Duta Petani Milenial dari TTU Yang Sukses Menjinakan Lahan Kering

by -12 Views

Kebun hortikultura milik Maria di Desa Unini selalu ramai dikunjungi.

Maria Yumentri Omenu. Namanya mendadak tenar karena kerja kerasnya menjinakan lahan tidur dan kering, di Desa Unini, Kecamatan Insana Barat, Kabupaten TTU. Dia adalah contoh inspiratif bagi kamu muda NTT lain; karena menjadi petani sukses untuk tanaman hortikultura hingga jadi jutawan. Karena itu, layak dinobatkan sebagai Duta Petani Milenial Indonesia bersama 2000 orang lainnya oleh Presiden Jokowi. Apa saja garapannya? Apa pula target dan harapan ke depan?

LULUSAN FKIP Program Studi Biologi Universitas Timor (Unimor) ini tak membayangkan bisa banting haluan menjadi petani milenial yang sukses. Tekad itu muncul ketika lamaran kerjanya ke beberapa tempat tak pernah diterima. Maria bercerita, setelah menyelesaikan pendidikan di FKIP Biologi, mengirim surat lamaran kerja ke beberapa tempat. Namun lamaran tersebut tak kunjung dijawab. Dia tidak putus asa, apalagi hilang harapan. Lalu ada informasi tentang program dari Yayasan PLAN Internasional yang bergerak di bidang pertanian. Maria pun berinisiatif untuk mengikuti program tersebut hingga menggapai sukses saat ini.

Akhirnya, bersama rekan-rekannya kelompok tani asal Desa Unini, Kecamatan Insana Barat, Kabupaten TTU, Maria sukses meraup keuntungan puluhan juta rupiah dalam sekali panen. Kesuksesan Maria bersama rekan-rekannya yang tergabung dalam Komunitas Pemuda-Pemudi (Komppeni) Atmen meraup penghasilan dalam jumlah fantastis itu, berkat kerja keras mengolah lahan tidur menjadi hamparan tanaman holtikultura setelah mendapat dukungan anggaran dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) PLAN Internasional.

Ketika dihubungi ke ponselnya Sabtu (25/9), Maria mengaku sedang bersama rekan-rekannya menyiram sayur; memanfaatkan sumber mata air yang disedot menggunakan mesin dinamo untuk menyiram tanaman holtikultura yang ditanam di atas lahan seluas 1,6 hektare. Mereka juga selalu menyiangi rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman tersebut.

Aktivitas para petani muda ini berjalan rapi. Mereka juga memanen beberapa tanaman yang sudah layak panen untuk kemudian dijual di pasar. Ada tomat, melon, pitcae, brokoli, labu, cabai, timun, sayur kol dan beberapa jenis sayuran lainnya siap dipanen dalam beberapa waktu ke depan.

“Terima kasih Plan Internasional yang telah mendukung kami dalam mengembangkan pertanian holtikultura. Komunitas Komppeni Atmen menerima banyak sekali dukungan sarana prasarana pertanian, pengembangan kapasitas, sehingga mereka bisa memperoleh hasil yang maksimal,” katanya.

“Awalnya penghasilan kami sangat rendah. Tetapi kami sudah gunakan teknologi pertanian makanya penghasilan kami sekarang satu bulan itu bisa mencapai hasil sepuluh juta ke atas,” tambah Maria.

Ia pun berpesan kepada generasi muda di Kabupaten TTU untuk bisa mengembangkan potensi di bidang pertanian. Generasi muda juga diminta menangkap peluang-peluang dan potensi yang ada. “Banyak masyarakat khususnya generasi muda kita memiliki pola pikir bahwa orang sukses itu bekerja di kantor, yang bersekolah, PNS. Tetapi banyak yang tidak berpikir bahwa saya bersekolah untuk menjadi petani atau memilih sektor pertanian sebagai potensi yang layak dikembangkan,” katanya.

Ubah Pola Pikir

Dia juga menuturkan, pasca ditetapkan sebagai Duta Petani Milenial, dia termotivasi mengajak generasi muda mengembangkan potensi pertanian di Kabupaten TTU.

Gadis lulusan FKIP Biologi Universitas Timor ini bertekad mengubah pola pikir para generasi muda TTU perihal konsep yang dibangun selama ini  bahwa, para petani adalah orang yang masuk dalam kategori kurang mampu.

Dia berharap, dalam beberapa waktu ke depan Kabupaten TTU bisa menjadi salah satu daerah penghasil komoditi pertanian yang luar biasa. “Supaya produk-produk pertanian kita bisa diekspor keluar kabupaten, provinsi maupun keluar negara Indonesia. Karena banyak potensi di daerah kita yang belum dikembangkan,” ujarnya.

Maria juga merincikan, dalam setahun tanaman holtikultura miliknya bisa dipanen empat kali, dan bisa meraup keuntungan mencapai Rp. 30.000.000 hingga 40.000.000. “Saat ini saya sedang berusaha menyusun jadwal menanam setiap komoditi agar penghasilan yang diperoleh bisa setiap bulan, katanya. (jdz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *