) malam.
Menurut Tellen, Pemkot Kupang saat ini memiliki dua unit mobil penyapu jalan. “Yang satu dibiayai oleh APBD Kota Kupang seharga empat miliar, satunya bantuan dari Pemerintah Provinsi NTT,” kata anggota Fraksi Partai Golkar ini.
Sampai saat ini, demikian Tellen, pengoperasian mobil itu hanya beberapa kali saja dan pihaknya tidak mengetahui lagi keberadaan mobil itu. Begitu juga bantuan mobil yang sama dari Pemprov NTT. “Jadi satunya bantuaan Pemprov NTT, satunya lagi dibiayai dari APBD Kota Kupang sehingga jadinya dua mobil. Yang dia (Jefri, red) omong itu keliru,” kata Tellen lagi. (yl/che)