Golkar Akademi, “Kampus” Belajar Jadi Politisi Cerdas dan Berkualitas

by -509 views

Maryanti Adoe ketika hadir dalam Dialog bertema Golkar Akademi dan Pendidikan Politik.

Partai Golongan Karya (Golkar) NTT terus bergerak dalam inovasi dan dinamika seturut zaman. Di era digitalisasi Golkar pun melakukan penyesuaian. Sebab Golkar itu partai tua yang berorientasi modern. Dan, Golkar NTT punya “kampus” baru untuk melahirkan politisi cerdas dan berkualitas. Itulah Golkar Institute atau Golkar Academy; sekolah pemerintahan dan kebijakan publik bagi para bacaleg dan bacakada.

DALAM Dialog Golkar NTT bertajuk “Golkar Akademi dan Kaderisasi Politik”, Rabu (22/9) malam, Direktur Golkar Akademi, Dr Acry Deo Datus, membeberkan kurikulum yang akan diberikan di “kampus” para kader itu.
Ada pendidikan dan pelatihan bagi kader, ada pula materi kepemimpinan dan komunikasi politik, perempuan dan politik, juga pemuda-milenial dalam politik, dan hal-hal teknis seperti teknik berpidato, dll. Pun, ada diklat kader teritorial desa.

“Selain bagi internal Golkar juga terbuka bagi masyarakat umum. Durasi pendidikan selama 2 bulan dengan 8 kali pertemuan melalui zoom meeting. Narasumber dari internal Golkar dan akademisi berkompeten dari eksternal,” jelas Nita Blegur, anggota tim Golkar Akademi.

Golkar Akademi adalah salah satu dari 8 Program Strategis Partai GolkarĀ NTT yang khusus dihadirkan untuk memberi pembekalan, wawasan, pemahaman kepada para bakal calon legislatif (Bacaleg) dan bakal calon kepala daerah (Bacakada) agar bisa melahirkan kader yang cerdas, berkualitas dan militan di setiap ajang kontestasi politik, terutama Pemilu 2024.

“Pendidikan dan pelatihan di Golkar Akademi itu sifatnya wajib untuk semua bacaleg dan bacakada yang ingin maju melalui pintu Golkar,” kata
Ketua Golkar NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, di setiap rapat virtual.

Ans Takalapeta, politisi senior Golkar NTT dalam testimoninya mengatakan,
Golkar sebagai partai tua yang berorientasi modern, maka hehadiran Golkar Akademi sangat urgen. “Golkar itu partai tua yang berorientasi modern, maka butuh golkar institut. Wadah ini bisa melahirkan kader dengan rapor yang namanya PD2LT; prestasi, disiplin, loyalitas dan tak tercela. Target kita adalah merebut prestasi yang telah dicapai Golkar selama ini,” terang mantan Bupati Alor dua periode ini.

Sementara itu, Yohanes De Rosari, anggota DPRD NTT dari Lembata, berkata, Golkar Akademi begitu penting agar setiap kader memiliki referensi yang cukup ketika masuk di legislatif atau eksekutif.

“Golkar Akademi jadi tempat belajar. Karena jadi anggota DPRD itu harus
memahami berbagai regulasi, mendalami produk hukum, juga pengawasan kebijakan. Jadi Golkar Akademi ini tepat mempersiapkan dan melahirkan kader golkar berkapasitas, berintegritas dan kapabel,” kata mantan DPRD Lembata tiga periode ini.

Dia juga mengusulkan pentingnya pendidikan politik kepada masyarakat untuk (setidaknya) memahami regulasi tentang pemilu dan pilkada.

Wakil Bupati Manggarai Barat, dr Edy Weng, mengatakan, sebagai mantan birokrat yang kini terlibat politik praktis, bahwa politik itu mengasikan. “Dari birokrat, mantan kadis kesehatan, masuk politik. Walau baru 7 bulan, tapi bagi saya politik itu mengasikan. Dari asing kemudian belajar maka politik itu jadi menggembirakan. Dan dunia politik tidak terlepas dari dunia birokrasi tapi dengan cara lebih luwes. Saya dapat hal-hal baru yang tidak dapat selama di birokrasi. Karena itu, kehasoran Golkar Akademi ini sangat penting,” kata Wabup Mabar.

Wakil Ketua Golkar NTT, Frans Sarong juga berharap, Golkar Akademi melahirkan kader yang piawai, militan dan berkualitas. Karena ini tempat untuk cas kecerdasan intelektual. “Golkar punya SDM yang hebat; ada Pa Ans dan Gab Manek yang hebat di bidang birokrasi, ada Pa Hugo Kalembu yang berpengalaman, dll. Karena itu, kita butuh narasumber yang menjamin lahirnya kader-kader yang berkualitas agar bisa melihat siapa di balik semak hanya dengan melihat goyangan semak,” kata mantan wartawan Kompas ini.

Maryanti Adoe, mantan Ketua KPUD NTT, yang juga hadir dalam dialog yang dipandu Ferdy Boynau itu, meminta agar perlunya Golkar memberi ruang bagi perempuan dalam berkompetisi. “Berikan pendidikan dan pelatihan bagi bacaleg juga para bakal calon kepala daerah, juga siapkan ruang bagi perempuan. Tapi jangan juga lupa memberikan pendidikan politik kepada masyarakat,” saran Tanti Adoe.

Dalam clossing stament-nya, Dr Acry Deo Datus mengingatkan bahwa
politik itu di dunia sama saja. ” Harus berlari kencang menangkap aspirasi rakyat. Pendidikan hanya alat bantu. Butuh kejelian anda mencari tahu dengan leadeship (kepemimpinan) yang mumpuni. Kader Golkar harus lari cepat agar senantiasa ada di depan. Apapun aspirasinya, golkar tangkap dan perjuangkan,” kata doktor politik perdana Undana ini.

“Di Golkar Akademi, kita saling belajar. Berkeringat bersama untuk temukan mutiara di partai golkar. Terima kasih atas semua catatan dan masukan untuk Golkar Akademi. Kita akan rapikan untuk mulai eksen,” kata Melki Laka Lena. (jdz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *