Jalan ke Lamalera Harus Lebih Cepat, VBL: Masih Ada Soal dalam Penangkapan Ikan Paus

by -10 Views
Gubernur VBL mengenakan sarung Lamalera ketika menyampaikan sambutannya di Lamalera, Selasa (28/7/2020).

LAMALERA, mediantt.com – Safari kunjungan kerja Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) ke Lembata, mampir juga di Lamalera; desa yang terkenal dan mendunia karena tradisi penangkapan ikan paus secara tradisional.

Kunjungan dalam agenda peresmian Lamalera Victory Homestay itu, Gubernur VBL bicara juga soal jalan ke destinasi wisata itu yang sangat buruk. Ia berjanji akan memberi dukungan dan perhatian untuk jalan itu.

“Saya akan terus mendukung pembangunan jalan yang sedang dikerjakan saat ini. Jalur Lewoleba-Lamalera harus bisa lebih cepat lagi. Kita akan upayakan bangun jalan sampai Lamalera, sehingga cukup waktu dua jam atau satu jam lebih saja sudah tiba di Lamalera,” tegas Gubernur VBL disambut tepuk tangan masyarakat yang hadir.

Seperti dilansir aksinews.id, Gubernur VBL berkunjung ke Desa Lamalera B, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, untuk meresmikan Lamalera Victory Homestay. Dia meminta agar budaya penangkapan ikan paus dinarasikan secara tepat dan lebih baik.

“Ke depan, yang kita jual adalah prosesi penangkapan ikan paus, bukan daging ikan paus. Saya minta supaya dinarasikan secara tepat untuk bisa dijual ke dunia. Kita tahu masih ada masalah dengan penangkapan ikan paus. Sehingga harus dinarasikan secara tepat,” tandas Gubernur Laiskodat, ketika menyampaikan sambutan singkat pada acara pengresmian Lamalera Victory Homestay, Selasa (28/7/2020) malam.

Gubernur Laiskodat datang ke Lamalera dalam rangkaian kunjung kerja selama dua hari di Lembata. Pada hari pertama, sebelum ke Lamalera, Gubernur bersama rombongannya melakukan pertemuan pamong praja di Desa Pasir Putih, Mingar.

Gubernur bersama rombongan tiba di pelabuhan laut Lewoleba sekitar pukul 15.20 Wita dari Pulau Solor, Flores Timur, disambut tarian Hedung dari sanggar tari Alegra Lembata. Dijemput Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, Wabup Lembata Thomas Ola, Forkompinda dan para pimpinan OPD Setda Lembata, langsung bergerak menuju Pantai Mingar, Desa Pasir Putih.

Tiba di Pantai Mingar sekitar pukul 16.30 Wita, Gubernur Laiskodat disambut hangat masyarakat yang sudah menunggu sejak siang. Maklum, sebelumnya, Gubernur Laiskodat dijadwalkan tiba di Pantai Mingar pukul 13.00 Wita. Kendati telat, suasana hangat tetap terasa. Gubernur menyampaikan sambutan singkat memotivasi semangat masyarakat menghadapi situasi Pandemi Covid-19.

Gubernur Laiskodat mengatakan bahwa kunkernya ke daerah untuk memastikan instruksi presiden untuk seluruh anggaran recofusing tercepat dan terealisasi agar masyarakat mampu bertahan dalam situasi Covid-19.

Dari Minggar, Gubernur Laiskodat yang satu mobil dengan Bupati Sunur bersama rombongan langsung bergerak menuju Desa Lamalera B. Mereka menyisir jalan pantai selatan yang sedang dikerjakan dengan biaya dari APBD I NTT. Sebagian ruas jalan sedang dihotmix. Selebihnya, masih jalan tanah dan berbatu.

Tiba di Gudi Nama(ng), Desa Lamalera B sekitar pukul 18.30 Wita, Gubernur VBL disarungi novi(ng) — kain tenun khas lelaki Lamalera — oleh Plt Kades Lamalera B, Anton Boli Azimu. Juga, dikenakan cincin seguni (tulang ikan paus ‘seguni’).

Acara yang dipandu Camat Wulandoni, Frans Dangku, berlangsung singkat. Gubernur VBL sempat melihat MCK yang direhap dengan biaya propinsi, sebelum menyampaikan sambutannya. Dia tampak sumringah melihat kebersihan yang tampak.

Dalam sambutannya, ia mengakui masih ada soal dalam prosesi penangkapan ikan paus di Lamalera. Namun ia mengingatkan untuk menarasikan secara tepat budaya leva di Lamalera. Sehingga bisa dijual ke dunia internasional.

Dikatakan, pihaknya akan terus mendorong destinasi wisata estate Lamalera dalam usaha meningkatkan perekonomian masyarakat. Sehingga Bupati Lembata juga diminta untuk bisa melakukan kerjasama dengan pemerintah desa, propinsi dan pusat dalam mendorong pariwisata Lamalera.

Gubernur VBL juga berjanji untuk terus mendukung upaya-upaya menyiapkan masyarakat pariwisata Lamalera. “Kita harus mulai mempersiapkan diri. Masyarakat juga harus bersiap diri untuk menerima tamu. Homestay ini merupakan salah satu cara kami mendorong pariwisata Lamalera. Kita bangun pariwisata berbasis masyarakat,” tandasnya.

Sedikitnya, 21 homestay yang dibangun dari dana APBD I NTT tahun anggaran 2019, yang dikerjakan secara swakelola oleh masyarakat dengan pendampingan LSM Pondok Perubahan. Kamar-kamar rumah penduduk direhab dan diisi perabot menyerupai kamar hotel. Begitu juga MCK, dan fasilitas umum berupa panggung, MCK umum dan kapel di pantai Lamalera.

Sebelum meninggalkan Lamalera, Gubernur VBL sempat melihat naje (rumah pledang/perahu penangkapan ikan paus) di Pantai Lamalera. Tidak ada dialog dengan masyarakat. (*/jdz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *