Foto bersama usai workshop bersama guru-guru
WAINGAPU, mediantt.com – Program kolaborasi Sains, Teknologi, Teknik dan Matematika (STEM), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Kristen Wira Wacana (Unkriswina) Sumba dan Unversitas Katolik Parahiyangan menggelar Workshop Guru-guru.
Kegiatan itu dilaksanakan selama dua hari 19-20 Agustus 2025 di Gedung Lantai III Unkriswina Sumba, sebagai pelaksana kegiatan dengan melibatkan sejumlah guru-guru di Kabupaten Sumba Timur.
Panitia Penyelenggara Vidriana Oktoviana Bano, S.Si, M.Pd mengatakan, kegiatan ini merupakan program pertama kerjasama antara FKIP Unkriswina Sumba dengan pusat studi kajian pembelajaran STEM dari Universitas Katolik Parahiyangan sekaligus mewakili Yayasan Ruang Bergerak.
“Kami bersyukur dan bersuka cita bisa mendapat pengalaman kerjasama ini agar kerjasama ini dapat ditindaklanjuti untuk tahun depan dan juga selanjutnya,” katanya.
Menurut dia, tujuan dari pelaksanaan ini juga masih ada kaitannya atau sepaket dengan yang dipersiapkan untuk memfasilitasi pembekalan mahasiswa, khususnya mahasiswa yang turun ke sekolah melakukan praktek dalam mata kuliah PLP 2 untuk mereka benar-benar diperlengkapi.
“Sehingga saat mereka praktek mengajar dalam tanda petik mereka punya bekal dalam mempersiapkan mereka sebagai tenaga guru yang profesional,” tutur Vidri.
Dia pun berharap, ketika mahasiswa berada di sekolah masa untuk mereka adaptasi tidak memakan waktu terlalu lama sehingga mereka langsung praktek dengan baik terkait kurikulum.
“Jadi kurikulum saat ini menekankan pada kurikulum merdeka namun dengan adanya kementerian baru sehingga kurikulumnya ada penambahan tentang pembelajaran yang mendalam, maka harapannya agar pembelajaran itu teraplikasi pada mahasiswa yang sudah dibekali agar mereka turun praktek di sekolah dapat menerapkan,” ujar Vidri.
Christina Ester M. Hutabarat, S.Si, M.Si dari Universitas Katolik Parahiyangan mengatakan, kegiatan ini adalah kolaborasi antara Universitas Katolik Parahiyangan Yayasan Ruang Generasi Aktif dan Unkriswina Sumba.
Kolaborasi ini, ungkapnya, adalah bagian dari bagaimana pendidik bisa bekerjasama untuk membangun daerah-daerah, khususnya serta bagaimana memperlengkapi guru-guru dalam proses pembelajaran mendalam yang saat ini sedang digerakkan pemerintah.
Christine berharap, daerah-daerah pun dapat merasakan konteks pendidikan dengan alat-alat yang dipersiapkan untuk disimulasikan bagi guru-guru sehingga mereka dapat menerapkan kepada siswa-siswi.
Dia menambahkan, kerjasama ini tentunya daerah Sumba adalah salah satu daerah strategis untuk memunculkan para pendidik sehingga dia berharap bisa melahirkan para pendidik yang dapat memberdayakan Sumba dengan cara ciri khas lokal.
“Kita berharap dengan kerjasama ini serta keanekaragaman dapat mendukung atau mensupport kemajuan Indonesia,” terang Christine. (budian)

 
											



